TRADISI TAHLILAN UPAYA MENYAMBUNG TALI SILATURAHMI
DOI:
https://doi.org/10.29313/hikmah.v4i1.3340Abstract
Seen from various views that tahlilan is a tradition that has been carried out by some people for generations to commemorate the time of someone's death. Many think that tahlilan does not need to be done because it can add to the burden on the family left behind, but on the other hand tahlilan can also be a medium to connect and entertain the family left behind. Therefore, the authors are interested in studying about it. The method used is a qualitative descriptive approach which aims to collect detailed actual information that describe the existing symptoms. The results of this study have illustrated that tahlilan has become a tradition and should continue to be preserved as a culture that has Islamic values in order to carry out social worship while increasing dhikr to Allah SWT.
Dilihat dari berbagai pandangan bahwa tahlilan merupakan tradisi yang sudah dijalani oleh sebagian masyarakat secara turun-temurun untuk memperingati waktu kematian seseorang. Banyak yang beranggapan bahwa tahlilan tidak perlu dilakukan karena dapat menambah beban keluarga yang ditinggalkan, namun di sisi lain tahlilan bisa juga sebagai media untuk menyambung tali silaturahmi dan menghibur keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, penulis cukup tertarik untuk menganalisis hal tersebut. Metode yang digunakan ialah pendekatan deskriftif kualitatif yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang menggambarkan gejala yang ada. Hasil penelitian ini telah menggambarkan bahwa tahlilan sudah mentradisi dan hendaknya terus dilestarikan sebagai salah satu budaya yang bernilai Islami dalam rangka melaksanakan ibadah sosial sekaligus meningkatkan dzikir kepada Allah SWT.
References
Anies, Muhmmad (2009). Tradisi Santri dan Kyai, Yogyakarta: Pustaka Pesantren.
Aripudin, A. (2013). Sosiologi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Bagaskara, B. (2022, September 30). Aturan Lengkap Berbusana Islami di Kampus Unisba. Retrieved from detikJabar: https://www.detik.com/jabar/berita/d-6321750/aturan-lengkap-berbusana-islami-di-kampus-unisba
Damayanti, I. (2020, March 13). Berpakaian tapi Telanjang, Apa Maksudnya? Retrieved from Republika: https://www.republika.co.id/berita/q74yyt430/berpakaian-tapi-telanjang-apa-maksudnya
Fitrah, M., & Luthfiyah. (2017). Metodologi Penelitian. Sukabumi: CV Jejak.
Hariansyah. (2018). Millenials Bukan Generasi Micin. Bandung: Guepedia Publisher.
Kim. (2005). Consumer Profiles Of Apparel Product Involvement and Values. Journal Of Fashion.
Mahmud, Y., Paat, C. J., & Lesawen, L. (2020). Jilbab sebagai Gaya Hidup Wanita Modern di Kalangan Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Holistik, 13(3), 1-14. Retrieved January 13, 2023, from https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/29404
Malia, J. (2020). Pengaruh Media Sosial terhadap Estetika Berpakaian Islami Remaja Putri (Studi Di Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara. Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.
Muthahhari, M. (2013). Teologi dan Falsafah Hijab: Teologi Sosial Hijab Perempuan dalam Konsep Agama Islam. Yogyakarta: Rausyanfikr Institute.
Partic, L. (2014). Jilbab Bukan Jilboob: 101 Cara Berhijab Sempurna. Jakarta: Penerbit Kalil.
Qothrunnada, K. (2022, August 16). Pengertian Estetika: Teori, Fungsi, dan Unsur di Dalamnya. Retrieved from detikJabar: https://www.detik.com/jabar/berita/d-6237367/pengertian-estetika-teori-fungsi-dan-unsur-di-dalamnya
Zamhari, A., & Triasari. (2021). Hijab Fashion sebagai Strategi Dakwah pada Hijabers Community Jakarta. Jurnal MD: Jurnal Manajemen Dakwah, 7(1), 1-27. Retrieved January 13, 2023, from https://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/JMD/article/view/71-01