Kajian Kerentanan Pantai terhadap Pengembangan Wilayah Pesisir Pangandaran
DOI:
https://doi.org/10.29313/jrpwk.v1i2.370Keywords:
Kerentanan wilayah, Bencana Alam, MultibencanaAbstract
Abstract. The coastal area of Pangandaran is a dynamic area, which is a southern coastal area, making this area also vulnerable to the activities of the Indo-Autralian tectonic plate. This causes the Pangandaran coastal area to be vulnerable to the threat of natural disasters in the form of tidal flooding, abrasion, earthquakes and tsunamis. This study aims to identify the level of coastal vulnerability and the impact of coastal vulnerability on regional development in the Pangandaran coastal area. The analytical method used in this research is multi-disaster vulnerability analysis which is carried out using overlay, scoring and weighting techniques. The parameters used in this analysis are disaster vulnerability from the physical aspects of the influence of sea and land, social and economic factors. The results showed that the study area had a low level of vulnerability of 50.02%, a medium vulnerability of 36.97%, and a high level of vulnerability of 13.01%. This has an impact on the development of community socio-economic activities in the Pangandaran coastal area, especially for the development of tourism, trade and service activities. From the results of the analysis, there are several things that can be recommended from this study, namely (1) planning based on disaster mitigation; (2) improve disaster mitigation support facilities; (3) mitigation education to reduce community losses; (4) provide disaster evacuation sites in areas of low vulnerability.
Abstrak. Wilayah pesisir Pangandaran merupakan wilayah yang dinamis, yang merupakan wilayah pesisir selatan menjadikan kawasan ini juga rentan terhadap aktivitas terkonik lempeng bumi Indo-Autrali. Hal ini menyebabkan wilayah pesisir Pangandaran rentan terhadap ancaman bencana alam berupa banjir rob, abrasi, gempa bumi dan tsunami. Studi ini bertujuan mengidentifikasi tingkat kerentanan pantai dan dampak kerentanan pantai terhadap pengembangan wilayah di wilayah pesisir Pangandaran. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kerentanan multibencana yang dilakukan denga teknik overlay, skoring dan pembobotan. Parameter yang digunakan dalam analisis ini yang menjadi kerentanan bencana dari aspek fisik dari pengaruh laut dan darat, faktor sosial dan ekonomi. Hasil penelitian diperoleh bahwa wilayah studi memiliki tingkat kerentanan rendah sebesar 50.02%, kerentanan sedang 36.97%, dan tingkat kerentanan tinggi sebesar 13.01%. Hal ini memberikan dampak terhadap pengembangan kegiatan sosial ekonomi masyarakat di wilayah pesisir pangandaran, terutama untuk pengembangan kegiatan wisata, perdagangan dan jasa. Dari hasil analisis tersebut ada beberapa yang dapat direkomendasikan dari kajian ini adalah (1) perencanaan berbasis mitigasi bencana; (2) meningkatkan fasilitas penunjang mitigasi bencana; (3) edukasi mitigasi untuk mengurangi kerugian masyarakat; (4) menyediakan tempat evakuasi bencana pada kawasan tingkat kerentanan rendah.