Implikasi Pendidikan dari Q.S Asy-Syura Ayat 37-38 terhadap Kepribadian Muslim
DOI:
https://doi.org/10.29313/jrpai.v4i2.5368Keywords:
Kepribadian, Pembentukan, MuslimAbstract
Abstract. This research is motivated because many Muslim communities do not understand what personality a good Muslim should have. This research aims to find out the opinion of the mufassir of QS. Asy-Syura Verse 37-38, to know the essence contained in QS. AshShura Verse 37-38, to know the opinions of experts about Muslim personality, and to know the educational implications of QS. Ash-Shura Verse 37-38 about Muslim personality. This research uses qualitative approach and descriptive-analytic method with literature study. Research results from QS. Ash-Shura 37-38: The mufassirs explain that in verse 37 a Muslim should stay away from major sins and heinous acts. Then in verse 37 it is also explained about those who are angry with those who do evil to them, then they forgive. While in verse 38 it is explained about total submission and obedience to Allah SWT. Verse 38 also confirms that all their problems are decided through deliberation so that all life is coloured by this trait and they spend some of their sustenance.
Abstrak. Penelitian ini dilatar belakangi karena banyak masyarakat muslim yang belum memahami apa saja kepibadian yang harus dimiliki seorang muslim yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui pendapat mufassir QS. Asy-Syura Ayat 37-38, untuk mengetahui esensi yang terkandung dari QS. Asy-Syura Ayat 37-38, untuk mengetahui pendapat para ahli tentang kepribadian muslim, dan untuk mengetahui implikasi pendidikan dari QS. Asy-Syura Ayat 37-38 tentang kepribadian muslim. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif-analitik dengan studi literatur. Hasil Penelitian dari QS. Asy-Syura 37-38: Para mufassir menjelaskan bahwasanya pada ayat 37 seorang muslim hendaknya menjauhi dosa dosa besar dan perbuatan keji. Kemudian pada ayat 37 ini juga dijelaskan mengenai mereka yang marah terhadap orang yang berbuat jahat kepada mereka, maka mereka memaafkan. Sedangkan pada ayat 38 dijelaskan mengenai tunduk dan taat secara total kepada Allah SWT. Ayat 38 ini juga menegaskan bahwa seluruh persoalan mereka diputuskan melalui musyawarah supaya seluruh kehidupan diwarnai sifat ini dan mereka menginfakkan sebagian rezeki.
References
Albert, & Charles. (2022). Etika Profesi Keguruan dalam Tinjauan Alqur ’ an dan Hadits. 01(02), 108–116.
Arsyam, M., Islam, U., Alauddin, N., Islam, U., Alauddin, N., Islam, U., & Alauddin, N. (2022). IMAN KEPADA ALLAH (PEROSES MUNCULNYA IMAN SAD, DZAN DAN ILMU ).
Halid, W. (2023). KEPRIBADIAN DALAM TINJAUAN HADIST (PSIKOLOGI KEPRIBADIAN. Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 3, 644–660.
Nurwijayanti, W., & Asikin, I. (2024). Nilai-Nilai Pendidikan dari Al- Qur ’ an Surat An -Nisa Ayat 29-31 tentang Targhib dan Tarhib. 4, 230–237.
Putri, A. M., Rukajat, A., & Ramdhani, K. (2022). PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BENTUK UNTUK. 5, 383–395.
Riantika, P. A., & Pane, N. (2023). ANALISIS KEUTAMAAN SEDEKAH DAN INFAK BERDASARKAN HADIS YANG DIRIWAYATKAN OLEH IMAM BUKHARI DAN IMAM. 5(2), 76–82.
Rusdiana Navlia Khulaisie. (2016). Hakikat Kepribadian Muslim , Seri Pemahaman Jiwa terhadap Konsep. Jurnal Reflektika, 11(11), 39–57.
Salsabila, A. (2023). KONSEP MUSYAWARAH RATU BALQIS DALAM AL-QUR ` AN.
Sari, N. H. (2023). PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MELALUI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Kajian Pendidikan Agama Islam, 5(Oktober), 66–79.