https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPGP/issue/feed Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud 2024-12-20T00:00:00+08:00 Dinar Nur Inten uptpublikasi@unisba.ac.id Open Journal Systems <p><strong>Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud</strong> (JRPGP) adalah jurnal <em>peer review</em>&nbsp;dan dilakukan dengan&nbsp;<em>double blind review</em> (direview secara tertutup) yang mempublikasikan kajian hasil riset&nbsp; dan teoritik&nbsp; terhadap isu empirik dalam sub kajian Pendidikan Anak Usia Dini.&nbsp; <strong><a title="Pendidikan Anak Usia Dini" href="https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPGP" target="_blank" rel="noopener">JRPGP</a></strong> ini dipublikasikan pertamanya 2021 dengan &nbsp;eISSN <a title="eISSN JRPGP" href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20210714041675054" target="_blank" rel="noopener">2798-6012</a> yang diterbitkan oleh <strong><a title="UPT Publikasi" href="https://publikasi.unisba.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">UPT Publikasi Ilmiah</a></strong>,&nbsp;<a title="unisba" href="https://www.unisba.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Universitas Islam Bandung</a>. Semua artikel diperiksa plagiasinya dengan perangkat lunak anti plagiarisme. Jurnal ini ter-<em>indeks </em>di&nbsp;<a title="GS JRPGP" href="https://scholar.google.com/citations?hl=id&amp;authuser=8&amp;user=RhJcc6QAAAAJ" target="_blank" rel="noopener">Google Scholar</a>,&nbsp;<a title="Id Garuda" href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/25651" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a>,&nbsp;<a title="doi" href="https://search.crossref.org/?q=unisba&amp;from_ui=yes" target="_blank" rel="noopener">Crossref</a>, dan&nbsp;<a title="DOAJ" href="https://doaj.org/search/journals?ref=quick-search&amp;source=%7B%22query%22%3A%7B%22filtered%22%3A%7B%22filter%22%3A%7B%22bool%22%3A%7B%22must%22%3A%5B%7B%22terms%22%3A%7B%22bibjson.publisher.name.exact%22%3A%5B%22Universitas%20Islam%20Bandung%22%5D%7D%7D%5D%7D%7D%2C%22query%22%3A%7B%22query_string%22%3A%7B%22query%22%3A%22universitas%20islam%20bandung%22%2C%22default_operator%22%3A%22AND%22%2C%22default_field%22%3A%22bibjson.publisher.name%22%7D%7D%7D%7D%7D" target="_blank" rel="noopener">DOAJ</a>.&nbsp; Terbit setiap <strong>Juli</strong> dan <strong>Desember</strong>.</p> https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPGP/article/view/5040 Persepsi Orang Tua terhadap Permainan Balok Model PKPK pada Anak Usia Dini 2024-12-06T20:29:01+08:00 Najma Shafira najmaashafiraa@gmail.com Masnipal Marhun masnipalmarhun@gmail.com Heru Pratikno heru.pratikno@unisba.ac.id <p><strong>Abstrak.</strong> Permasalahan terkait persepsi orang tua terhadap permainan balok model PKPK muncul karena keterbatasan pemahaman mereka tentang konsep permainan konstruktif dan model PKPK. Penelitian ini bertujuan mengkaji persepsi orang tua mengenai pemahaman konsep permainan konstruktif dengan balok model PKPK, kesiapan alat, keterlibatan anak, kemampuan guru, serta manfaatnya bagi perkembangan motorik halus, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional anak. Dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua memahami permainan konstruktif sebagai aktivitas menyusun, meskipun pemahaman tentang model PKPK terbatas. Orang tua menilai ketersediaan balok dan keterampilan guru dalam membimbing sangat baik. Anak terlibat aktif dalam permainan dan menunjukkan perkembangan positif, seperti lebih kreatif dan mampu bermain bersama teman. Solusi yang diusulkan meliputi: (1) pelatihan guru untuk komunikasi efektif dengan orang tua, (2) workshop bagi orang tua, dan (3) kolaborasi untuk mengoptimalkan permainan di rumah.</p> <p><strong>Abstract.</strong> A common issue with parents' perceptions of constructive play is their limited understanding of the concept and the PKPK model. This study aimed to explore parents' perceptions of constructive play using PKPK model blocks, tool readiness, children's involvement, teacher guidance, and the game's benefits in fostering fine motor, cognitive, language, and socio-emotional development. Using a qualitative approach with descriptive methods, the study found that parents understand constructive play as building or assembling activities but have limited knowledge of the PKPK model. Parents noted that block availability at schools is excellent and praised teachers’ skills in guiding children with PKPK model blocks. Children actively participate, following rules and instructions, and show positive developmental changes, becoming more active, creative, and collaborative. Proposed solutions include (1) enhancing teacher communication skills to explain the game's benefits, (2) organizing workshops for parents, and (3) collaborating with parents to optimize at-home activities.</p> 2024-12-21T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPGP/article/view/5059 Pendidikan Mitigasi Gempa Bumi Sesar Lembang Bagi Anak Usia Dini 2024-12-07T23:54:57+08:00 Hukita Ismaura ismaurahukita@gmail.com Ayi Sobarna ayi.sobarna@unisba.ac.id Nurul Afrianti nurulafrianti28@gmail.com <p><strong>Abstrak.</strong> Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. seperti gempa bumi yang diakibatkan oleh gesekan sesar Lembang, seolah menjadi bom waktu yang tidak dapat dikontrol oleh manusia yang dapat meledak kapan saja. Dalam studi ini, Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Dimana penelitian kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan dan dilaksanakan oleh sekelompok peneliti dalam bidang ilmu sosial, termasuk juga ilmu pendidikan. Penelitian dengan pendekatan kualitatif diartikan sebagai penelitian yang temuannya tidak dapat diperoleh melalui penggunaan prosedur statistik, dan sebagainya. Pendidikan mitigasi bencana di TK membawa hasil yang signifikan dalam meningkatkan kesadaran, kesiapsiagaan, dan keterampilan praktis anak-anak dalam menghadapi bencana. Program ini tidak hanya melindungi anak-anak tetapi juga memperkuat peran guru, meningkatkan partisipasi orang tua, dan berkontribusi pada keselamatan dan kesiapsiagaan komunitas secara keseluruhan. Dengan dukungan yang tepat, pendidikan mitigasi bencana dapat membentuk generasi yang lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan bencana di masa depan.Pendidikan mitigasi bencana di Taman Kanak-Kanak (TK) adalah langkah penting untuk membangun kesadaran dan kesiapsiagaan sejak dini terhadap bencana alam seperti gempa bumi. Melalui pendekatan yang tepat, program ini dapat membantu anak-anak memahami risiko dan langkah-langkah yang harus diambil untuk melindungi diri mereka sendiri.</p> <p><strong>Abstract. </strong>An earthquake is the shaking of the earth due to the sudden release of energy in the earth, which is characterized by the fracture of rock layers in the earth's crust. The accumulation of energy that causes earthquakes is produced by the movement of tectonic plates, such as earthquakes caused by the friction of the Lembang fault, as if it is a time bomb that cannot be controlled by humans that can explode at any time. In this study, this research uses a qualitative method with a descriptive approach. Qualitative research as a scientific method is often used and implemented by a group of researchers in the field of social sciences, including education. Research with a qualitative approach is defined as research whose findings cannot be obtained through the use of statistical procedures, and so on. Disaster mitigation education in kindergarten brings significant results in increasing children's awareness, preparedness and practical skills in dealing with disasters. The program not only protects children but also strengthens the role of teachers, increases parental participation, and contributes to overall community safety and preparedness. With the right support, disaster mitigation education can shape a generation that is more resilient and ready to face future disaster challenges. Disaster mitigation education in kindergarten is an important step to build awareness and preparedness from an early age.</p> 2024-12-26T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPGP/article/view/5074 Pengelolaan Kurikulum Merdeka Pembelajaran STEAM di Pos PAUD Anggrek Kota Bandung 2024-12-08T22:04:55+08:00 Meilani Dwi Cahya meilanidwicahya27@gmail.com Ayi Sobarna ayi.sobarna@unisba.ac.id Arif Hakim arifhakim@unisba.ac.id <p><strong>Abstrak. </strong>Kurikulum adalah komponen penting dalam pendidikan, yang diartikan sebagai program pembelajaran untuk siswa. Tanpa kurikulum, sekolah akan kesulitan menentukan arah pembelajaran, menjadikannya elemen esensial dalam pendidikan, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi. Kurikulum Merdeka, juga disebut Kurikulum Prototipe, merupakan kurikulum yang fleksibel. Penelitian ini membahas implementasi Kurikulum Merdeka pada pembelajaran STEAM di Pos PAUD Anggrek (nonformal) untuk anak usia 5-6 tahun. Tujuan penelitian adalah memahami perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Kurikulum Merdeka pada pembelajaran STEAM. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus, melibatkan kepala sekolah dan guru sebagai narasumber. Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Dalam perencanaan, pendidik masih mengenal Kurikulum Merdeka dan belum sepenuhnya lepas dari Kurikulum 2013, sehingga terjadi kebingungan. (2) Pelaksanaan pembelajaran belum sesuai minat anak karena PAUD Anggrek masih beradaptasi dengan Kurikulum Merdeka. (3) Evaluasi pembelajaran dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan pencatatan oleh guru. Penelitian ini menyoroti tantangan implementasi Kurikulum Merdeka di lembaga nonformal.</p> <p><strong>Abstract. </strong>Curriculum is an important component of education, defined as a learning program for students. Without a curriculum, schools will have difficulty determining the direction of learning, making it an essential element in education, from early childhood education to higher education. The Merdeka Curriculum, also called the Prototype Curriculum, is a flexible curriculum. This research discusses the implementation of Merdeka Curriculum in STEAM learning at Pos PAUD Anggrek (non-formal) for children aged 5-6 years. The research objective is to understand the planning, implementation, and evaluation of Merdeka Curriculum in STEAM learning. The research used a qualitative method with a case study, involving the principal and teachers as resource persons. Data were collected through observation, documentation, and interviews. The results showed: (1) In planning, educators still recognize the Merdeka Curriculum and have not completely separated from the 2013 Curriculum, resulting in confusion. (2) The implementation of learning has not matched children's interests because Anggrek PAUD is still adapting to the Merdeka Curriculum. (3) Learning evaluation is carried out through observation, documentation, and recording by the teacher. This research highlights the challenges of implementing the Merdeka Curriculum in non-formal institutions.</p> 2024-12-26T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPGP/article/view/5099 Implementasi Program Tafaqquh Fiddin dalam Mengembangkan Kemampuan Nilai Agama dan Moral 2024-12-09T14:16:24+08:00 Salwadya Nazhifah Ramadhani salwadyanr@gmail.com Masnipal Marhun masnipalmarhun@gmail.com Arif Hakim arifhakimspsupi@gmail.com <p><strong>Abstrak.</strong> Orang tua menghadapi tantangan dalam melindungi anak dari pengaruh negatif yang mudah diserap. Sumber informasi dan hiburan yang berpotensi merugikan perkembangan anak menjadi perhatian utama, mengingat usia dini adalah masa terbaik untuk menstimulasi pendidikan agama dan moral. Selain itu, pendidikan di Indonesia dinilai kurang menekankan pembentukan karakter, budi pekerti, dan moral. Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi program Tafaqquh Fiddin dalam mengembangkan nilai agama dan moral pada anak usia 4-5 tahun. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dari kepala sekolah, tenaga kependidikan, guru agama, wali kelas kelompok A, dan orang tua siswa. Hasil penelitian menunjukkan implementasi program Tafaqquh Fiddin dilakukan melalui tiga tahap: (1) Persiapan, mencakup penyusunan rencana pembelajaran tahunan, semester, mingguan, dan harian; (2) Pelaksanaan, meliputi pembelajaran klasikal dan individual dengan metode seperti Qiro'ati, hafalan, bercerita, tanya jawab, dan permainan; (3) Penilaian berkelanjutan untuk mengukur perkembangan nilai agama dan moral anak. Program ini terbukti efektif mendukung perkembangan religious dan moral anak sesuai tahap perkembangan usia dini.</p> <p><strong>Abstract.</strong> Parents face challenges in protecting their children from negative influences that are easily absorbed. Sources of information and entertainment that have the potential to harm children's development are a major concern, considering that early childhood is the best time to stimulate religious and moral education. In addition, education in Indonesia is considered to have less emphasis on character building, ethics, and morals. This study aims to analyze the implementation of the Tafaqquh Fiddin program in developing religious and moral values in children aged 4-5 years. The research used a qualitative approach with a case study method. Data were collected through observations, interviews, and documentation from the principal, education personnel, religion teachers, homeroom teachers of group A, and parents of students. The results showed that the implementation of the Tafaqquh Fiddin program was carried out through three stages: (1) Preparation, including the preparation of annual, semester, weekly, and daily learning plans; (2) Implementation, including classical and individual learning with methods such as Qiro'ati, memorization, storytelling, questions and answers, and games; (3) Continuous assessment to measure the development of children's religious and moral values. This program is proven to be effective in supporting children's religious and moral development according to early childhood development stages.</p> 2024-12-27T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPGP/article/view/5100 Perilaku Tantrum pada Anak Usia 4-6 Tahun 2024-12-10T17:27:13+08:00 Nurul Inayah inayahnurul169916@gmail.com Nurul Afrianti nurulafrianti28@gmail.com <p><strong>Abstrak.</strong> Tantrum pada anak usia 4-6 tahun merupakan fenomena umum dan kerap membuat khawatir para pendidik dan orang tua. Tantrum dapat diartikan sebagai ledakan emosi yang ditandai dengan membentak, menangis, atau perilaku agresif yang biasanya terjadi ketika anak merasa frustasi atau tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab frekuensi dan dampak kemarahan pada anak di RA Al-Istikomah. Desa Bojong, Kabupaten Bandung Barat. Melalui pendekatan kualitatif dan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, penelitian ini menemukan bahwa faktor lingkungan, komunikasi dan perkembangan emosi anak berkontribusi signifikan terhadap perilaku marah. Upaya guru dalam mengelola amarah anak antara lain dengan menghindari faktor pemicu amarah dan mengalihkan perhatian anak, memberikan sentuhan-sentuhan lembut seperti pelukan hangat dan berbicara dengan suara tenang. Berikan instruksi yang sederhana dan jelas untuk menenangkan anak yang mengamuk, puji dan berikan penghargaan kepada anak bila ia menunjukkan perilaku yang baik dan melakukan kegiatan yang menyenangkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu orang tua dan pendidik dalam mengelola perilaku marah dengan lebih baik.</p> <p><strong>Abstract.</strong>Tantrums in children aged 4-6 years are a common phenomenon and often worry educators and parents. Tantrums can be interpreted as emotional outbursts characterized by yelling, crying, or aggressive behavior that usually occurs when a child feels frustrated or doesn't get what he wants. This study aims to find out the causes of the frequency and impact of anger on children in RA Al-Istikomah. Bojong Village, West Bandung Regency. Through a qualitative approach and data collection through observation and interviews, this study found that environmental factors, communication and emotional development of children contribute significantly to anger behavior. Teachers' efforts in managing children's anger include avoiding factors that trigger anger and distracting children, giving gentle touches such as warm hugs and talking in a calm voice. Give simple and clear instructions to calm the child who is angry, praise and reward the child if he shows good behavior and does fun activities. The results of this study are expected to help parents and educators in managing angry behavior better.</p> 2024-12-27T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPGP/article/view/5106 Pengaruh Kegiatan Pembacaan Cerita Buku Pilar Karakter terhadap Perilaku Proposial Peserta Didik 2024-12-10T17:33:16+08:00 Nadhira Putri Mulyana ruangdira123@gmail.com Erhamwilda erhamwilda@unisba.ac.id Eko Surbiantoro ekosurbiantoro14@gmail.com <p><strong>Abstrak.</strong> Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses serta hasil pembelajaran menggunakan metode bercerita menggunakan buku pilar karakter untuk dapat meningkatkan perilaku prososial peserta didik disalah satu Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Bandung Wetan dengan subjek penelitian berjumlah 8 anak. Indikator perilaku prososial yang diteliti adalah dermawan, jujur, menolong dan bekerja sama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah action research dengan jenis penelitian collaborative action research dan menggunakan model kemmis &amp; Mc Taggart. Temuan penelitian secara deskriptif kuantitatif, menggambarkan persentase perilaku prososial peserta didik mengalami peningkatan dari 54,01% menjadi 62,05% pada siklus I dan mengalami peningkatan kembali pada siklus II menjadi 76,33%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pengembangan perilaku prososial pada anak dapat berkembang melalui metode bercerita menggunakan buku pilar karakter.</p> <p><strong>Abstract.</strong> The purpose of this study is to describe the process and results of learning using the storytelling method using the character pillar book to be able to improve the prosocial behavior of students in one kindergarten in Bandung Wetan District with research subjects totaling 8 children. The indicators of prosocial behavior studied are generous, honest, helpful and cooperative. The method used in this research is action research with the type of collaborative action research and using the Kemmis &amp; Mc Taggart model. The research findings are descriptively quantitative, describing the percentage of students' prosocial behavior has increased from 54.01% to 62.05% in cycle I and has increased again in cycle II to 76.33%. Based on these results, it can be concluded that in the process of developing prosocial behavior in children can develop through storytelling methods using character pillar books.</p> 2024-12-28T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPGP/article/view/5108 Pola Pengasuhan Ibu sebagai Orang Tua Tunggal dalam Membina Kemandirian Fisik Anak 2024-12-07T23:56:38+08:00 Salma Afifah Nuryani affhnry@gmail.com Asep Dudi Suhardini asep.abushaffa@gmail.com Dinar Nur Inten dinar.nurinten@gmail.com <p><strong>Abstrak.</strong> Kemandirian anak usia dini penting dikembangkan sejak dini, namun banyak anak usia 5-6 tahun masih belum mandiri secara fisik. Berdasarkan pengamatan, kemandirian fisik anak dipengaruhi oleh pola pengasuhan orang tua, khususnya ibu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus, melibatkan tiga anak dengan orang tua tunggal (ibu) dan guru kelas sebagai subjek. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pengasuhan ibu bervariasi, mulai dari mengajarkan, memanjakan, hingga membiarkan. Pembinaan kemandirian fisik dapat dilakukan dengan pengasuhan sesuai cara Rasulullah, seperti memberi teladan baik, menanamkan adab, membangun rasa percaya diri, memberi pujian dan motivasi, serta tidak mencela atau marah. Salah satu bentuk pembinaan adalah memisahkan tempat tidur anak, sebagaimana hadis riwayat Abu Daud yang menganjurkan orang tua memerintahkan anak salat pada usia tujuh tahun dan memisahkan tempat tidur pada usia sepuluh tahun. Hasil penelitian menunjukkan dua dari tiga anak sudah mandiri secara fisik, mampu melakukan aktivitas harian tanpa bantuan. Sementara satu anak belum mandiri karena kurangnya pembiasaan dan minimnya kesempatan dari ibu untuk mencoba melakukan aktivitas secara mandiri.</p> <p><strong>Abstract.</strong> Early childhood independence is important to develop early, but many children aged 5-6 years are still not physically independent. Based on observations, children's physical independence is influenced by parenting patterns, especially mothers. This research uses a qualitative approach with a case study type, involving three children with a single parent (mother) and a class teacher as subjects. Data were collected through observation, interviews, and documentation studies. The results showed that mothers' parenting patterns varied, ranging from teaching, pampering, to allowing. Fostering physical independence can be done by parenting according to the Prophet's way, such as setting a good example, instilling adab, building self-confidence, giving praise and motivation, and not criticizing or getting angry. One form of guidance is to separate the child's bed, as the hadith narrated by Abu Daud which recommends parents to order children to pray at the age of seven and separate the bed at the age of ten. The results showed that two of the three children were physically independent, able to do daily activities without assistance. While one child is not yet independent due to lack of habituation and lack of opportunities from the mother to try to do activities independently.</p> 2024-12-28T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPGP/article/view/5128 Meningkatkan Kekuatan dan Koordinasi Otot Kaki Anak melalui Permainan Loncat Jejak Kaki 2024-12-09T14:18:59+08:00 Resti Sinta Belinda restisinta3@gmail.com Nan Rahminawati nan@unisba.ac.id Sobar Al-Ghazal sobaral-ghazal01@gmail.com <p><strong>Abstrak. </strong>Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan di TK Harapan Ibu, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, terkait kekuatan dan koordinasi otot kaki anak yang belum optimal. Hal ini terlihat dari keterbatasan anak dalam melakukan aktivitas seperti naik turun tangga dengan kaki bergantian, berjalan di papan titian dengan seimbang, meloncat dengan satu atau dua kaki, berlari lurus, menendang secara terarah, dan menirukan gerakan sederhana seperti pohon tertiup angin, pesawat terbang, serta kelinci melompat. Penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti, guru, dan kepala sekolah. Subjek penelitian adalah 10 anak usia 4-5 tahun, dengan data diperoleh melalui observasi dan dokumentasi. Setelah dua siklus kegiatan, hasil menunjukkan peningkatan kekuatan dan koordinasi otot kaki anak melalui permainan loncat jejak kaki. Persentase rata-rata meningkat dari 34% pada pra-siklus menjadi 59% pada siklus I, dan 88% pada siklus II. Peningkatan ini didukung oleh pembiasaan gerakan motorik kasar sebelum pembelajaran, serta penggunaan media jejak kaki yang menarik untuk meningkatkan antusiasme anak. Permainan ini terbukti efektif dalam melatih keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan otot kaki anak di TK Harapan Ibu.</p> <p><strong>Abstract.</strong>This study was motivated by problems at Harapan Ibu Kindergarten, Bojongsoang District, Bandung Regency, related to the strength and coordination of children's leg muscles that are not optimal. This can be seen from the children's limitations in doing activities such as going up and down stairs with alternating legs, walking on a footbridge with balance, jumping with one or two feet, running straight, kicking in a directed manner, and imitating simple movements such as trees blowing in the wind, airplanes, and jumping rabbits. The research used the Classroom Action Research (PTK) method which was conducted collaboratively between researchers, teachers, and principals. The research subjects were 10 children aged 4-5 years, with data obtained through observation and documentation. After two cycles of activities, the results showed an increase in children's leg muscle strength and coordination through footprint jumping games. The average percentage increased from 34% in the pre-cycle to 59% in cycle I, and 88% in cycle II. This increase was supported by the habituation of gross motor movements before learning, as well as the use of interesting footprint media to increase children's enthusiasm. This game proved to be effective in training children's balance, coordination, and leg muscle strength at Harapan Ibu Kindergarten.</p> 2024-12-29T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPGP/article/view/5132 Dampak Dwibahasa terhadap Komunikasi dan Sosial Emosional pada Anak Usia 3-4 Tahun 2024-12-06T20:32:32+08:00 Hasna Laila Rahman hasnalaila981@gmail.com Masnipal masnipalmarhun@gmail.com Dewi Mulyani dewimulyani@unisba.ac.id <p><strong>Abstrak.</strong> Manusia membutuhkan komunikasi untuk hidup, dengan bahasa sebagai alat paling efektif untuk menyampaikan pesan, pikiran, dan perasaan. Bahasa memungkinkan kerja sama antar manusia dan dominan dalam berbagai aktivitas. Penelitian ini mengkaji dampak dwibahasa pada perkembangan komunikasi, sosial, dan emosional anak usia dini. Dengan meningkatnya jumlah keluarga dwibahasa, penting memahami bagaimana pengalaman ini memengaruhi perkembangan anak. Permasalahan yang dikaji meliputi dampak dwibahasa terhadap: (1) komunikasi anak, (2) sosialisasi dengan teman sebaya, dan (3) perkembangan emosi. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus, melibatkan observasi dan wawancara terhadap orang tua, guru, dan dua anak perempuan usia 3 dan 4 tahun di lingkungan dwibahasa. Hasil menunjukkan dwibahasa dapat menyebabkan kesulitan komunikasi, hambatan bersosialisasi, dan masalah emosi seperti kecemasan dan menarik diri.</p> <p><strong>Abstract.</strong> Humans need communication for survival and language is the most effective communication tool to convey messages, thoughts, feelings, and goals to others. Language enables cooperation between humans, so its role is very dominant in various daily activities. Therefore, this study aims to examine the impact of bilingualism on communication and social-emotional development in early childhood. With the increasing number of bilingual families in various countries, it will be important to understand how bilingual experiences affect children at this critical stage of development. Based on this phenomenon, the problems in this study are formulated as follows: (1) How does bilingualism impact on children's communication development? (2) How does bilingualism impact on children's socialization among peers? (3) How does bilingualism impact on children's emotional development. The method used in this research is a qualitative method with a case study approach, involving observation and in-depth interviews with parents, teachers, and children in a bilingual environment. The subjects were two girls aged 3 and 4 years old. The results showed that the use of bilingualism in children aged 3-4 years can cause children's inability to communicate fluently, barriers in socializing with peers and barriers in emotions (anxiety &amp; frequent withdrawal).</p> 2024-12-29T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPGP/article/view/5135 Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak melalui Permainan Tradisional Egrang Batok Kelapa 2024-12-08T22:07:15+08:00 Raden Jihan Fauzianti Achsan rdjihanf@gmail.com Dinar Nur Inten dinar.nurinten@gmail.com <p><strong>Abstrak. </strong>Penelitian ini membahas peningkatan kemampuan motorik kasar melalui permainan tradisional egrang batok kelapa. Tujuan penelitian meliputi: 1) gambaran umum kemampuan motorik kasar anak, 2) cara meningkatkan kemampuan motorik kasar anak, dan 3) efektivitas permainan egrang batok kelapa dalam meningkatkan motorik kasar. Subjek penelitian adalah anak usia 5–6 tahun di TK AISYIYAH 2, dengan objek berupa kemampuan motorik kasar. Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas kolaboratif, teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi, serta analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada pra-siklus tidak ada anak dalam kategori berkembang sesuai harapan (BSH). Pada akhir siklus 1, anak rata-rata masuk kategori mulai berkembang (MB), dan pada siklus 2 mencapai kategori BSH dengan peningkatan 170%. Permainan ini efektif karena menggabungkan keseimbangan dan gerakan lokomotor yang merangsang motorik kasar, sehingga cocok untuk anak usia dini.</p> <p><strong>Abstract. </strong>This study focuses on improving gross motor skills through the traditional coconut shell stilt game. The research aims to: 1) describe children’s gross motor abilities, 2) identify methods to enhance gross motor skills, and 3) evaluate the effectiveness of the coconut shell stilt game. The subjects were children aged 5–6 years at AISYIYAH 2 Kindergarten, with the focus on gross motor skills. A collaborative classroom action research method was used, with data collected through observation and documentation, analyzed descriptively and qualitatively. The results showed no children in the "developing as expected" (BSH) category in the pre-cycle phase. By the end of cycle 1, most children were in the "beginning to develop" (MB) category, and by cycle 2, they achieved BSH with a 170% improvement. This success is attributed to the combination of balance and locomotor movements, making the game suitable for early childhood development.</p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRPGP/article/view/5398 Manajemen Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di Taman Kanak-Kanak Sekolah Penggerak 2024-12-10T17:30:40+08:00 Nan Rahminawati nanrahminawati@gmail.com Resty Widia nan@unisba.ac.id Revan Dwi Erlangga nan@unisba.ac.id <p><strong>Abstrak. </strong>Sesuai Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 56 tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Merdeka. Kurikulum merdeka merupakan upaya pemerintah untuk mencapai visi pendidikan Indonesia, yang bertujuan untuk membuat Indonesia maju, mandiri, dan berkepribadian sesuai dengan profil pelajar pancasila. Profil pelajar pancasila tersebut ditekankan melalui projek pembelajaran khusus yang menekankan akan kebermaknaan pembelajaran bagi peserta didik. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui proses manajemen pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di Taman Kanak-Kanak Sekolah Penggerak sesuai dengan fungsi dari manajemen itu sendiri. Metode yang digunakan dalam artikel ini ada metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa proses pelaksanaan P5 tidak bisa lepas dari pengaruh fungsi manajemen berupa Planning, Organizing, Actuating, Controling, dan Evaluating. Setiap lembaga pendidikan yang berupaya menerapkan program P5 harus senantiasa memperhatikan fungsi-fungsi tersebut agar keberjalanan kegiatan P5 dapat berjalan secara maksimal.</p> <p><strong>Abstract. </strong>In accordance with the Decree of the Minister of Education, Culture, Research and Technology No. 56 of 2022 concerning Guidelines for Implementing the Independent Curriculum. The independent curriculum is the government's effort to achieve the vision of Indonesian education, which aims to make Indonesia advanced, independent and with a personality in line with the Pancasila student profile. The Pancasila student profile is emphasized through special learning projects that emphasize the meaningfulness of learning for students. The aim of this research is to determine the management process for implementing the Project for Strengthening the Profile of Pancasila Students (P5) in the Kindergarten of the Driving School in accordance with the function of the management itself. The method used in this research is a qualitative method with a qualitative descriptive approach. The results of this research show that the P5 implementation process cannot be separated from the influence of management functions in the form of Planning, Organizing, Actuating, Controlling, and Evaluating. Every educational institution that seeks to implement the P5 program must always pay attention to these functions so that P5 activities can run optimally.</p> 2024-12-30T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud