https://aboutmusicschools.com https://slotmgc.com https://300thcombatengineersinwwii.com https://mobilephonesource.co.uk https://discord-servers.io https://esmark.net https://slotmgc.com https://nikeshoesinc.us https://ellisislandimmigrants.org https://holidaysanthology.com https://southaventownecenter.net https://jimgodfreydesign.com https://mckinneypaintingpros.com https://enchantedmansion.org https://mckinneypaintingpros.com https://laurabrodieauthor.com https://holidaysanthology.com https://ardictionary.com https://113.30.151.116 https://103.252.118.20 https://206.189.83.174 https://157.230.39.109 https://128.199.85.208 https://172.104.51.149 https://174.138.21.250 https://157.245.50.183 https://152.42.239.189 https://188.166.210.125 https://152.42.178.155 https://192.53.172.202 https://172.104.188.91 https://103.252.118.157 https://63.250.61.107 https://165.22.104.74

Praktek Larangan Perkawinan Sesuku di Nagari Aia Bangih ditinjau dari UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Authors

  • Selfi Oktafiani Fakultas Syariah, Universitas Islam Bandung
  • Fahmi Fatwa Rosyadi Satria Hamdani Prodi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah, Universitas Islam Bandung

DOI:

https://doi.org/10.29313/jrhki.v4i1.3763

Keywords:

Minangkabau, Perkawinanan Sesuku, UU Perkawinan

Abstract

Abstrak. Minangkabau melarang pernikahan antar etnis atau sesama suku. Pernikahan sesuku yang ada di Minangkabau tidak dilarang atau dipermasalahkan di dalam agama Islam. Namun, didalam adat di Minangkabau hal tersebut menjadi masalah. Perkawinan sesuku dilarang karena menurut masyarakat Minangkabau sesuku itu berarti sedarah menurut keturunan ibu atau matrilineal. Karena itu pada saat ini banyak masyarakat yang melanggar aturan atau tidak memperdulikan norma adat tentang larangan perkawinan sesuku. Di nagari Aia Bangih menjunjung sebuah falsafat “Adat basandi syara’ basandi kitabullah”. Maka dari itu larangan perkawinan sesuku yang ada di Nagari Aia Bangih bertolak belakang dengan Undang-Undang Perkawinan dan Hukum Islam. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pelaksanaan belum sesuai dengan Hukum Islam dan Undang-Undang  Perkawinan.

Abstract. Minangkabau prohibits inter-ethnic or same-ethnic marriages. Marriage between ethnic groups in Minangkabau is not prohibited or problematic in Islam. However, in Minangkabau customs this is a problem. Marriage between ethnic groups is prohibited because according to the Minangkabau people, same tribe means consanguinity according to maternal or matrilineal descent. Because of this, currently many people violate the rules or do not pay attention to traditional norms regarding the prohibition of intermarriage. In the village, Aia Bangih upholds a philosophy of "Adat basandi syara' basandi kitabullah". Therefore, the prohibition on same-ethnic marriages in Nagari Aia Bangih is contrary to the Marriage Law and Islamic Law. Based on the research results, the implementation is not in accordance with Islamic Law and the Marriage Law.

References

Ai Pebrianti Purwa Delimas, Sulistiani, S. L., & Mujahid, I. (2021). Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan terhadap Perkawinan Adat Beda Agama di Kampung Adat Cirendeu Cimahi. Jurnal Riset Hukum Keluarga Islam, 1(1), 6–10. https://doi.org/10.29313/jrhki.v1i1.82

Aisyah, S., Lis Sulistiani, S., & Irwansyah, S. (2023). Tinjauan Hukum Islam Dan UU No.1/1974 Terhadap Laranan Perkawinan Semarga Adat Batak Desa Tapian Nauli III Sumatera Utara. Bandung Conference Series: Islamic Family Law, 1, 61–67. https://doi.org/10.29313/bcsifl.vi.9375

Danil, M. (2019). Larangan Perkawinan Sesuku dalam Masyarakat Canduang;(Tinjauan Kemaslahatan dalam Hukum Islam). Jurnal AL-AHKAM, X(2), 1–29.

Dewi, N., & Nizam, A. (2023). Pernikahan Sesuku Di Minagkabau. 1(2).

Febria, R., Heryanti, R., & Sihotang, A. P. (2022). Kajian Hukum Perkawinan Adat Sesuku Di Masyarakat Minangkabau. Semarang Law Review (SLR), 3(1), 12. https://doi.org/10.26623/slr.v3i1.4774

Mardius, M., & Maulida, K. (2022). Perkawinan Sesuku Di Nagari Sikacua Tengah Kabupaten Padang Pariaman Dalam Perspektif Hukum Adat Minangkabau Dan Hukum Positif Indonesia Ethnic Marriage in Nagari Sikacua Tengah, Padang Pariaman Regency in the Perspective of Minangkabau Customary Law and . Jurnal De Jure, 14(2), 39–49.

Miftahur Rahmi, Eva Fauziah, & Fahmi Fatwa Rosyadi. (2022). Larangan Perkawinan Sesuku di Nagari Bungo Tanjuang Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat Ditinjau dari UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Bandung Conference Series: Islamic Family Law, 2(1), 1–5. https://doi.org/10.29313/bcsifl.v2i1.628

Munawar, A. (2015). Sahnya Perkawinan Menurut Hukum Positif Yang Berlaku Di Indonesia. Al-Adl : Jurnal Hukum, 7(13), 21–31. https://doi.org/10.31602/al-adl.v7i13.208

Perkawinan, L., Di, S., Kenegerian, T., Tinggi, K., Baso, K., Agam, K., Barat, S., Studi, P., Sejarah, P., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., & Riau, U. (2013). Yulisa nurrahmi 0905120815.

Rahmansyah, C., Asikin, I., Al Ghazal, S., Pendidikan, P., & Islam, A. (2023). Metode Pendidikan Akhlak Dalam Buku “Akhlaqul Kariimah berdasarkan Mudaawamatu Dzikrillah” Karya Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul’arifin (Abah Anom). https://journal.sbpublisher.com/index.php/imsak

Downloads

Published

2024-07-10