https://aboutmusicschools.com https://slotmgc.com https://300thcombatengineersinwwii.com https://mobilephonesource.co.uk https://discord-servers.io https://esmark.net https://slotmgc.com https://nikeshoesinc.us https://ellisislandimmigrants.org https://holidaysanthology.com https://southaventownecenter.net https://jimgodfreydesign.com https://mckinneypaintingpros.com https://enchantedmansion.org https://mckinneypaintingpros.com https://laurabrodieauthor.com https://holidaysanthology.com https://ardictionary.com https://113.30.151.116 https://103.252.118.20 https://206.189.83.174 https://157.230.39.109 https://128.199.85.208 https://172.104.51.149 https://174.138.21.250 https://157.245.50.183 https://152.42.239.189 https://188.166.210.125 https://152.42.178.155 https://192.53.172.202 https://172.104.188.91 https://103.252.118.157 https://63.250.61.107 https://165.22.104.74

MILITANSI DAKWAH MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA (NU) DI MASA PANDEMI COVID-19

Authors

  • Bambang Saiful Ma'arif Universitas Islam Bandung

DOI:

https://doi.org/10.29313/hikmah.vi.2542

Keywords:

Militansi Dakwah, Dakwah Muhammadiyah dan NU, Dakwah Billisan dan Bil-Hal

Abstract

 

This paper aims to see progressive values of Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama (NU) are implemented in da'wah. Al- Islam is understood contextually and substantively, while progressive is interpreted constructively. This study begins with an explanation of militancy meaning and implementation in da'wah by two Islamic organizations in Covid-19 era. This article discusses: 1) The meaning of militancy and the Islamic perspective on it, 2) Da'wah: its meaning and practice, and 3) The militancy of Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama da'wah during Covid-19. This article is an outcome of the 2021 research. The research finds that militancy is a progression to seek various opportunities, techniques and approaches in implementing Islam. In Covid-19 Pandemic era, da'wah militancy sparked in two Islamic organizations to seek breakthrough da’wah implementation in isolation. Da'wah conveys doctrine, displays Muslims action in doing good deeds. Syiar is maintained and expanded according to the structure and culture of Muahammadiyah and NU. Although militant ideology is often born fundamentalism and radicalism, but in COVID-19 pandemic era, these two organizations have not lost their da'wah innovation in spreading Islam intensely and increasing in frequency even though the quality feels stagnant. Da'wah billisan and bilhal Muhammadiyah and NU can still be felt by the congregation who split their jam'iyyah.

 

Tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana nilai-nilai progresif Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) diimplementasikan dalam dakwah, sehingga membentuk dakwah yang progresif sebagai inti dari militan. Al-Islam dipahami secara kontekstual dan substantif, sedang progresif dimaknai secara konstruktif. Kajian ini diawali dengan paparan makna militansi dan implementasinya pada dakwah oleh kedua organisasi di era Covid-19. Secara rinci artikel ini membahas tentang: 1) Makna militansi dan perspektif Islam terhadapnya,

2) Dakwah: makna dan praksisnya, dan 3) Militansi dakwah Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama saat Covid-19. Artikel ini merupakan luaran penelitian 2021. Penelitian menemukan bahwa militansi adalah progresivitas untuk mencari berbagai peluang, teknik dan pendekatan dalam melaksanakan Islam. Di era pandemi covid-19 militansi dakwah berbinar pada dua organisasi Islam ini dalam mencari terobosan di tengah keterbatasan pelaksanaan dakwah Islam ditengah penyekatan. Dakwah menyampaikan ajaran, menampilkan tindakan Muslim dalam beramal shaleh. Syiar dipertahankan dan dimekarkan sesuai dengan struktur dan kultur Muahammadiyah dan NU. Meski paham militan seringkali menjadi basis bagi lahirnya fundamentalisme dan radikalisme, namun di tengah era pandemic covid-19 kedua organisasi ini tidak kehilangan inovasi dakwah dalam menyebarkan Islam dengan intens dan lebih meningkat frekuensinya meski secara kualitas terasa stagnan. Dakwah billisan dan bilhal Muhammadiyah dan NU tetap dapat dirasakan oleh jemaahnya yang memekarkan jam’iyyahnya.

References

Agastya, M. ABM. (2013). Arab Spring Badai Revolusi Timur Tengah yang Penuh Darah. Yogyakarta: Ircisod.

Al-Rifa’i, Musthafa. (2002). Potret Juru Dakwah.
Jakarta: Al-Kautsar.
Aziz, Moh Ali. Surhartini, Rr. & Halim, A. (2005).
Dakwah Pemberdayaan Masyarakat Paradigma Aksi Metodologi. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Anton M. Moeliono, Penyunting penyelia, [tanpa tahun]). Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Esposito, John L. (2007). Ensiklopedia Islam Modern.
Bandung: Mizan.

Fannanie, Zainuddin, Atiqa Sabardila, dan Dwi Purwanto. 2002. Radikalisme Keagamaan dan Perubahan Sosial. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Fuller, Graham E. (2014). Apa jadinya Dunia Tanpa Islam? Sebuah Narasi Sejarah Alternatif. Bandung: Mizan.

Jansen, G.H. (1983). “Islam Militan.” (Terjemahan: Armahedi Mazhar). Dari: Militant Islam an Informed and Incisive analysis of Islam’s Confrontation with the Western World Today. [1979]), Bandung, Pustaka Salman ITB.

Ma’arif, Bambang Saiful. 2010. Komunikasi Dakwah Paradigma Untuk Aksi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Ma’luf, Louis. (1997). Al-Munjid fi al-Lughah wa l- a’lām. Beirut Libanon: Darul Masyriq.

Romli. Asep Syamsul M. (2013). Jurnalisme Dakwah Pendekatan Praktis. Bandung: Simbiosa Redkatama Media.

Wandelt, Ingo. (2009). Kamus Keamanan Komprehensif Indonesia. Friedrich Ebert Stiftung (FES) Indonesia Office.

Downloads

Published

2023-07-22

How to Cite

Ma’arif, B. S. (2023). MILITANSI DAKWAH MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA (NU) DI MASA PANDEMI COVID-19. HIKMAH : Jurnal Dakwah Dan Sosial, 47–55. https://doi.org/10.29313/hikmah.vi.2542

Issue

Section

Articles