Analisis Geokimia Manifestasi Air Panas di Desa Bojong Koneng Sukabumi
DOI:
https://doi.org/10.29313/jrtp.v3i2.2798Keywords:
Anomaly Thermal, Geokimia, GeofisikaAbstract
Abstract. This research aims to identify thermal anomalies considered as a geothermal system by examining the chemical characteristics of hot springs in the study area and comparing them with geophysical investigation data. Additionally, data validation will involve comparing chemical analysis data with several geothermal fields. Based on the data processing results, it is concluded that the chemical nature of the hot springs in the study area is characterized by HCO3 major ions, indicating a greater influence of meteoric fluid compared to magmatic fluid. Furthermore, geophysical investigation interpretation, specifically geoelectric, revealed various lithologies, including volcanic breccia, tuff breccia, laharic breccia, and andesite basalt. In this study, the hot water-bearing layer is found in laharic breccia lithology at a depth of 15.3 – 43 meters. Based on these findings, it can be concluded that the study area is not a geothermal system. This conclusion is supported by field data from a geothermal field, where the SiO2 content reaches 660 mg/L, while in the study area, the SiO2 content is less than 36 mg/L. It is suspected that the study area is an outflow zone with a heat source from the active magma of Mount Pangrango.
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi thermal anomaly yang diaggap sebagai suatu sistem panas bumi dengan cara mengetahui karakteristik kimia air panas di daerah penelitian yang akan dibandingkan dengan data hasil penyelidikan geofisika, selain itu untuk validasi data akan dilakukan perbandingan data analisis kimia dengan beberapa lapangan panas bumi. Berdasarkan hasil pengolahan data disimpulkan dari data hasil pengujian ionisasi bahwasanya sifat kimia air panas yang terdapat di daerah penelitian merupakan air panas dengan major ion HCO3 yang mana hal tersebut menandakan bahwa daerah tersebut lebih banyak peran dari fluida meteorik dibandingkan dengan fluida magmatik selain itu juga berdasarkan hasil interpretasi penyelidikan geofisika dalam hal ini adalah geolistrik didapat beberapa litologi yaitu breksi vulkanik, tuffa breksi, breksi laharik dan andesit basalt. Pada penelitian ini lapisan pembawa air panas berada pada litologi breksi laharik yang berada pada kedalaman 15,3 – 43 meter dimana berdasarkan kedua hal tersebut bahwa daerah penelitian bukanlah sebuah sistem panas bumi, hal tersebut diperkuat dengan beberapa data dari lapangan panas bumi pada lapangan panas bumi berupa kandungan SiO2 mencapai 660 mg/L sedangkan pada daerah penelitian kandungan SiO2 hanya kurang dari 36 mg/L, hal tersebut diduga bahwasanya daerah penelitian merupakan zona outflow yang memiliki sumber panas dari magma aktif Gunung Pangrango.
References
Z. He, J. Feng, J. Luo, and Y. Zeng, “Distribution, exploitation, and utilization of intermediate-to-deep geothermal resources in eastern China,” Energy Geoscience, vol. 4, no. 4, p. 100187, Oct. 2023, doi: 10.1016/j.engeos.2023.100187.
Muhammad Dwi Nanda, Yuliadi, and Zaenal, “Kajian Geometri Jalan Tambang berdasarkan Aashto dan Kepmen No 1827/K/30/Mem/2018 pada Penambangan Andesit di PT XYZ, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat,” Jurnal Riset Teknik Pertambangan, vol. 1, no. 2, pp. 107–116, Dec. 2021, doi: 10.29313/jrtp.v1i2.403.
Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia, Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Manuasia (Kepmen ESDM). Indonesia: Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik, 2018.
W. F. Giggenbach, “Geothermal solute equilibria. Derivation of Na-K-Mg-Ca geoindicators,” Geochim Cosmochim Acta, vol. 52, no. 12, pp. 2749–2765, Dec. 1988, doi: 10.1016/0016-7037(88)90143-3.
K. Nicholson, Geothermal Fluids. Berlin: Springer Verlag Inc., 1993.
H. Handayani, “PENERAPAN PERSAMAAN GEOTERMOMETER (SiO2)p DI LAPANGAN PANAS BUMI SULI, AMBON,” BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan, vol. 6, no. 2, pp. 33–36, Dec. 2012, doi: 10.30598/barekengvol6iss2pp33-36.
N. Saptadji, Teknik Panas Bumi. Bandung: Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Ilmu dan Teknologi Mineral, 2001.
D. Suwondo, Karakteristik dan Analisis Geokimia Air Tanah Dangkal Kelurahan Talang Mandi, Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. Pekanbaru: Universitas Islam Riau, 2022.
M. A. Grant and P. F. Bixley, Geothermal Reservoir Engineering Edition 2. Netherland: Elsevier, 2011.
Waode Jelita Ma’ruff Bay and Linda Pulungan, “Pemanfaatan Bahan Galian Mineral Kalsit Berdasarkan Karakteristik Sifat Fisik di Cikembar Sukabumi,” Jurnal Riset Teknik Pertambangan, pp. 40–47, Jul. 2022, doi: 10.29313/jrtp.v2i1.994.
Fungky Suhayadi and Sriyanti, “Kajian Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Karakteristik Batubara Formasi Pulau Balang,” Jurnal Riset Teknik Pertambangan, pp. 1–8, Jul. 2022, doi: 10.29313/jrtp.v2i1.779.
Muhammad Ikram and Yuliadi, “Kajian Geoteknik untuk Penentuan Geometri Lereng Front Penambangan di PT. XYZ,” Jurnal Riset Teknik Pertambangan, pp. 107–116, Dec. 2022, doi: 10.29313/jrtp.v2i2.1246.
Mutiara Nur Fajryanti, Y. Ashari, and E. Moralista, “Perencanaan Sistem Penyaliran dan Pemompaan pada Tambang Terbuka di PT X Desa Tegalega, Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat,” Jurnal Riset Teknik Pertambangan, vol. 1, no. 1, pp. 39–46, 2021, doi: 10.29313/jrtp.v1i1.31.
Sufriadin, F. Mawardi, and Sri Widodo, “Analisis Pengaruh Ukuran Butir Terhadap Desulfurisasi dan Deashing Batubara Menggunakan Larutan NaOH,” Jurnal Riset Teknik Pertambangan, pp. 15–26, Jul. 2023, doi: 10.29313/jrtp.v3i1.1681.