https://aboutmusicschools.com https://slotmgc.com https://300thcombatengineersinwwii.com https://mobilephonesource.co.uk https://discord-servers.io https://esmark.net https://slotmgc.com https://nikeshoesinc.us https://ellisislandimmigrants.org https://holidaysanthology.com https://southaventownecenter.net https://jimgodfreydesign.com https://mckinneypaintingpros.com https://enchantedmansion.org https://mckinneypaintingpros.com https://laurabrodieauthor.com https://holidaysanthology.com https://ardictionary.com https://113.30.151.116 https://103.252.118.20 https://206.189.83.174 https://157.230.39.109 https://128.199.85.208 https://172.104.51.149 https://174.138.21.250 https://157.245.50.183 https://152.42.239.189 https://188.166.210.125 https://152.42.178.155 https://192.53.172.202 https://172.104.188.91 https://103.252.118.157 https://63.250.61.107 https://165.22.104.74

Arahan Penataan Promenade Setu Babakan

Authors

  • Edwina Fernanda Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Islam Bandung
  • Weishaguna Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung

DOI:

https://doi.org/10.29313/jrpwk.v3i2.2750

Keywords:

Penataan Promenade, Setu Babakan, Arahan Penataan

Abstract

Abstract. Arrangement directions need to be carried out in overcoming the lack of direction in structuring the promenade at Setu Babakan. The urgency of this research is based on the existence of an interest in policy urgency, urgency in Islamic values, and urgency of real problems. The existence of this problem makes an impetus in the emergence of a goal, namely the direction of a better promenade arrangement. The theory that is used as a reference for arranging this promenade uses the waterfront theory which has Betawi characteristic ornaments. The approach method taken is qualitative with data collection methods namely primary (field observations and interviews) and secondary (literature study). The analytical method used is comparative analysis, namely making comparisons between the existing conditions and the design principles of the waterfront area which are assessed based on the criteria. Based on the results of the analysis, it results that there is a different assessment between the existing conditions and the criteria applied in the design principles of the waterfront area so the direction for the arrangement of the Setu Babakan promenade is needed to become a recommendation for the direction of the arrangement.

Abstrak. Arahan penataan perlu dilakukan dalam mengatasi kurangnya arahan dalam penataan promenade di Setu Babakan. Urgensi penelitian ini didasari pada adanya kepentingan dalam urgensi kebijakan, urgensi dalam nilai islam, dan urgensi masalah nyata. Adanya permasalahan ini menjadikan suatu dorongan dalam munculnya suatu tujuan yakni adanya arahan penataan promenade yang lebih baik. Teori yang dijadikan sebagai acuan untuk menata promenade ini menggunakan teori waterfront yang terdapat ornamen ciri khas Betawi. Metode pendekatan yang diambil yakni secara kualitatif dengan metode pengumpulan data yakni secara primer (observasi lapangan dan wawancara) dan sekunder (studi literatur). Metode analisis yang digunakan yakni analisis komparasi yaitu melakukan perbandingan antara kondisi eksisting dengan prinsip perancangan kawasan tepi air yang dinilai berdasarkan kriterianya. Berdasarkan hasil analisis menghasilkan bahwa terdapat penilaiannya yang berbeda antara kondisi eksisting dengan kriteria yang diterapkan dalam prinsip perancangan kawasan tepi air, sehingga adanya arahan penataan promenade Setu Babakan diperlukan untuk menjadi rekomendasi arahan penataan.

References

A. S. N. Alam, A. Fahrudin, and M. M. Kamal, “Kajian Sumberdaya Setu Babakan untuk Pengelolaan

dan Pengembangan Ekowisata DKI Jakarta,” 2009. Accessed: Dec. 15, 2023. [Online]. Available:

https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57104

T. K. Endasmoro and L. S. Akliyah, “Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang di Kecamatan Cianjur,”

Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota, pp. 39–46, Jul. 2023, doi: 10.29313/jrpwk.v3i1.1948.

A. K. Pratomo, “Observasi Setu Babakan, Benteng Budaya Betawi Terakhir di Jakarta – Bagian 1:

Persiapan dan Pelaksanaan,” 2017.

S. Wardiningsih and D. Radnawati, “Peningkatan Kualitas Visual Lanskapjalan di Sempadan Setu

Babakan pada Area Wisata Setu Babakan,” NALARs Jurnalarsitektur, vol. 18, no. 2, 2019.

Jarak tempuh di setiap plaza berada di 250-300 Meter

dan luasan ruang yang ada pada setiap plaza seluas 1 hektar

Edwina Fernanda et al. Arahan Penataan Promenade Setu Babakan

/128 Volume 3, No. 2, Desember 2022

Monike Kusna, Alia Widyarini, and Puspita Darmaningtyas, “Reviving Traditional Settlements : Green

or Not Green ?Case Study of SetuBabakan, A Betawi Cultural Village ,” Prosiding Seminar Nasional

SCAN#2: 2011, May 2011, pp. 222–226.

R. Amalia, “Perancangan Sign System Setu Babakan,” Universitas Komputer Indonesia., 2015.

id Rmoal, “Di Setu Babakan Masih Kurang Tong Sampah Dan Seni Betawi,” Jul. 14, 2016.

M. Dian P and A. Mareta, “Identifikasi Pemanfaatan Fungsi Ruang Terbuka Publik terhadap Aktivitas

Lokal di Kawasan Setu Babakan,” Jurnal Program Studi Teknik Arsitektur FTSP - ISTN, vol. 25, 2021.

“Prinsip Perancangan Kawasan Tepi Air (Kasus: Kawasan Tanjung Bunga),” Jurnal Perencanaan

wilayah dan Kota, vol. 14, no. 3, pp. 95–117, Dec. 2003.

A. Breen and D. Rigby, The New Waterfront: A Worldwide Urban Success Story 1st Edition. McGrawHill Professional, 1996

Downloads

Published

2023-12-24