Keterlibatan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Melakukan Layanan Spiritual terhadap Siswa yang Bermasalah di SMAN X Bandung
DOI:
https://doi.org/10.29313/jrpai.v1i2.549Keywords:
Kebijakan Sekolah, Layanan Spiritual, Guru PAIAbstract
Abstract. Islamic Religious Education (PAI) is a compulsory subject given to students at the secondary education level. At SMAN X Bandung, PAI teachers besides teaching also have the task of encouraging students to have a source of religious guidance in solving the problems they are facing, through a spiritual service. This is stated in the Principal's Decree. This research is an empirical research using qualitative descriptive method. This qualitative research uses theoretical and empirical studies presented in the form of narrative texts to clearly describe how the process of spiritual service for students with problems is. The technique used in this research is observation method, interview method, and documentation method. The results of the study indicate that: (a) Regulations set by the principal are the basis for involving PAI teachers to provide spiritual services to troubled students as a manifestation of achieving the school's vision in shaping the noble character of students (b) PAI teachers take various steps to provide customized spiritual services with the internal and external conditions of the problem child. (c) Coordination is carried out between PAI teachers and BK teachers in handling problematic students through horizontal coordination which also involves the homeroom teacher as the person in charge of students at school.
Abstrak. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran wajib yang diberikan kepada peserta didik pada jenjang pendidikan menengah. Di SMAN X Bandung, guru PAI selain mengajar juga memilki tugas mendorong siswa memiliki sumber pegangan agama dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, melalui suatu layanan spiritual. Hal tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian empirik dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif ini menggunakan kajian teoritis dan empiris yang disajikan dalam bentuk teks bersifat naratif untuk menjabarkan secara jelas bagaimana proses layanan spiritual bagi siswa bermasalah. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) Regulasi yang ditetapkan Kepala Sekolah menjadi dasar pelibatan guru PAI melakukan layanan spiritual terhadap siswa bermasalah sebagai salah satu perwujudan pencapaian visi sekolah dalam membentuk akhlak mulia peserta didik (b) Guru PAI melakukan berbagai langkah pemberian layanan spiritual yang disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal anak yang bermasalah. (c) Dilakukan koordinasi antara guru PAI dengan guru BK dalam penanganan siswa bermasalah melalui koordinasi secara horizontal yang juga melibatkan wali kelas sebagai penanggung jawab siswa di sekolah.