Terorisme Sebagai Konstruksi Politik
Titik Balik Benturan Antar Peradaban
DOI:
https://doi.org/10.29313/tamadduna.v1i1.3906Kata Kunci:
terorisme, ideologi , konflik, resolusiAbstrak
Serangan 9 September 2001 yang menimpa Word Trade Centre di New York serta Gedung Pentagon di Washington DC, Amerika Serikat dianggap sebagai serangan teror paling dahsyat awal abad ke 21 M. Ribuan nyawa hilang akibat serangan tersebut, sehingga menyadarkan masyarakat dunia bahwa terorisme merupakan ancaman paling berbahaya abad ini. Seolah masyarakat internasional tidak percaya bahwa negara adidaya seperti Amerika Serikat bisa menjadi korban yang ditarget para teroris. Seketika, Presiden George W.Bush menyatakan perang terhadap terorisme karena dianggap sebagai ancaman paling mendesak bagi keamanan nasional negeri Paman Sam ini. Ia berkampanye secara global melalui jalur diplomasi untuk memerangi terorisme. Akhirnya, sejak itu terorisme menjadi persoalan dan isu besar dan masih diperdebatkan, sehingga menimbulkan pertanyaan, bagaimana terorisme didefinisikan sebagai tindak kejahatan? Paper ini bertujuan untuk menjelaskan definisi terorisme yang sejauh ini kerap memiliki bias politik dan ideologis yang tentu merugikan komunitas tertentu, khususnya komunitas muslim. Dengan pemaknaan yang sporadis dan tendensius, terorisme dianggap berkorelasi dengan aspek teologi bahwa tindakan teror (baca:terorisme) adalah bagian dari ajaran Islam dilihat dari perspektif jihad. Dengan menelaah sumber-sumber akademik terkait melalui studi pustaka, paperr ini menemukan bahwa definisi terorisme tidak tunggal, bahkan yang terjadi adalah bias. Oleh karena tidak ada titik temu, maka perspektif Jurgen Habermas tentang komunikasi dan dialog menjadi penting sebagai jembatan untuk menyatukan antar agama dan peradaban. Sementara itu untuk memahami terorisme bagi Jaques Derrida perlu dekonstruksi-bahasa terhadap berbagai pemahaman sebelumnya.
Referensi
Pernille Rieker and Henrik Thune, Dialogue and Conflict Resolution. Potential and Limits.., ISBN: 9781472438836,/ Published by Ashgate Publishing Limited , 2015.
A.H.,Hendropriyono, Terorisme : Fundamentalis Kristen, Yahudi,Islam, Kompas, 2009.
Gionavva Borradori, - Philosophy In A Time of Terror - Filsafat Dalam Masa Teror-, Penerjemah, Alfons Taryadi, Kompas, 2005.
De Valve, Michael J. Terrorism, Salem Press, 2023
Lasse Thomassen, De/Reconstructing Terrorism Johns Hopkins University Press, Volume, 7 Issue 4, 2005
Pernille Rieker and Henrik Thune, Dialogue and Conflict Resolution. Potential and Limits.., ISBN: 9781472438836, Published by Ashgate Publishing Limited Ashgate Publishing 2015.
Guy Olivier Faure. Guy Olivier Faure, Terrorism, Negotiation at The Edge of The Abbys,
Human Rights, Terrorism and Counter-terrorism, Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights
Leon T. Hardar, The "Green Peril": Creating the Islamic Fundamentalist Threat, Cato Institute Analys No.177, August 27, 1992.
Marguerite La Caze, Terrorism and trauma: Negotiating Derridean ‘autoimmunity’/Sage Journals, Volume, 37, Issued 5, June, 2011.
Michael Stohl, Richaed Burchil dan Scott Englund, Constructions of Terrorism: An Interdisciplinary Approach to Research and Policy, hal.11-20, University of California Press, 2017.
Philosophy in a time of Terror : Dialogues With Jurgen Habermas and Jaqques Derrida, Chicago Press, 2003
The Routledge Handbook of Terrorism Research, Edited Alex Schmid : 2011.
Jurnal Imu Al Quran dan Tafsir, Volume 3 Nomor 1 Juni 2020
https://www.pewresearch.org/politics/2009/09/09/muslims-widely-seen-as-facing-discrimination.
De Valve, Michael J.Terrorism, Salem Press, 2023.
https://www.pewresearch.org/politics/2009/09/09/muslims-widely-seen-as-facing-discrimination/.
Proving Discrimination in the Counter-Terrorism Context in Europe | OHRH (ox.ac.uk).
Opinion | WISHFUL THINKING ABOUT ISLAMIC FUNDAMENTALISM - The Washington Post.