Persepsi Orang Tua terhadap Permainan Balok Model PKPK pada Anak Usia Dini
DOI:
https://doi.org/10.29313/jrpgp.v4i2.5040Keywords:
Persepsi, Permainan Konstruktif, Balok PKPKAbstract
Abstrak. Permasalahan terkait persepsi orang tua terhadap permainan balok model PKPK muncul karena keterbatasan pemahaman mereka tentang konsep permainan konstruktif dan model PKPK. Penelitian ini bertujuan mengkaji persepsi orang tua mengenai pemahaman konsep permainan konstruktif dengan balok model PKPK, kesiapan alat, keterlibatan anak, kemampuan guru, serta manfaatnya bagi perkembangan motorik halus, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional anak. Dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua memahami permainan konstruktif sebagai aktivitas menyusun, meskipun pemahaman tentang model PKPK terbatas. Orang tua menilai ketersediaan balok dan keterampilan guru dalam membimbing sangat baik. Anak terlibat aktif dalam permainan dan menunjukkan perkembangan positif, seperti lebih kreatif dan mampu bermain bersama teman. Solusi yang diusulkan meliputi: (1) pelatihan guru untuk komunikasi efektif dengan orang tua, (2) workshop bagi orang tua, dan (3) kolaborasi untuk mengoptimalkan permainan di rumah.
Abstract. A common issue with parents' perceptions of constructive play is their limited understanding of the concept and the PKPK model. This study aimed to explore parents' perceptions of constructive play using PKPK model blocks, tool readiness, children's involvement, teacher guidance, and the game's benefits in fostering fine motor, cognitive, language, and socio-emotional development. Using a qualitative approach with descriptive methods, the study found that parents understand constructive play as building or assembling activities but have limited knowledge of the PKPK model. Parents noted that block availability at schools is excellent and praised teachers’ skills in guiding children with PKPK model blocks. Children actively participate, following rules and instructions, and show positive developmental changes, becoming more active, creative, and collaborative. Proposed solutions include (1) enhancing teacher communication skills to explain the game's benefits, (2) organizing workshops for parents, and (3) collaborating with parents to optimize at-home activities.
References
Aisyah. (2020). Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Melalui Permainan Balok. Incrementapedia: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(02), 36–40. https://doi.org/10.36456/incrementapedia.vol2.no02.a3018
Akbar, R. F. (2015). Analisis Persepsi Pelajar Tingkat Menengah Pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus. Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 10(1), 189–210. https://doi.org/10.21043/edukasia.v10i1.791
Denisa Agustin, Masnipal Marhun, & Arif Hakim. (2023). Kontribusi Teknik Permainan Balok Model Pengembangan Kreativitas Permainan Konstruktif dalam Perkembangan Berpikir Kreatif. Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud, 75–80. https://doi.org/10.29313/jrpgp.v3i2.3009
Fauziddin, M. (2017). Penerapan Belajar Melalui Bermain Balok Dalam Meningkatkan Motorik Halus Anak Usia Dini. Jurnal CARE, 5(1), 1–10. https://doi.org/http://doi.org/10.25273/jcare.v5i1.3959
Gutama, P. S. (2023). Pentingnya Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini. ResearchGate. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.14547.66085
Ika, H., Izzatil, H. N., & Rusdiah. (2021). Interaksi Sosial Anak Yang Memiliki Speech Delay. Jurnal Smart Paud, 4(1), 11–22. https://doi.org/https://doi.org/10.36709/jspaud.v5i2.11
Masnipal. (2016a). Model Pengembangan Kreativitas Melalui Permainan Konstruktif (PKPK) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Anak Usia Dini. Journal of Chemical Information and Modeling, 5(1), 39–48.
Masnipal, M. (2008). Model Pengembangan Kreativitas Melalui Permainan Konstruktif Dalam Proses Pendidikan Anak Usia Dini (Studi terhadap Siswa Taman Kanak-Kanak di Bandung dan Cimahi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Masnipal, M. (2016b). Model Pengembangan Kreativitas melalui Permainan Konstruktif dalam Proses Pendidikan Anak Usia Dini. Ta Dib : Jurnal Pendidikan Islam, 5(1). https://doi.org/10.29313/tjpi.v5i1.2086
Masnipal, M. (2021). Kontribusi Pelatihan dalam Meningkatkan Keterampilan Guru Membimbing Siswa Bermain Balok. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(3), 1514–1526. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i3.1745
Nurfadilah, Fadila, S. N., & Adiarti, W. (2021). Panduan APE Aman Bagi Anak Usia Dini. In Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.
Rocmah, L. I. (2017). Penerapan permainan konstruktif di Tk Aisyiyah Bustanul Athfal Sambiroto. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Desain Pembelajaran Di Era Asean Economic Community (AEC) Untuk Pendidikan Indonesia Berkemajuan,” 41–47.
Syaefani, N., & Arif Hakim. (2024). Efektivitas Program Living Values Education terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Riset Pendidikan Guru Paud, 4(1), 17–24. https://doi.org/10.29313/jrpgp.v4i1.3739
Wahidin. (2019). Peran Orang Tua Dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Anak Sekolah Dasar. Pancar, 3(1), 232–245.
Wiwik Pratiwi. (2017). Konsep Bermain Pada Anak Usia Dini. Manajemen Pendidikan Islam , 5, 106–117.