Kajian Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Budaya Lokal di Kampung Adat Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya
DOI:
https://doi.org/10.29313/jrpwk.v1i2.372Keywords:
mitigasi, kearifan lokal, Kampung NagaAbstract
Abstract. Kampung Naga is a village based on local wisdom. The people of Kampung Naga are a very strong community in holding the tradition of their ancestors, in this case the Sundanese. Kampung Naga is also known as a village that is resistant to natural disasters. However, how does Kampung Naga do disaster mitigation with the limitations of existing technology and what forms of local wisdom can mitigate disasters? This study examines how disaster mitigation in Kampung Naga, Neglasari, Salawu, Tasikmalaya is based on local wisdom so that it is not affected by disasters but still maintains existing cultural values. The method of analysis in this study uses a descriptive research method with a qualitative approach, which is a technique that describes and interprets the meaning of the data that has been collected by paying attention and recording as many aspects of the situation as possible under study at that time, so as to obtain a general and comprehensive picture of the situation. actually. Data collection methods in this study using qualitative methods. Meanwhile, for data collection, interviews and questionnaires were conducted with the residents of Kampung Naga. The prospect of traditional institutionalized disaster mitigation lies in the tradition that are carried out firmly and the role of the Kuncen as a key figure in the process of inheriting and preserving the values of traditional wisdom. The focus of disaster mitigation which is institutionalized by tradition, refers to the life philosophy of the people of Kampung Naga, namely Tri Tangtu di Bumi, namely regional planning (spatial management); tata wayah (time management) and tata lampah (behavior). The pattern of traditional wisdom that is able to mitigate disasters based on the Tri Tangtu di Bumi philosophy is implemented through mandates, wills and taboos. The forms of traditional wisdom capable of mitigating disasters consist of: the mandate to live simply, peacefully and together; wills in building houses, farming and about forests; and the taboo of actions and taboos of things. By continuing to preserve traditional customs and wisdom that is able to mitigate disasters through the process of learning the values of living in harmony with nature, from an early age in the family environment through the example of parents, habituation, and invitations, we can maintain the potential of Kampung Naga which is currently known as a village that is withstand natural disasters.
Abstrak. Kampung Naga merupakan kampung yang berbasiskan kearifan lokal. Masyarakat Kampung Naga merupakan masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda. Kampung Naga juga dikenal sebagai kampung yang tahan terhadap bencana alam. Namun bagaimanakah Kampung Naga melakukan mitigasi bencana dengan keterbatasan teknologi yang ada dan apa saja bentuk kearifan lokal yang bisa memitigasi bencana. Penelitian ini mengkaji bagaimana mitigasi bencana di Kampung Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya dengan berbasis kearifal lokal agar bisa menjadikannya tidak terdampak oleh bencana namun tetap menjaga nilai-nilai budaya yang sudah ada. Metode Analisis pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yakni suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Metode Pengumpulan Data pada penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Sedangkan untuk pengambilan data dilakukan wawancara dan kuesioner terhadap warga Kampung Naga. Prospek mitigasi bencana yang melembaga secara tradisi terletak pada adat istadat yang dijalankan dengan teguh dan peran kuncen sebagai tokoh kunci dalam proses pewarisan dan pelestarian nilai-nilai kearifan tradisional. Fokus mitigasi bencana yang melembaga secara tradisi, mengacu pada filosofi hidup masyarakat Kampung Naga yaitu Tri Tangtu di Bumi, yaitu tata wilayah (pengelolaan ruang); tata wayah (pengelolaan waktu) dan tata lampah (perilaku). Pola kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana berpedoman pada filosofi Tri Tangtu di Bumi diimplementasikan melalui amanat, wasiat dan tabu. Bentuk dari kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana terdiri atas: amanat untuk hidup sederhana, damai dan kebersamaan; wasiat dalam membangun rumah, bertani dan tentang hutan; serta Tabu perbuatan dan tabu benda. Dengan terus melestarikan adat istiadat dan kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana melalui proses belajar nilai-nilai hidup selaras dengan alam, dari sejak dini dalam lingkungan keluarga melalui keteladanan orang tua, pembiasaan, dan ajakan bisa mempertahankan potensi Kampung Naga yang saat ini dikenal dengan kampung yang tahan bencana alam.