https://aboutmusicschools.com https://slotmgc.com https://300thcombatengineersinwwii.com https://mobilephonesource.co.uk https://discord-servers.io https://esmark.net https://slotmgc.com https://nikeshoesinc.us https://ellisislandimmigrants.org https://holidaysanthology.com https://southaventownecenter.net https://jimgodfreydesign.com https://mckinneypaintingpros.com https://enchantedmansion.org https://mckinneypaintingpros.com https://laurabrodieauthor.com https://holidaysanthology.com https://ardictionary.com https://113.30.151.116 https://103.252.118.20 https://206.189.83.174 https://157.230.39.109 https://128.199.85.208 https://172.104.51.149 https://174.138.21.250 https://157.245.50.183 https://152.42.239.189 https://188.166.210.125 https://152.42.178.155 https://192.53.172.202 https://172.104.188.91 https://103.252.118.157 https://63.250.61.107 https://165.22.104.74

Aplikasi Kaidah Fikih العادة محكمة dalam Bidang Muamalah

Authors

  • Ramdan Fawzi Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung

DOI:

https://doi.org/10.29313/amwaluna.v2i1.6276

Keywords:

Kaidah Fikih, Adat, Muamalah

Abstract

 

Kaidah-kaidah fikih merupakan kaidah hukum yang berisfat menyeluruh yang mencakup semua bagian-bagiannya. Terdapat lima kaidah fikih asasi yang disepakati, salah satunya yaitu al-‘adat al-muhakkamah (adat itu bisa menjadi dasar dalam menetapkan suatu hukum) yang diambil dari kebiasaan-kebiasaan baik yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat sehingga dapat dijadikan dasar dalam menetapkan suatu hukum sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang di dalam masyarakat. Dengan menguasai kaidah-kaidah fiqh kita akan mengetahui benang merah yang menguasai fikih, karenanya menjadi titik temu dari masalah-masalah fikih, dan lebih arif di dalam menerapkan fikih dalam waktu dan tempat yang berbeda untuk kasus, adat kebiasaan, keadaan yang berlainan. Kaidah fikih asasi kelima adalah tentang adat atau kebiasaan, dalam bahasa Arab terdapat dua istilah yang berkenaan dengan kebiasaan yaitu al-‘adat dan al-‘urf. Adat adalah suatu perbuatan atau perkataan yang terus menerus dilakukan oleh manusia lantaran dapat diterima akal dan secara kontinyu manusia mau mengulanginya. Sedangkan ‘Urf ialah sesuatu perbuatan atau perkataan dimana jiwa merasakan suatu ketenangan dalam mengerjakannya karena sudah sejalan dengan logika dan dapat diterima oleh watak kemanusiaannya dalam berbabagi kebiasaan termasuk dalam bermuamalah. Kendati, demikian adat –istiadat atau kebiasaan yang dapat dilegitimasi oleh syariat adalah adat-istiada yang shahih, bukan yang fasid.

References

Al-Syathibi, al-Muwafaqat fi Usul al-Shari’ah, Tahqiq ‘Abdullah Daraz, Kairo: Dar al-Hadith, 2006.

Fakhrudin Muhammad bin Umar bin al-Huseyn al-Râzŷ, al-Ma’âlim fî ‘Ilm Ushul, Dâr al-Ma’rifah, 1998.

‘Ali Ibn Muhammad al-Jurjani, al-Ta’rifat, Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 2012.

Muhammad Sidqi, al-Wajiz fi Idhah al-Qawa’id, Muassasah al-Risalah, 1983.

Jalal al-Din al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nadza’ir, ed. Muhammad al-Mu’tashim Billah, Dar al-Kitab al-‘Arabi, Beirut, 1998.

Muhammad ‘Ustman Syibir, al-Qawa’id al-Kulliyyah wa al-Dhawabith al-Fiqhiyyah, Dar al-Nafaa’is 2007.

Imam Al-Baihaki, Sunan al-Kubra al-Baihaki, Dar al-Fikr, t. th.

Abdullah bin Sa’id Muhammad, Idhahal-Qawaid al-Fiqhiyyah. Mathabi’ al-Haramayn, Surabaya, 1989.

Taqiyudin al-Hisni, Kifayat al-Akhyar, Al-Hidayah: Surabaya, t.th.

Musthafa Khin & Mushtafa Bugha, Fiqh Manhaji, Dar al-Qalam: Damaskus, 1992.

Downloads

Published

2018-01-31