Kajian Hubungan Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Air Limpasan di Desa Cimekar Bandung

Authors

  • Raden Siti Sarah Aprillya Soemadiredja Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Islam Bandung
  • Yulia Asyiawati Universitas Islam Bandung

DOI:

https://doi.org/10.29313/jrpwk.v2i1.757

Keywords:

Perubahan Lahan, Air Limpasan, Resapan Air

Abstract

Abstract. The location of the villages that enter the Cikeruh sub-watershed has an average height of 600 meters above sea level with hilly areas, as is the case in Cimekar Village. The average population growth in Cimekar Village is 1.72 percent per year (2010-2020 period). This causes an increase in the number and area for residential areas to meet the needs of the population. So that it can be seen from the development of the area of built-up land in the last 10 years (period 2010-2020) there was an average increase of 12.25 percent. This resulted in the conversion of land functions from agricultural areas to built-up land by 29.07 percent. this causes the soil to seep in less water because it is already covered by built-up land. The purpose of this study was to identify the correlation between land use change and runoff. The research approach used in this study is a quantitative approach. The researcher uses the overlay analysis method to see the trend of land use change from 2003 to 2020, the descriptive analysis method to see the correlation between the trend of population growth rate and the trend of land use change, the correlation between land use change and runoff water, and the correlation between infiltration rate with runoff water. The results showed that there was a correlation between land use change and runoff.

Abstrak. Letak desa-desa yang masuk ke Sub DAS Cikeruh memiliki ketinggian rata-rata 600 meter diatas permukaan laut dengan wilayah yang berbukit, seperti halnya yang terdapat di Desa Cimekar. Rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk Desa Cimekar sebesar 1,72 persen pertahun (periode tahun 2010-2020). Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah dan luas untuk kawasan permukiman dalam memenuhi kebutuhan penduduk. Sehingga dapat dilihat dari perkembangan luas lahan terbangun pada 10 tahun terakhir (periode tahun 2010-2020) terjadi rata-rata peningkatan sebesar 12,25 persen. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan dari kawasan pertanian menjadi lahan terbangun sebesar 29,07 persen. ini menyebabkan tanah untuk meresap air menjadi berkurang karena sudah tertutup oleh lahan terbangun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara perubahan penggunaan lahan dengan air limpasan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan metode analisis overlay untuk melihat trend perubahan penggunaan lahan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2020, metode analisis deskriptif dalam melihat hubungan antara trend laju pertumbuhan penduduk dengan trend perubahan penggunaan lahan, hubungan antara perubahan penggunaan lahan dengan air limpasan, serta hubungan antara laju infiltrasi dengan air limpasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara perubahan penggunaan lahan dengan air limpasan.

Downloads

Published

2022-07-06