Revitalisasi Desa Adat Budaya Hibua Lamo di Desa Kakara Lamo Kabupaten Halmahera Utara
DOI:
https://doi.org/10.29313/jrpwk.v3i1.1927Keywords:
Revitalisasi, Kebudayaan, Desa AdatAbstract
Abstract. Hibualamo culture includes a system of government, kinship and marriage systems. In order to maintain cultural values and preserve them with revitalization. The research method is qualitative research using an explorative approach. To find out the elements of Hibua Lamo culture and the factors that decrease the existence of Hibua Lamo culture in the traditional village of Kakara Lamo. Factors decreasing the existence of the Kakara Lamo traditional village, namely the change of indigenous peoples to a more modern society, mutual cooperation changes in society due to economic factors, traditional ceremonies are less participatory for indigenous peoples, Halu traditional houses are damaged, outside culture causes modern changes in cultural arts and marriage system. The revitalization of the Kakara Lamo Traditional Village is to revive the cultural identity of Hibualamo which is experiencing decline. Based on the results of the research above, the elements that need to be revitalized are traditional settlements, halu traditional houses, traditional ceremonies, and cultural arts. These revitalization steps can only occur if there is support from indigenous peoples, local government and the role of traditional institutions as local institutions that control the lives of indigenous peoples so that they can maintain cultural identity in the traditional village of Kakara Lamo.
Abstrak. Budaya Hibualamo meliputi sistem pemerintahan, sistem kekerabatan dan perkawinan. Agar dapat mempertahankan nilai budaya dan melestarikannya dengan revitalisasi. Metode Penelitian yaitu Penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Eksploratif. Untuk mengentahui elemen-elemen budaya Hibua Lamo dan faktor-faktor penurunan eksistensi budaya Hibua Lamo di desa adat Kakara Lamo. Faktor-faktor penuruanan eksistensi desa adat Kakara Lamo yaitu perubahan masyarakat adat ke masyarkatan yang lebih modern, gotong royong perubahan masyarakat karna faktor ekonomi, upacara adat kurang partisipatif masyarakat adat, rumah adat Halu mengalami kerusakan, Budaya luar yang menyebabkan perubahan modern dalam seni budaya dan sistem perkawinan. Revitalisasi Desa Adat Kakara Lamo adalah menghidupakan kembali identitas budaya Hibualamo yang sedang mengalami kemunduran. Berdasarkan hasil peneleitian di atas maka elemen-elemen yang perlu direvitalisasi yaitu permukiman adat, rumah adat halu, upacara adat, dan seni budaya. Langkah-langkah revitaliasi ini baru bisa terjadi jika mendapat dukungan masyarakat adat, pemerintah daerah dan peran lembaga adat sebagai institusi lokal yang mengotrol kehidupan masyarakt adat agar dapat menjaga identitas budaya di desa adat Kakara Lamo.
References
Harris, Marvin, “Culture, People, Nature; An Introduction to General Anthropology”, New York, Harper and Row Publishers, 1988.
Richardson, Miles, “Anthropologist-the Myth Teller,” American Ethnologist, 2, no.3 (August 1975)
Farid, Hilmar. "Fasilitasi revitalisasi desa adat." (2016).
Hein Namotemo, Higaro Meretas Asa Menggapai Harapan: Dalam Perspektif Kepemimpinan Hein Namotemo (CV. Koridor Mitra Media, 2013), 35.Supartono Widyosiswoyo, Ilmu Budaya Dasar (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 30-31
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), 130-131. 30
Pengertian Revitalisasi Menurut Para Ahli Http://pengertia-pengertian-info.blogspot.co.id di undung pada 20 Desember 2022
Jurnal
Mukhtar,” Revitalisasi Kelembagaan Kampung Adat Tengah Kecamatan Mempura Kabupaten Siak” (edisi JOM FISIP VOL.4 No. 4 No,1-Febuary 2017)
Syifa Ayyada Jannati, Dani Ramadhan, Cindy Nadya Dewi Pertiwi.” MODAL SOSIAL DALAM REVITALISASI KEARIFAN LOKAL (STUDI KASUS DESA WISATA KANDRI KECAMATAN GUNUNG PATI KOTA SEMARANG)” (Edisi Khusus: Sosiologi Perkotaan: 57-73).
Widyani, Nyoman, and Komang Dewi Susanti. "REVITALISASI AWIG-AWIG DESA ADAT KEROBOKAN DALAM MENCIPTAKAN KETENTRAMAN DAN KEHARMONISAN." Pariksa: Jurnal Hukum Agama Hindu 6.1 (2022): 94-100.
Rudi Tindage, Damai yang Sejati: Rekonsiliasi Di Tobelo, Kajian Teologidan Komunikasi (Jakarta: YOKOMA PGI, 2006 ), 6
Namotemo, Higaro Meretas Asa Menggapai Harapan, 36
Frans Wilson Kuat, Peran Adat Dalam Rekonsiliasi di Halmahera (Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 2007), 60.
Namotemo, Higaro, 37
Namotemo, Higaro Meretas Asa Menggapai Harapan, 37. 28 Namotemo, Higaro Meretas Asa Menggapai Harapan, 38.
Koentjaraningrat,” Kebuddayaan Mentalitas dan Pembangunan”
Hein Namotemo, dalam S.S Duan (ed.) Hein dan Hibua Lamo, 15. 22 Namotemo,Hein dan Hibua Lamo, 15-19.
Danisworo, Mohammad & Widjaja Martokusumo (2000),”Revitalisasi Kawasan Kota Sebuah Catatan dalam Pengembangan dan Pemanfaatan Kawasan Kota”. (urban and reginal development institute,2000).
Soleman B. Taneko, Struktur dan Proses Sosial Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 1993), 59-60.
Elizabeth Helena Mesdila, Perempuan Dalam Hibua Lamo: suatu studi Feminis Terhadap Status dan Peran Perempuan Dalam Sisten Adat Masyarakat Tobelo-Halmahera Utara, 52.
Namotemo, Hein dan Hibua Lamo, 15-19.
John Pieris, Tragedi Maluku Sebuah Krisis Peradaban, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), 83