Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPWK <p><a title="JRPWK" href="https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPWK" target="_blank" rel="noopener"><strong>Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota</strong> (JRPWK)</a> adalah jurnal <em>peer review</em> dan dilakukan dengan <em>double blind review</em> yang mempublikasikan hasil riset dan kajian teoritik terhadap isu empirik dalam sub kajian perencanaan wilayah dan kota. <strong><a title="Jurnal Riset PWK" href="https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPWK" target="_blank" rel="noopener"> JRPWK</a> </strong>ini dipublikasikan pertamanya 2021 dengan eISSN <a title="eISSN JRPWK" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210714262021355" target="_blank" rel="noopener">2798-656X</a> yang diterbitkan oleh <a title="UPT Publikasi" href="https://publikasi.unisba.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">UPT Publikasi Ilmiah</a>, <a title="unisba" href="https://www.unisba.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Universitas Islam Bandung</a>. Semua artikel diperiksa plagiasinya dengan perangkat lunak anti plagiarisme. Jurnal ini ter-<em>indeks</em> <a title="Sitasi GS JRPWK" href="https://scholar.google.com/citations?hl=id&amp;authuser=1&amp;user=C7pu6TgAAAAJ" target="_blank" rel="noopener">Google Schoolar</a>, <a title="Id Garuda" href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/25659" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a>, <a title="doi" href="https://search.crossref.org/?q=unisba&amp;from_ui=yes" target="_blank" rel="noopener">Crossref</a>, dan <a title="DOAJ" href="https://doaj.org/search/journals?ref=quick-search&amp;source=%7B%22query%22%3A%7B%22filtered%22%3A%7B%22filter%22%3A%7B%22bool%22%3A%7B%22must%22%3A%5B%7B%22terms%22%3A%7B%22bibjson.publisher.name.exact%22%3A%5B%22Universitas%20Islam%20Bandung%22%5D%7D%7D%5D%7D%7D%2C%22query%22%3A%7B%22query_string%22%3A%7B%22query%22%3A%22universitas%20islam%20bandung%22%2C%22default_operator%22%3A%22AND%22%2C%22default_field%22%3A%22bibjson.publisher.name%22%7D%7D%7D%7D%7D" target="_blank" rel="noopener">DOAJ.</a> Terbit setiap<strong> Juli</strong> dan <strong>Desember.</strong></p> UPT Publikasi Ilmiah Unisba en-US Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota 2808-3113 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kenyamanan Berjalan Kaki di Jalan Otto Iskandardinata Bandung https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPWK/article/view/2646 <p><strong>Abstract.</strong> Walking is an important activity for humans. With the activity of walking, humans can move from one point to another. Although walking is an important activity for humans, currently pedestrian paths do not receive much attention due to their feasibility. This phenomenon can be seen in the existing condition of Jalan Otto Iskandardinata Corridor, where the pedestrian path is used by <br />street vendors and motorbike riders as parking, so that pedestrians' feet are disturbed. This research was conducted to assess pedestrian perceptions about the comfort of walking in the corridor on Jalan Otto Iskandardinata, Bandung City as input for increasing the comfort of pedestrian path users in the corridor. The analysis in this study used a quantitative approach with primary data <br />collection methods through questionnaires and field observations. For the analytical method used multiple linear regression analysis. Based on the results of multiple linear analysis of the 9 variables analyzed the variables that most affect pedestrian comfort are obstacles(X6), Amenities(X8), and Availability of crossing facilities (X3).</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Berjalan kaki merupakan kegiatan yang penting bagi manusia. Dengan adanya kegiatan berjalan kaki manusia dapat berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Meskipun berjalan kaki merupakan kegiatan yang penting bagi manusia saat ini jalur pejalan kaki tidak terlalu diperhatikan kelayakannya. Fenomena tersebut dapat dilihat pada kondisi eksisting Koridor Jalan Otto Iskandardinata <br />yang jalur pedestriannya digunakan oleh PKL dan pengendara motor sebagai parkiran sehingga pejalan kaki terganggu. Penelitian ini dilakukan untuk menilai persepsi pejalan kaki tentang kenyamanan berjalan kaki di koridor jalan Otto Iskandardinata Kota Bandung sebagai masukan untuk meningkatkan kenyamanan pengguna jalur pedestrian di koridor tersebut. Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data primer melalui kuesioner, dan observasi lapangan. Untuk metode analisis digunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis linier berganda dari 9 variabel yang dianalisis variabel yang paling mempengaruhi kenyamanan pejalan kaki adalah hambatan (X6), amenitas (X8), dan ketersediaan fasilitas penyeberangan (X3).</p> Muhammad Fakhriza Ira Safitri Darwin Copyright (c) 2023 Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota 2023-12-22 2023-12-22 91 96 10.29313/jrpwk.v3i2.2646 Kajian Penerapan Konsep Compact City di Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPWK/article/view/2730 <p><strong>Abstract.</strong> Cilandak is one of the districts that connects several cities with the Special Capital Region of Jakarta. This makes Cilandak District have a development that refers to TOD. Cilandak District has 4 main points of the TOD area at MRT stations in Cilandak District. However, this led to an increase in population mobility and infrastructure development. With developments that occur continuously, it is undeniable that the urban sprawl phenomenon will occur. This will cause new problems such as traffic jams, land conversion, and the creation of high-density settlements. Therefore, planning is needed that can overcome the problems of the urban sprawl phenomenon, one of which is the application of the compact city concept. The concept of a compact city is an alternative solution to the problems that exist in Cilandak District, therefore the purpose of writing this research is to find out and determine a point or location in Cilandak District that is suitable or appropriate for implementing the compact city concept as a solution to spatial problems in Cilandak District. The approach method in this study uses a mixed method. Mix Methods was chosen because basically this research combines elements of qualitative and quantitative approaches. Which is then weighted to determine which area or kelurahan is suitable for implementing the compact city concept. The resulting conclusions are based on variables that meet the criteria for implementing Compact City. The results of this study can be used as a recommendation as an effort to control the spatial use of DKI Jakarta, especially the Cilandak District and also as a policy direction for determining the location of the application of the compact city concept.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Kecamatan Cilandak merupakan salah satu kecamatan yang menghubungkan beberapa kota dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Hal ini menjadikan Kecamatan Cilandak memiliki pembangunan yang merujuk pada TOD. Kecamatan Cilandak memiliki 4 titik induk kawasan TOD pada stasiun MRT yang ada di Kecamatan Cilandak. Namun, hal ini menyebabkan peningkatan mobilitas penduduk dan pembangunan infrastruktur penunjangnya. Dengan perkembangan yang terjadi secara terus menerus tidak dipungkiri bahwa fenomena urban sprawl akan terjadi. Ini akan menimbulkan masalah-masalah baru seperti kemacetan, pengalihan fungsi lahan, hingga terciptanya permukiman dengan kepadatan yang tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan yang dapat mengatasi permasalahan dari fenomena urban sprawl salah satunya adalah dengan penerapan konsep compact city. Konsep kota kompak (dense/compact city) menjadi solusi alternatif dari permasalahan yang ada di Kecamatan Cilandak, maka dari itu tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menentukan titik atau lokasi di Kecamatan Cilandak yang sesuai atau tepat untuk dilakukan penerapan konsep compact city sebagai salah satu solusi permasalahan tata ruang di Kecamatan Cilandak. Metode pendekatan pada penelitian ini menggunakan mixed method. Mix Methods ini dipilih karena pada dasarnya penelitian ini menggabungkan unsur-unsur pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Yang kemudian di lakukan pembobotan untuk menentukan kawasan atau kelurahan mana yang cocok untuk diterapkan konsep compact city. Kesimpulan yang dihasilkan didasarkan pada variabel yang memenuhi kriteria diterapkannya Compact City. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi rekomendasi sebagai salah satu upaya pengendalian pemanfaatan ruang DKI Jakarta khususnya Kecamatan Cilandak dan juga sebagai arah kebijakan untuk penentuan lokasi penerapan konsep compact city.</p> Halimah Nurhasanah Sri Hidayati Djoeffan Copyright (c) 2023 Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota 2023-12-23 2023-12-23 97 106 10.29313/jrpwk.v3i2.2730 Dampak Industri Pariwisata terhadap Perekonomian Masyarakat di Kampung Seni dan Budaya Jelekong https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPWK/article/view/2742 <p><strong>Abstract.</strong> Jelekong Arts and Culture Villae is one of the tourist village located in Bandung Regency. The Jelekong Village Government is trying to develop the Jelekong Arts and Culture Village which has become an icon in Sundanese culture in Bandung Regency. The development of the village is expected to attract tourists to visit and improve the community’s economy. This study aims to determine the impact of tourism industry activities on the community’s economy and to determine the role of the government and society in an effort to support the existence of the Jelekong Arts and Culture Village. The analysis technique used in this research is multiplier effect analysis and descriptive analysis. The results of the study show that the impact on business actors, workers and the community is able to have a good economic impact on the people around the village. Business actors, workforce, and the community expect that there will be promotions or branding carried out in order to increase. The results of this study also show that the Jelekong Arts and Culture Village has an economic impact (multiplier effect) on the economy of the sorrounding commnity who have business units or become workers in tourist sites, even though the impact felt is quite small.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Kampung Seni dan Budaya Jelekong adalah salah satu kampung wisata yang terletak di Kabupaten Bandung. Pemerintah Kelurahan Jelekong berupaya untuk melakukan pengembangan Kampung Seni dan Budaya Jelekong yang menjadi salah satu ikon dalam budaya sunda di Kabupaten Bandung. Pengembangan kampung tersebut diharapkan dapat menarik wisatawan datang berkunjung dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari kegiatan industri pariwisata terhadap perekonomian masyarakat serta mengetahui peran dari pemerintah dan masyarakat dalam upaya mendukung keberadaan Kampung Seni dan Budaya Jelekong. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis <em>multiplier effect</em> dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada dampak ekonomi yang baik bagi masyarakat sekitar kampung. Pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyaraat mengharapkan ada promosi atau branding yang dilakukan agar dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, karena semakin banyak wisatawan yang berkunjung maka pemasukan akan semakin bertambah. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa Kampung Seni dan Budaya Jelekong memberikan dampak ekonomi (<em>multiplier effect</em>) bagi perekonomian masyarakat sekitar yang memiliki unit usaha ataupun menjadi tenaga kerja di dalam lokasi wisata, walaupun dampak yang dirasakan terbilang cukup kecil.</p> Anissa Fitri Chaerunissa Asep Hariyanto Copyright (c) 2023 Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota 2023-12-24 2023-12-24 107 114 10.29313/jrpwk.v3i2.2742 Arahan Penataan Promenade Setu Babakan https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPWK/article/view/2750 <p><strong>Abstract.</strong> Arrangement directions need to be carried out in overcoming the lack of direction in structuring the promenade at Setu Babakan. The urgency of this research is based on the existence of an interest in policy urgency, urgency in Islamic values, and urgency of real problems. The existence of this problem makes an impetus in the emergence of a goal, namely the direction of a better promenade arrangement. The theory that is used as a reference for arranging this promenade uses the waterfront theory which has Betawi characteristic ornaments. The approach method taken is qualitative with data collection methods namely primary (field observations and interviews) and secondary (literature study). The analytical method used is comparative analysis, namely making comparisons between the existing conditions and the design principles of the waterfront area which are assessed based on the criteria. Based on the results of the analysis, it results that there is a different assessment between the existing conditions and the criteria applied in the design principles of the waterfront area so the direction for the arrangement of the Setu Babakan promenade is needed to become a recommendation for the direction of the arrangement.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Arahan penataan perlu dilakukan dalam mengatasi kurangnya arahan dalam penataan <em>promenade</em> di Setu Babakan. Urgensi penelitian ini didasari pada adanya kepentingan dalam urgensi kebijakan, urgensi dalam nilai islam, dan urgensi masalah nyata. Adanya permasalahan ini menjadikan suatu dorongan dalam munculnya suatu tujuan yakni adanya arahan penataan <em>promenade</em> yang lebih baik. Teori yang dijadikan sebagai acuan untuk menata promenade ini menggunakan teori waterfront yang terdapat ornamen ciri khas Betawi. Metode pendekatan yang diambil yakni secara kualitatif dengan metode pengumpulan data yakni secara primer (observasi lapangan dan wawancara) dan sekunder (studi literatur). Metode analisis yang digunakan yakni analisis komparasi yaitu melakukan perbandingan antara kondisi eksisting dengan prinsip perancangan kawasan tepi air yang dinilai berdasarkan kriterianya. Berdasarkan hasil analisis menghasilkan bahwa terdapat penilaiannya yang berbeda antara kondisi eksisting dengan kriteria yang diterapkan dalam prinsip perancangan kawasan tepi air, sehingga adanya arahan penataan <em>promenade</em> Setu Babakan diperlukan untuk menjadi rekomendasi arahan penataan.</p> Edwina Fernanda Weishaguna Copyright (c) 2023 Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota 2023-12-24 2023-12-24 115 128 10.29313/jrpwk.v3i2.2750 Identifikasi Potensi Ketersediaan Lahan Ruang Terbuka Hijau Publik di Palmerah Jakarta Barat https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPWK/article/view/2743 <p><strong>Abstract.</strong> <em>The lack of existing green open spaces, especially public green open spaces, in densely populated urban residential areas will have an impact on the quality of the environment and the city's comfort. The urgency of this research is to examine the existing situation, assess the area-based needs, and explore the potential availability of land for public green open spaces in Palmerah District. The theory used as a reference to identify the potential availability of land for public green open spaces is based on the policy of Minister of Agrarian Affairs and Spatial Planning/National Land Agency (ATR/BPN) Regulation Number 14 of 2022 concerning the Provision and Utilization of Green Open Spaces. The research adopts a descriptive qualitative and descriptive quantitative approach with data collection methods including primary data (field observations, documentation) and secondary data (literature review, institutional surveys). The analysis methods used include geospatial analysis for mapping the existing public green open spaces, analysis of the area-based needs for public green open spaces using statistical calculations, and overlaying maps using ArcGIS 10.7. Based on the analysis, it is found that the potentially suitable land for public green open spaces has a total area of 17.5 hectares or approximately 2% of the district's total area. If maximized, the land can increase the existing public green open spaces in Palmerah District to 32.5 hectares or approximately 4% of the district's total area.</em></p> <p><strong>Abstrak.</strong> Kurangnya eksisting ruang terbuka hijau terutama ruang terbuka hijau publik pada kawasan permukiman padat penduduk di perkotaan akan berdampak pada kualitas lingkungan dan kenyamanan kota. Urgensi penelitian ini untuk melihat eksisting, kebutuhan berdasarkan luas wilayah, serta potensi ketersediaan lahan untuk ruang terbuka hijau publik yang berada di Kecamatan Palmerah. Teori yang dijadikan sebagai acuan untuk mengidentifikasi potensi ketersediaan lahan ruang terbuka hijau publik ini berdasarkan kebijakan Peraturan Menteri ATR/KBPN RI Nomor 14 tahun 2022 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau. Metode pendekatan yang dipakai yakni secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif dengan metode pengumpulan data yakni secara primer (observasi lapangan, dokumentasi) dan sekunder (studi literatur, survey instansional). Metode analisis yang digunakan yakni analisis geospasial untuk pemetaan eksisting ruang terbuka hijau publik, analisis kebutuhan ruang terbuka hijau publik dengan perhitungan statistik, dan overlay peta menggunakan arcgis 10.7. Berdasarkan hasil analisis menghasilkan bahwa lahan yang potensial di untuk dijadikan ruang terbuka hijau publik memiliki luas total sebesar 17,5 Ha atau jika dipersentase yaitu sebesar 2% dari luas wilayah kecamatan. Jika dimaksimalkan maka lahan dapat menambah eksisting ruang terbuka hijau publik yang ada di Kecamatan Palmerah menjadi 32,5 Ha atau bertambah menjadi 4% dari luas wilayah kecamatan.</p> Nanda Mahrunnisya Dadan Mukhsin Copyright (c) 2023 Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota 2023-12-24 2023-12-24 129 138 10.29313/jrpwk.v3i2.2743 Identifikasi Tingkat Kenyamanan Ruang Terbuka Publik Pusat Kota Sukabumi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPWK/article/view/2751 <p><strong>Abstract.</strong> The city of Sukabumi is one of the cities in West Java Province as a developing city, the need for public open space is increasing. Public open space is an area that can be used by the community for social and recreational activities, and is one of the determining factors for the quality of life of urban communities. Public open space is an area that can be accessed by the public directly for a short period of time or indirectly for an indefinite period of time. Considering that public open space belongs to the government and can be accessed directly by the public without any time limit Public Works Service, 2008. The purpose of this research is to provide comprehensive information about the quality and convenience of public open space in Sukabumi City. The majority of visitors to public open spaces in Sukabumi City are adults with a percentage of 43 aged 26-50 years, 22 percentages of youth to adolescents aged 16-25 years, 21 percentages of children under 15 years of age, and the lowest percentage is 14 elderly over 50 year.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Kota Sukabumi merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Barat sebagai kota yang berkembang, kebutuhan akan ruang terbuka publik semakin meningkat. Ruang terbuka publik merupakan area yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan sosial dan rekreasi, serta menjadi salah satu faktor penentu kualitas hidup masyarakat kota. Ruang terbuka publik adalah area yang dapat diakses publik secara langsung untuk jangka waktu singkat atau tidak langsung untuk waktu yang tidak tentu. Mengingat ruang terbuka publik adalah milik pemerintah dan dapat diakses langsung oleh publik tanpa batasan waktu Dinas Pekerjaan Umum, 2008. Tujuan penelitian ini adalah memberikan informasi yang komprehensif mengenai kualitas dan kenyamanan ruang terbuka publik di Kota Sukabumi. Mayoritas pengunjung ruang terbuka publik Kota Sukabumi adalah dewasa dengan persentase 43 rentang usia 26-50 tahun, presentase 22 remaja hingga remaja rentang usia 16-25 tahun, presentase 21 anak-anak dibawah 15 tahun, dan yang terendah adalah presentase 14 lansia di atas 50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa ruang terbuka publik lebih sering dimanfaatkan oleh mereka yang aktif dalam kegiatan fisik dan sosial. Identifikasi Kriteria dan Elemen Ruang Terbuka Publik Kota Sukabumi dilakukan untuk memahami karakteristik dan kondisi ruang terbuka publik di Kota Sukabumi.</p> Luthfiyyah Nurjaman Ernawati Hendrakusumah Copyright (c) 2023 Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota 2023-12-24 2023-12-24 139 150 10.29313/jrpwk.v3i2.2751 Dampak Luapan Air Drainase terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Jalan Cikutra Barat https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPWK/article/view/2757 <p><strong>Abstract.</strong> The existence of drainage in an area and city is very important because it has many benefits for the running of a city. One of the drainage cases in urban areas that has a water overflow is the drainage on Cikutra Barat Street, Cigadung Village, Cibeunying Kaler District, Bandung City. The overflow of drainage water on&nbsp; Cikutra Barat Street has been going on for a long time and the activities that are quite affected due to the overflow of water in this drainage are socio-economic activities. This study aims to identify the impact, determine the magnitude of the impact, and find solutions to existing impacts using analytical methods, namely by analyzing the magnitude of the impact on several aspects such as economy, health, comfort, accessibility/ transportation, work routines, and community response. To answer the existing objectives, an analysis of the magnitude of the impact is used to determine the greatest impact. By calculating the magnitude of the impact on some of these socio-economic aspects, it is found that the impact on accessibility/transportation, comfort, and public health is more disrupted than other aspects and needs to be prioritized in finding solutions to the solution. Based on the results of the analysis, it can be concluded that the community is not disturbed by the overflow of drainage water because their economic, health and work routines activities are not too affected by the overflow of existing drainage water. Recommendations that can be given are in the form of socialization regarding the impact of water overflow on the community, improvement of drainage conditions, and there have to be follow-up from the government in overcoming the causes of overflowing drainage water and overcoming the existing impacts.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Keberadaan drainase di suatu wilayah dan kota sangat penting karena memiliki banyak manfaat bagi berjalannya suatu kota. Salah satu kasus drainase pada perkotaan yang mengalami luapan air yaitu drainase yang ada di Jalan Cikutra barat, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Luapan air drainase di Jalan Cikutra Barat ini sudah terjadi cukup lama dan aktivitas yang cukup terdampak akibat adanya luapan air pada drainase ini adalah aktivitas sosial ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak, mengetahui besar dampak, dan menemukan solusi untuk dampak yang ada dengan menggunakan metode analisis yaitu dengan analisis besaran dampak pada beberapa aspek seperti ekonomi, kesehatan, kenyamanan, aksesibilitas /transportasi, rutinitas berkerja, dan respon masyarakat. Untuk menjawab tujuan yang ada, digunakan analisis besaran dampak untuk mengetahui dampak terbesarnya. Dengan menghitung besaran dampak pada pada beberapa aspek sosial ekonomi ini didapatkan bahwa dampak pada aksesibilitas/transportasi, kenyamanan, dan kesehatan masyarakat lebih terganggu dari aspek lainnya dan perlu lebih di prioritaskan dalam menemukan solusi penyelesaiannya. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa masyarakat tidak terganggu oleh luapan air drainase dikarenakan kegiatan ekonomi, kesehatan, dan rutinitas bekerja mereka tidak terlalu terpengaruh oleh adanya luapan air drainase yang ada. Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu dapat berupa sosialisasi mengenai dampak luapan air pada masyarakat, pembehanahan kondisi drainase, dan harus ada tindak lanjut dari pemerintah dalam mengatasi penyebab luapan air drainase dan mengatasi dampak yang ada.</p> Ihsan Harish Febrian Hani Burhanudin Copyright (c) 2023 Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota 2023-12-24 2023-12-24 151 158 10.29313/jrpwk.v3i2.2757 Identifikasi Faktor Kurang Berjalannya TPS3R Citepus di Pasawahan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPWK/article/view/2758 <p><strong>Abstract.</strong> The 3R Temporary Disposal Site (TPS) in Citepus, Pasawahan Village is a solution to the problem of waste by the community, but in reality, many problems occur such as the ineffectiveness of the 3R Temporary Disposal Site (TPS). So it is necessary to identify the factors that are not working properly at the 3R Temporary Disposal Site (TPS) in Citepus by identifying variables and supporting aspects to find out the factors that are not working properly at the 3R Temporary Disposal Site. This study used a quantitative descriptive analysis method by looking at the percentage of trends in the data and then comparing the existing conditions of the 3R Temporary Disposal Site. There are many variables obtained to identify factors that are not working at the Citepus 3R Temporary Disposal Site. Based on the identification results, 8 causal variables out of 13 variables are found that are not in accordance with their proper function, such as increasing the volume of waste residue, decreasing the volume of organic waste, no waste utilization, the location of the Temporary Disposal Site entering the flood area, no use of waste processing equipment, lack of waste management human resources, unfulfilled operational maintenance costs and no community involvement in management. The ineffectiveness of waste management at Temporary Disposal Sites is caused by the ineffectiveness of the 3R concept, which should be the core of the management carried out.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> TPS 3R Citepus Kelurahan Pasawahan disebut sebagai solusi dari permasalahan persampahan oleh masyarakat namun, kenyataannya banyak masalah yang terjadi seperti kurang berjalanya TPS 3R sehingga menjadikan tidak berjalannya konsep 3R pada TPS tersebut. Maka dari itu perlunya mengidentifikasi faktor kurang berjalannya TPS 3R Citepus dengan mengetahui variabel dan aspek pendukung untuk mengetahui indikator dalam hal faktor kurang berjalannya TPS 3R. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan melihat persentase kecenderungan data kemudian membandingkan ketentuan eksistingnya yaitu TPS 3R. Terdapat banyak variabel yang didapatkan untuk mengidentifikasi faktor kurang berjalannya TPS 3R Citepus, Berdasarkan hasil identifikasi didapatkan 8 variabel penyebab dari 13 variabel yang tidak sesuai dengan fungsi TPS 3R yang seharusnya, seperti meningkatnya volume residu sampah, menurunya volume sampah organik, tidak adanya pemanfaatan sampah, lokasi TPS masuk kedalam kawasan banjir, tidak adanya penggunaan alat pengolah sampah, kurangnya SDM pengelola sampah, belum terpenuhinya biaya pemeliharaan operasional dan tidak adanya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan. Kurang berjalannya pengelolaan sampah di TPS diakibatkan tidak berjalannya konsep 3R, yang dimana seharusnya konsep tersebut menjadi inti dari pengelolaan yang dijalankan.</p> Kania Sephiya Sunardi Lely Syiddatul Akliyah Copyright (c) 2023 Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota 2023-12-24 2023-12-24 159 166 10.29313/jrpwk.v3i2.2758 Identifikasi Urban Loneliness pada Pengunjung Kiara Artha Park https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPWK/article/view/2763 <p><strong>Abstract.</strong> Currently, mental health has become the world's spotlight. According to the World Health Organization (WHO) 970 million people or 13% of the world's population experience mental health disorders. Public open space as a third place for interaction is expected to reduce feelings of loneliness. Kiara Artha Park is one of the public open spaces that is favored by the people of the city of Bandung. Therefore, the purpose of this study is to identify the level of loneliness in visitors to Kiara Artha Park and to identify the characteristics of urban communities who experience loneliness. The approach method used in this research is mix methods. A quantitative approach method is used to identify the level of Loneliness in visitors to Kiara Artha Park using the UCLA Loneliness Scale analysis method. While the descriptive qualitative approach method is used to describe the results of observations and results of analysis. The results of the analysis show that the Loneliness level of Kiara Artha Park visitors who live in Bandung City is in the moderate category. The level of loneliness felt by these people is influenced by the lifestyle of urban communities which is likely to reduce their interaction with each other. The results of the analysis stated that the level of loneliness based on sex was higher in women and based on age was higher at the age of 13-25 years. Meanwhile, based on marital status, it is higher for those who are married than those who are not. And based on the type of work, it is higher for those who work or are active as students or students. In daily life style, a higher level of loneliness is for someone who lives in an apartment or flat, spends 8 hours working, spends 30 minutes – 1 hour traveling on a trip, and uses public transportation.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Saat ini kesehatan mental sudah menjadi sorotan dunia. Menurut <em>World Health Organization </em>(WHO) 970 juta orang atau 13% dari populasi dunia mengalami gangguan kesehatan mental. Ruang terbuka publik sebagai tempat ketiga untuk berinteraksi diharapkan dapat mengurangi rasa kesepian. Kiara artha park salah satu ruang terbuka publik yang digemari oleh masyarakat kota bandung. Oleh karena itu, adapun tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi mengenai tingkat<em> loneliness </em>pada pengunjung Kiara Artha Park dan mengidentifikasi karakteristik masyarakat perkotaan yang mengalami <em>loneliness</em>. Metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah <em>mix methods. </em>Metode pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengidentifikasi tingkat<em> Loneliness</em> pada pengunjung Kiara Artha Park dengan menggunakan metode analisis UCLA <em>Loneliness Scale</em>. Sedangkan metode pendekatan kualitatif deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil observasi dan hasil analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat <em>Loneliness </em>pada pengunjung Kiara Artha Park yang berdomisili di Kota Bandung tergolong kategori sedang. Tingkat <em>loneliness</em> yang dirasakan oleh masyarakat tersebut dipengaruhi oleh gaya gidup masyarakat urban yang kemungkinan besar mengurangi adanya interaksi satu sama lain. Hasil analisis menyatakan bahwa tingkat <em>Loneliness </em>berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada perempuan dan berdasarkan usia lebih tinggi pada usia 13-25 tahun. Sedangkan berdasarkan status perkawinan, lebih tinggi yang berstatus kawin daripada belum. Dan berdasarkan jenis pekerjaan, lebih tinggi yang bekerja atau beraktivitas sebagai pelajar atau mahasiswa. Pada gaya hidup keseharian, tingkat <em>Loneliness</em> lebih tinggi adalah pada seseorang yang bertempat tinggal di apartemen atau rumah susun, menghabiskan waktu untuk bekerja 8 jam, menghabiskan waktu di perjalanan 30 menit – 1 jam dalam sehari, dan menggunakan transportasi umum.</p> Haifa Aulia Shoobiha Dananjaya Fachmy Sugih Pradifta Copyright (c) 2023 Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota 2023-12-24 2023-12-24 167 174 10.29313/jrpwk.v3i2.2763 Konsep Pengembangan Kawasan REBANA: Memisahkan Fungsionalitas dan Branding Pengembangan Kawasan https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPWK/article/view/3299 <p><strong>Abstract.</strong> The development of the REBANA area is closely related to the large-scale development of industrial areas with all their negative impacts on the environment. In fact, a concept called Polycentric Smart Region is ready to be implemented for regional development to support environmental desires while still making regional connectivity the biggest factor in regional attractiveness. The data collection method used in this research is literature study with content analysis as the analysis method. The results obtained are that the Polycentric Smart Region Development Concept can be a solution to the REBANA Area development issues because of the planned grouping of cities, relying on regional connectivity, and limiting development in non-urban areas.</p> <p><strong>Abstrak. </strong>Pengembangan Kawasan REBANA sangat erat kaitannya dengan pembangunan kawasan industri secara besar-besaran dengan semua dampak negatifnya terhadap lingkungan. Padahal, sebuah konsep bernama <em>Polycentric Smart Region</em> siap diterapkan untuk pengembangan kawasan demi mendukung keberlanjutan lingkungan hidup dengan tetap menjadikan konektivitas wilayah sebagai faktor terbesar daya tarik kawasan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dengan analisis isi (<em>content analysis</em>) sebagai metode analisis. Hasil yang diperoleh adalah bahwa Konsep Pengembangan <em>Polycentric Smart Region </em>dapat menjadi penyelesaian bagi isu-isu pengembangan Kawasan REBANA karena adanya pengelompokan kota yang terencana, bertumpu pada konektivitas wilayah, dan membatasi perkembangan di daerah non-perkotaan.</p> Rama Arianto Widagdo Faizah Finur Fithriah Eka Jatnika Sundana Copyright (c) 2023 Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota 2023-12-31 2023-12-31 175 180 10.29313/jrpwk.v3i2.3299