ANALYSIS OF COST EFFECTIVENESS OF ANTIBIOTIC USE IN TYPHOD FEVER PATIENTS AT KARTINI RANGKASBITUNG HOSPITAL IN 2022: ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI RS KARTINI RANGKASBITUNG TAHUN 2022

Yusransyah; Deden Kurniawan; Baha Udin; Nurul Insani

doi:10.29313/jiff.v7i2.3395

Authors

Yusransyah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang
Deden Kurniawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang
Baha Udin Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang
Nurul Insani Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang

DOI:

https://doi.org/10.29313/jiff.v7i2.3395

Keywords:

Typhoid Fever, Antibiotic Therapy, Cost-Effectiveness

Abstract

The high prevalence rate of typhoid fever is one of the health problems in Indonesia. Antibiotic therapy is the only therapy that can be used to treat the main cause of typhoid fever. Antibiotics are a type of drug therapy that requires a lot of budgets to procure. This study aims to find out the most cost-effective type of antibiotic for treating typhoid fever. This research was conducted at Kartini Rangkasbitung Hospital using observational research methods with a cross-sectional approach. The data used uses secondary data conducted retrospectively. This research uses medical record data and cost data. This study was divided into three groups, namely ciprofloxacin tablets, intravenous ceftriaxone, levofloxacin tablets and intravenous levofloxacin. Based on the calculation results, the ACER value of ceftriaxone is IDR 2,955,250, the ACER value of IV levofloxacin is IDR 2,727,306, and the ACER value of levofloxacin tablets is IDR 3,047,337. The ICER value from the comparison between levofloxacin tablets and ceftriaxone is IDR 43,250. The most cost-effective antibiotic is the antibiotic levofloxacin in intravenous form.

Author Biographies

Yusransyah, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang

Pharmacy Study Program (Pharmacoeconomic)

Deden Kurniawan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang

Pharmacy Study Program

Baha Udin, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang

Pharmacy Study Program

Nurul Insani, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang

Pharmacy Study Program

References

Akram, J., Khan, A. S., Khan, H. A., Gilani, S. A., Akram, S. J., Ahmad, F. J., & Mehboob, R. (2020). Extensively Drug-Resistant (XDR) Typhoid: Evolution, Prevention, and Its Management. BioMed Research International, 2020. https://doi.org/10.1155/2020/6432580

Andrews, J. R., M.D., F., Qamar, N., F.C.P.S., R., Charles, C., & Edward T. Ryan, M. D. (2018). Extensively Drug-Resistant Typhoid — Are Conjugate Vaccines Arriving Just in Time? New England Journal of Medicine, 379(16), 1491–1493. https://doi.org/10.1056/nejmp1805927

Aulia. (2017). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Di Rumah PKU Muhammadiyah Bantul. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Hazimah, K. W., Priastomo, M., & Rusli, R. (2019). Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antibiotik pada Pasien Demam Tifoid di RS SMC Periode 2017. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 2(2), 107–114. https://doi.org/10.25026/jsk.v2i2.126

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 364/MENKES/SK/V/2006 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Sistematika Pedoman Pengendalian Penyakit Demam Tifoid. Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan.

Kementrian Kesehatan RI. (2013). Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Laode, M. I. S. P., Nasruddin, H., Surdam, Z., Nurelly, & Syahril, E. (2021). Karakteristik pasien demam tifoid di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Wal’afiat Hospital Journal, 02(02), 141–148.

Lestari, D. J. T., & Karyus, A. (2020). Penatalaksanaan Demam Tifoid pada Lansia dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga. Jurnal Kedokteran, 9(1), 40–48.

Nadyah. (2014). Hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi insidens penyakit demam tifoid di kelurahan samata kecamatan somba opu kabupaten gowa 2013. Jurnal Kesehatan, VII(1).

Oktafiani, E. (2017). Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Injeksi Seftriakson Dan Sefotaksim Pada Pasien Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUD Ambarawa Tahun 2016. Universitas Setia Budi Surakarta.

Pramitasari, O. P. (2013). Faktor Risiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid Pada Penderita Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Okky. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013, 2(1), 1–10. Retrieved from http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

Setiawan, D., Endarti, D., & Suwantika, A. (2017). Buku Farmakoekonomi Modeling. Purwokerto: UM Purwokerto press.

Tuloli, T. S. (2017). Cost-Effectiveness Analysis Terapi Antibiotik Seftriakson dan Sefotaksim Pada Pasien Tifoid di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto. Jurnal Entropi, 12(1), 97–103. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/277411-cost-effectiveness-analysis-terapi-antib-6014239e.pdf

World Health Organization. (2016). Focus of Tifoid Fever, Weekly.

World Health Organization. (2019). Table of Contents Essential Medicine List Application for Special Indication : Typhoid and Paratyphoid Fever.

Yunita, W. C., Pramestutie, H. R., Illahi, R. K., & Achmad, A. (2018). Analisis Cost-Minimization Penggunaan Sefotaksim, Seftriakson dan Levofloksasin pada Pasien Demam Tifoid dengan Status Pembayaran Umum dan Jaminan Kesehatan Nasional : Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Daerah Kanjuruhan Kepanjen. Pharmaceutical Journal of Indonesia, 4(1), 11–15.

Yusransyah, Y., Rahmawati, Y., Udin, B., & Kurnia, N. M. (2023). Cost-Effectiveness Analysis of Ceftriaxone and Cefixime in Typhoid Fever Patients Hospitalized At Berkah Pandeglang Regional Hospital for the Period 2020-2021. Jurnal Farmasi Sains Dan Praktis, 9(2), 178–184. https://doi.org/10.31603/pharmacy.v9i2.8648