Analisis Putusan Hakim tentang Keabsahan Akta Pengikat Hibah terhadap Penghibahan Tanah Bangunan
DOI:
https://doi.org/10.29313/jrhki.v4i2.5234Keywords:
Akta Pengikat Hibah, Hibah Tanah, Hibah BangunanAbstract
Abstrak. Akta perikatan hibah merupakan pendukung/perantara sebelum dibuatkannya akta hibah oleh PPAT. Namun dalam prakteknya di lapangan akta pengikat hibah hadir sebagai akta pengesahan hibah. Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis normatif dengan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau library research dan menggunakan sumber data yang mengutamakan data sukender dengan mengoleh sumber-sumber dari putusan pengadilan, jurnal-jurnal dan buku. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan hibah di Indonesia dinyatakan sah harus berdasarkan kepada akta hibah untuk dijadikan syarat dibuatnya sertifkat peralihan hak di Kantor Pertanahan, sedangkan apabila pelaksanaan hibah didasari oleh akta pengikat hibah tidak dibenarkan. Konsep pertimbangan Hakim banding dalam terhadap putusan perkara didasarkan pada peraturan Pasal 1676 KUHPerdata dan Pasal 1677 KUHPerdata jo Pasal 210 Kompilasi Hukum Islam dan tinjauan hukum positif terhadap putusan perkara rekonvensi berdasar pada Pasal 1682-1683 KUHPerdata, dan PP Pasal 37 ayat 1 Nomor 24 Tahun 1997.
Abstract. The ratification of grants on land and buildings is based on the grant deed, but if the grant is based on a grant binding deed, it is not legally valid. However, in practice, in the field, the grant binding deed is present as a deed of grant ratification. The purpose of this study is to find out the provisions of the grant law and its implementation, to know the judge's considerations in deciding the case and how to review the positive law on the judge's consideration in granting the reconvention decision. This research is a normative juridical legal research with data collection techniques in this study is library research and uses data sources that prioritize consumer data by obtaining sources from court decisions, journals and books. The results of this study show that the implementation of grants in Indonesia declared valid must be based on the grant deed to be used as a condition for making a certificate of transfer of rights at the Land Office, while if the implementation of the grant is based on a deed of binding the grant is not justified. The concept of the appellate judge's consideration of the decision of the case is based on the provisions of Article 1676 of the Civil Code and Article 1677 of the Civil Code in conjunction with Article 210 of the Compilation of Islamic Law and the grantor is in accordance with the provisions of Article 1685 of the Civil Code and the deed of binding the grant based on Article 1320 of the Civil Code, and a positive legal review of the decision of the reconvention case based on Articles 1682-1683 of the Civil Code, and PP Article 37 paragraph 1 Number 24 of 1997.
References
Anshori, A. G. (2018). Filsafat hukum hibah dan wasiat di Indonesia. UGM PRESS.
Fawzi, R. (2017). Filsafat Kebebasan Hakim Dalam Berijtihad. Bandung: Pustaka Aura Semesta.
Firdaus, M. W., & Nurhasanah, N. (2021). Analisis Hukum Islam dan UU Wakaf No. 41 Tahun 2004 terhadap Pengalihan Aset Wakaf di PC Persis Pangalengan. Jurnal Riset Hukum Keluarga Islam, 1(1), 11–15. https://doi.org/10.29313/jrhki.v1i1.83
Hasanah, U. (2013). Wakaf dan Pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor. Al-Aqwaf Jurnal Wakaf Dan Ekonomi Islam, 6, 21.
Hermawan, R., & Sulistiani, S. L. (2023). Pencatatan Tanah Wakaf di Pimpinan Cabang Persis Menurut UU 41 Tahun 2004. Jurnal Riset Hukum Keluarga Islam, 97–102. https://doi.org/10.29313/jrhki.v3i2.2864
Mohammad Wahyu Maulana, Siska Lis Sulistiani, & Encep Abdul Rojak. (2023). Tinjauan Hukum Islam Dan Uu No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Terhadap Pencatatan Tanah Wakaf Produktif Di Ponpes Hikmatus Sunnah Kota Palu Timur. Jurnal Riset Hukum Keluarga Islam. https://doi.org/10.29313/jrhki.vi.1917
Mufti, M. A. K., & Nurhasanah, N. (2023). Analisis Problematika dan Dampak Hukum Sertifikasi Tanah Wakaf Berdasarkan Peraturan Pemerintah. Jurnal Riset Hukum Keluarga Islam, 57–64. https://doi.org/10.29313/jrhki.v3i2.2687
Muhammad Aji Saka Haelani, & Sulistiani, S. L. (2024). Keabsahan Akta Ikrar Wakaf Ganda Perspektif UU Wakaf Dan Hukum Islam. Jurnal Riset Hukum Keluarga Islam, 53–58. https://doi.org/10.29313/jrhki.v4i1.3871
Mutiara Siti Safira, M. Abdurrahman, & Siska Lis Sulistiani. (2024). Analisis Sertifikasi Wakaf Masjid Nurul Iman Kelurahan Cipageran Menurut Undang - Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Maqasid Asy-Syari’ah. Bandung Conference Series: Islamic Family Law, 4(1). https://doi.org/10.29313/bcsifl.v4i1.9715
Nursandi, N., Budiartha, I. N. P., & Astiti, N. G. K. S. (2022). Akibat Hukum Perjanjian Pemberian Hibah Tanah Kepada Anak Angkat Yang Dibuat Dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Menurut Kuh Perdata. Jurnal Analogi Hukum, 4(3), 271–276.
Populer, B. I. (2017). Kitab Undang-Undang KUHPer-KUHP-KUHAP Beserta Penjelasannya. Jakarta: Palmerah.
Prasetyo. (2023). Akta Perikatan Hibah dan Akta Kuasa Hibah dalam Sistem Hukum Pertanahan di Indonesia. 1–197.
Rijali, A. (2018). Analisis data kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 81–95.
Romli, M. (2021). Konsep Syarat Sah Akad Dalam Hukum Islam Dan Syarat Sah Perjanjian Dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Jurnal Tahkim, 17(2), 173–188.
Rosidah, A. R., & Irwansyah, S. (2023). Analisis Undang-Undang Tentang Wakaf Terkait Penyelesaian Sengketa Tanah Wakaf Sawah. Jurnal Riset Hukum Keluarga Islam, 111–116. https://doi.org/10.29313/jrhki.v3i2.2917
Salsabila, N., & Abdurrahman, M. (2021). Analisis Yuridis Putusan No.316/Pdt.G/2016/Pa.Krw tentang Aset Wakaf yang Diperjual Belikan menurut Hukum Islam dan UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Jurnal Riset Hukum Keluarga Islam, 1(2), 75–82. https://doi.org/10.29313/jrhki.v1i2.433
Suwahyuwono, S. (2018). Kepemilikan Hak Atas Tanah Melalui Hibah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Uupa. Lex Privatum, 6(3).