Hubungan Timbal Balik antar Aktor dalam Pengembangan Wisata Budaya Keraton Kota Cirebon

Authors

  • Wiwin Yuli Astari Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Islam Bandung
  • Gina Puspitasari Rochman Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung

DOI:

https://doi.org/10.29313/jrpwk.v3i1.1950

Keywords:

Modal Sosial, Pemangku Kepentingan, Keraton

Abstract

Abstract. Cirebon City is the only city in West Java that has three palaces. Of the three palaces, the Kasepuhan Palace is more frequently visited by tourists, while the Kanoman and Kacirebonan Palaces are less attractive. The level of tourist visits to the Cirebon Palace is classified as fluctuating, but efforts to revitalize the Palace are still being carried out, this is due to coordination and cooperation between stakeholders. the component of social capital can be a positive factor for tourism development. The purpose of this study is to identify social capital, namely the reciprocal relationship between stakeholders in the development of cultural tourism at the Keraton in Cirebon City. The approach method used is a qualitative approach method while the analytical method used is content analysis. The conclusions obtained include the absence of mutual promotion between the palaces, but promotion is carried out in collaboration with the government by making tour packages, besides that there is a mutual relationship of mutual assistance between the palaces in terms of lending goods when there are events, with the government, namely the existence of grants given to the palace. for making events and maintenance of the palace, while the people of the palace allow renting a room at the palace when holding events.

Abstrak. Kota Cirebon merupakan satu-satunya Kota di Jawa Barat yang memiliki tiga Keraton. Dari ketiga Keraton tersebut Keraton Kasepuhan lebih sering dikunjungi wisatawan, sedangkan Keraton Kanoman dan Kacirebonan kurang diminati. Tingkat kunjungan wisata di Keraton Cirebon tergolong fluktuatif namun upaya revitalisasi Keraton masih terus dilakukan, hal ini karena adanya koordinasi dan kerjasama antar stakeholders. komponen modal sosial dapat menjadi faktor positif bagi pengembangan pariwisata Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi modal sosial yaitu hubungan timbal balik antara pemangku kepentingan dalam pengembangan wisata budaya Keraton di Kota Cirebon. Metode pendekatan yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif sedangkan metode analisis yang digunakan adalah analisis isi. Kesimpulan yang didapatkan diantaranya tidak adanya saling promosi antar Keraton namun promosi dilakukan dengan kerjasama bersama pemerintah dengan membuat paket wisata, selain itu adanya hubungan timbal balik saling membantu antara Keraton dalam hal meminjamkan barang ketika adanya event, dengan pemerintah yaitu adanya dana bantuan yang diberikan kepada Keraton untuk pembuatan event dan Perawatan Keraton, sedangkan dengan masyarakat Keraton memperbolehkan menyewa ruangan di Keraton ketika akan membuat acara.

References

Ali, R., Naseem, M. A., & Farooq, M. M. (2011). Social Capital Impact on Economic Development (A Theoretical Perspective). Buss.Mgt.Eco.Res, 2(4), 270–277.
Kusuma, A., & Darwanto. (2015). Nilai-Nilai Modal Sosial yang Terkandung Dalam Perkembangan Pariwisata (Studi Kota Solo). Bisnis Dan Ekonomi (JBE), 22(1), 65.
B.S, P., Basukianto, Indriyaningrum, K., & Nahdori. (2021). Pemediasian Modal Sosial Pada Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Employee Engagement Terhadap Organizational Citizenship Behavior. Proceeding SENDIU, 261–262.
Mahendra, S. (2015). Keterkaitan Modal Sosial dengan Strategi Kelangsungan Usaha Pedagang Sektor Informal di Kawasan Waduk Mulur: Studi Kasus Pada Pedagang Sektor Informal Di Kawasan Waduk Mulur Kelurahan Mulur Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Analisa Sosiologi, 4(2), 10–30.
Agustina, I. H., Ekasari, A. M., & Fardani, I. (2018). Sistem Ruang Keraton Kanoman Dan Keraton Kacirebonan. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 6(1), 68–69. https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/ethos/article/view/3543/pdf#
Erwanto, H. (2012). Sejarah Singkat Kerajaan Cirebon (A Brief History of The Kingdom of Cirebon) (Vol. 4, Issue 1).
PERDA No 7. (2019). Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kota Cirebon Tahun 2019-2025. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/136816/perda-kota-cirebon-no-7-tahun-2019
PERDA No 8. (2012). Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cirebon Tahun 2011-2031. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/199762/perda-kota-cirebon-no-8-tahun-2012
Sucipto, T. (2010). Eksistensi Keraton di Cirebon (Kajian Persepsi Masyarakat terhadap Keraton-Keraton di Cirebon) (Vol. 2, Issue 3).
Field, John. 2016. Modal sosial. Bantul: Kreasi Wacana.
Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah, 17(33).
Ridwan, N., & Mayasari. (2018). Pesan dan Makna Dakwah Islam Dalam Film, Analisis Isi Deskriptif Pesan dan Makna Dakwah Islam Dalam Film Tausiyah Cinta. Politikom Indonesiana, 3(1).

Downloads

Published

2023-07-18