Perencanaan Persediaan Bahan Baku dengan Penerapan Konsep Decoupling Point untuk Mereduksi Lead Time
DOI:
https://doi.org/10.29313/jrti.v1i2.509Keywords:
Decoupling Point, Lead Time, Material Requirements Planning, Perencanaan Kebutuhan MaterialAbstract
Abstract. CV. X is a textile company that produces 20 types of fabrics. In its production activities, CV. X experienced problems. The problem is that there is a delay in sending products to consumers or production targets that are not achieved due to delays in raw materials caused by poor production planning. The impact of these problems is that the company gets a penalty from the consumer for not being able to keep the agreement that has been made. Efforts that can be made to overcome these problems are by implementing a decoupling point and planning material requirements for supplies that are used as decoupling points. The results obtained from data processing and is the determination of the decoupling point in the sewing process. With the determination of the decoupling point, the leadtime value on CV. X was reduced from 6 days to 2 days. After determining the inventory, the next step is to propose production planning by forecasting demand, aggregate planning, then disaggregation to determine the Master Production Schedule (JPI), testing the feasibility of JPI using RCCP, followed by planning material requirements using material requirements planning (MRP) to produce a proposed plan. ordering supplies that are used as decoupling points (grey sewing cloth) for 1 month.
Abstrak. CV. X merupakan salah satu perusahaan tekstil yang menghasilkan 20 jenis kain. Dalam kegiatan produksinya, CV. X mengalami permasalahan. Permasahalan tersebut yaitu adanya keterlambatan pengirimin produk kepada konsumen atau target produksi yang tidak tercapai dikarenakan keterlambatan bahan baku yang disebabkan perencanaan produksi yang kurang baik. Dampak dari permasalahan tersebut adalah perusahaan mendapatkan penalti dari konsumen karena tidak dapat menepati kesepakatan yang telah dibuat. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan decoupling point dan melakukan perencanaan kebutuhan material pada persediaan yang dijadikan decoupling point. Hasil yang didapat dari pengolahan data dan adalah penetapan decoupling point pada proses sewing. Dengan adanya penetapan decoupling point nilai leadtime pada CV. X berkurang yang awalnya 6 hari menjadi 2 hari. Setelah ditetapkan persediaan selanjutnya yaitu mengusulkan perencanaan produksi dengan melakukan peramalan permintaan, perencanaan agregat, lalu disgagregasi untuk menentukan Jadwal Produksi Induk (JPI), menguji kelayakan JPI menggunakan RCCP, dilanjutkan dengan melakukan perencanaan kebutuhan material menggunakan Material Requirement Planning (MRP) untuk menghasilkan usulan rencana pemesanan persediaan yang dijadikan decoupling point (kain grey sewing) selama 1 bulan.