Tinjauan Fikih Muamalah Terhadap Sistem Bagi Hasil pada Titip Lahan di Banjarwaru

Authors

  • Nuraini Salsabila Fakultas Syariah, Universitas Islam Bandung
  • Yayat Rahmat Hidayat Prodi Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah UNISBA

DOI:

https://doi.org/10.29313/jrps.v2i2.2869

Keywords:

Kerja Sama Pertanian, Fikih Muamalah, Mukhabarah

Abstract

One common form of muamalah activity is agricultural cooperation between landowners and land managers, where the results will be shared according to the agreement. There are three types of agricultural cooperation in Islam: muzara'ah, mukhabarah, and musaqah. This research aims to explore the implementation of the profit-sharing cooperation system in land entrustment in Banjarwaru Hamlet and the fiqh muamalah review of the practice of land cultivation cooperation using the mukhabarah system and the profit-sharing system based on Law No.2 of 1960 concerning Production Sharing Agreements. The method of analysis used is normative juridical data analysis with a descriptive approach based on the results of interviews and literature. The results show that the practice of cooperation is similar to the concept of mukhabarah, but it is not entirely appropriate because there is uncertainty in the contract, such as the absence of a clear period of cooperation and percentage of profit sharing. In the perspective of muamalah fiqh, this type of cooperation is not allowed. Therefore, it is important to review the suitability of the contract made with the concept of mukhabarah so that the cooperation is in accordance with Islamic law.

Salah satu bentuk kegiatan muamalah yang umum dilakukan adalah kerja sama pertanian antara pemilik lahan dan pengelola lahan, di mana hasilnya akan dibagi sesuai kesepakatan. Ada tiga jenis kerja sama pertanian dalam Islam: muzara'ah, mukhabarah, dan musaqah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pelaksanaan sistem kerja sama bagi hasil dalam titip lahan di Dusun Banjarwaru dan tinjauan fikih muamalah terhadap praktik kerja sama penggarapan lahan menggunakan sistem mukhabarah dan sistem bagi hasil berdasarkan Undang-Undang No.2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data yuridis normatif dengan pendekatan deskriptif berdasarkan hasil wawancara dan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik kerja sama mirip dengan konsep mukhabarah, tetapi tidak sepenuhnya sesuai karena terdapat ketidakjelasan dalam akad, seperti ketiadaan jangka waktu kerja sama dan persentase bagi hasil yang jelas. Dalam perspektif fikih muamalah, jenis kerja sama seperti ini tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, penting untuk meninjau kembali kesesuaian akad yang dilakukan dengan konsep mukhabarah agar kerja sama tersebut sesuai dengan syariat Islam.

References

Abdullah, M. R. (2017). BAGI HASIL TANAH PERTANIAN (MUZARA’AH) (Analisis Syariah dan Hukum Nasional). Al-Amwal : Journal of Islamic Economic Law, 2(2), 148–172. https://doi.org/10.24256/alw.v2i2.636

Al-Bukhari, S. A. A. M. bin I. bin I. bin A.-M. bin B. A.-J. (2019). Kitab Shahih Bukhari Jilid 2 (1st ed.). PT Gramedia Pustaka Utama.

Arifin, Z. (2020). Praktik Bagi Hasil Pengelolaan Lahan Perkebunan Kelapa Sawit pada Koperasi Cempaka Biru Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas Perspektif Hukum Islam. Al-Istinbath : Jurnal Hukum Islam, 5(1), 141. https://doi.org/10.29240/jhi.v5i1.1332

Darwis, R. (2016). Sistem Bagi Hasil Pertanian Pada Masyarakat Petani Penggarap di Kabupaten Gorontalo Perspektif Hukum Ekonomi Islam. Al-Mizan, 12(1), 1–25. https://doi.org/10.30603/am.v12i1.122

Hamid, A. M., & Yuha, N. (2021). Analisis Prinsip Ekonomi Islam Terhadap Praktik Kerjasama Pengolahan Sawah. ADILLA : Jurnal Ilmiah Ekonomi Syari’ah, 4(1), 75–88. https://doi.org/10.52166/adilla.v4i1.2328

Hidayati, N., & Oktafia, R. (2020). Implementasi Akad Bagi Hasil Pada Sektor Pertanian Dalam Peningkatan Kesejahteraan Petani Di Desa Maduran Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan. Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan, 7(12), 2399. https://doi.org/10.20473/vol7iss202012pp2399-2418

Irawan, V. (2019). Tradisi Mampaduoi Dalam Perjanjian Bagi Hasil Sawah di Nagari Gunung Medan. Jurisdictie: Jurnal Hukum Dan Syariah, 9(1), 55–71.

Mardani, D. (2012). Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah. Kencana Predana Media.

Merlinda, S., Purnamasari, V., Suwanan, A. F., & Munir, S. (2021). Mukhabarah: Profit Loss Sharing Financing Scheme in Agricultural Land Management (Study in Tumpang District). Al-Amwal : Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syari’ah, 13(2), 268. https://doi.org/10.24235/amwal.v13i2.9121

Panji Adam, S.Sy., M. . (2017). Fikih Muamalah Maliyah (1st ed.). PT Refika Aditama.

Prawiro, A. M. B., & Rifai, A. (2018). Metode Penelitian Muamalah (1st ed.). Penerbit Salemba Diniyah.

Prof. Dr.A. Muri Yusuf, M. P. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. KENCANA.

Wahyu, A. R. M. (2019). Sistem Penggarapan Lahan Pertanian Masyarakat: Perspektif Ekonomi Islam. Al-Azhar Journal of Islamic Economics, 1(1), 1–15. https://doi.org/10.37146/ajie.v1i1.9

Wahyuningrum, A. L., & Darwanto, D. (2020). Penerapan Bagi Hasil Maro Perspektif Akad Mukhabarah. TAWAZUN : Journal of Sharia Economic Law, 3(1), 45–62. https://doi.org/10.21043/tawazun.v3i1.7544

Downloads

Published

2023-12-24