https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRP/issue/feed Jurnal Riset Psikologi 2024-07-03T00:00:00+08:00 Dewi Rosiana uptpublikasi@unisba.ac.id Open Journal Systems <p><a title="Jurnal Riset Psikologi" href="https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRP" target="_blank" rel="noopener"><strong>Jurnal Riset Psikologi</strong> (JRP)</a> adalah jurnal <em>peer review</em>&nbsp;dan dilakukan dengan&nbsp;<em>double blind review</em> yang mempublikasikan hasil riset dan kajian teoritik terhadap isu empirik dalam sub kajian Psikologi Sosial, Pendidikan, dll.&nbsp; <strong><a title="Jurnal Riset Psikologi" href="https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRP" target="_blank" rel="noopener">JRP</a> </strong>ini dipublikasikan pertamanya 2021 dengan&nbsp; eISSN <a title="eISSN JRP" href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20210714381617200" target="_blank" rel="noopener">2798-6071</a> yang diterbitkan oleh <a title="UPT Publikasi" href="https://publikasi.unisba.ac.id/" target="_blank" rel="noopener"><strong>UPT Publikasi Ilmiah</strong></a>,&nbsp;<a title="unisba" href="https://www.unisba.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Universitas Islam Bandung</a>. Semua artikel diperiksa plagiasinya dengan perangkat lunak anti plagiarisme. Jurnal ini ter-<em>indeks</em>&nbsp;di&nbsp;<a title="GS JRP" href="https://scholar.google.com/citations?hl=id&amp;authuser=1&amp;user=ZHSul-sAAAAJ" target="_blank" rel="noopener">Google Schoolar</a>,&nbsp;<a title="Id Garuda" href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/25657" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a>,&nbsp;<a title="doi" href="https://search.crossref.org/?q=unisba&amp;from_ui=yes" target="_blank" rel="noopener">Crossref</a>, dan&nbsp;<a title="DOAJ" href="https://doaj.org/search/journals?ref=quick-search&amp;source=%7B%22query%22%3A%7B%22filtered%22%3A%7B%22filter%22%3A%7B%22bool%22%3A%7B%22must%22%3A%5B%7B%22terms%22%3A%7B%22bibjson.publisher.name.exact%22%3A%5B%22Universitas%20Islam%20Bandung%22%5D%7D%7D%5D%7D%7D%2C%22query%22%3A%7B%22query_string%22%3A%7B%22query%22%3A%22universitas%20islam%20bandung%22%2C%22default_operator%22%3A%22AND%22%2C%22default_field%22%3A%22bibjson.publisher.name%22%7D%7D%7D%7D%7D" target="_blank" rel="noopener">DOAJ</a>. Terbit setiap <strong>Juli</strong> dan <strong>Desember</strong>.</p> https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRP/article/view/3753 Celebrity Worship : A Scoping Review 2024-06-14T22:54:51+08:00 Putri Fitriani Diah Kusmawan putrifitriani71@gmail.com Yunita Sari yunita.sari@unisba.ac.id <p><strong>Abstract. </strong>Celebrity worship as a type of worship of people who are widely famous and attract the attention of the public as well as the media. In recent years celebrity culture and entertainment have grown rapidly to become extremely popular among people of all ages. Fans have shown their admiration and devotion to celebrities, as well as a strong desire to follow their every action. The purpose of this study is to explore the development of topics related to celebrity worship. Scoping the review to map the topic of celebrity worship, six databases were explored in the literature review. In writing the literature review, 60 article titles were found and then 13 articles that fit the criteria were selected. The findings showed that celebrity worship is related to demographic factors such as age and gender, mental health conditions, eating disorder behaviors and body image, impulse buying, social relationships, and social media. The results of the review can be used to help researchers understand the various factors related to celebrity worship.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> <em>Celebrity worship</em> sebagai suatu jenis pemujaan terhadap orang yang terkenal secara luas dan menarik perhatian publik juga media. Dalam beberapa tahun terakhir budaya selebritas dan hiburan telah berkembang pesat menjadi sangat populer di kalangan orang-orang dari segala usia. Para penggemar telah menunjukkan kekaguman dan pengorbanan mereka kepada para selebriti, serta keinginan yang kuat untuk mengikuti setiap tindakan mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi perkembangan topik-topik yang berkaitan dengan <em>celebrity worship. Scoping review</em> dimaksudkan untuk memetakan topik <em>celebrity worship</em>, enam database ditelusuri dalam tinjauan literatur. Dalam penulisan tinjauan literatur, 60 judul artikel ditemukan kemudian terpilih 13 artikel yang sesuai dengan kriteria. Temuan menunjukkan bahwa <em>celebrity worship</em> berkaitan dengan faktor demografi yaitu usia dan gender, kondisi kesehatan mental, perilaku gangguan makan dan citra tubuh, <em>impulse buying</em>, relasi sosial, serta media sosial. Hasil tinjauan tersebut dapat digunakan untuk membantu peneliti memahami berbagai faktor yang berkaitan dengan <em>celebrity worship</em>.</p> 2024-07-15T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Psikologi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRP/article/view/3758 Studi Kontribusi JOb Insecurity terhadap Turnover Intention pada Buruh Wanita di PT. X 2024-06-13T19:57:04+08:00 Asri Siti Nurizati asrinurizati@gmail.com Ali Mubarak mubarakspsi@gmail.com <p><strong>Abstract. </strong>Job insecurity is the perception, feeling of helplessness, and anxiety felt by employees facing the possibility of losing their job (De Witte, 1999). Roodt (2004) defines turnover intention as an employee's intention to leave the organization consciously and deliberately by the employee to leave the organization. This research aims to find out how job insecurity and turnover intention among female workers at PT. X. The hypothesis in this research is that job insecurity makes a significant contribution to turnover intention among female workers. The measuring instrument used is the job insecurity scale, developed by De Witte (2014) and adapted by the researchers themselves. The measuring instrument to measure turnover intention is scale developed by Bothma &amp; Roodt (2013) which was also adapted by researchers themselves. The research results show that there are 51.9% of female workers who have high job insecurity, and 48.1% of female workers who have high turnover intention. Job insecurity contributed 67.9% to turnover intention in this study<em>.</em></p> <p><strong>Abstrak.</strong> <em>Job insecurity</em> merupakan persepsi, perasaan tidak berdaya, dan kecemasan yang dirasakan karyawan menghadapi kemungkinan kehilangan pekerjaan. [1]. Roodt (2004) mendefinisikan turnover intention sebagai niat karyawan untuk meninggalkan organisasi secara sadar dan disengaja oleh karyawan untuk meninggalkan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana job insecurity dan turnover intention pada buruh wanita di PT. X. Hipotesis dalam penelitian ini adalah job insecurity memberikan kontribusi yang sigrnifikan terhadap turnover intention pada Buruh Wanita. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur job insecurity yang dikembangkan oleh De witte (2014) dan diadaptasi sendiri oleh peneliti, lalu alat ukur yang digunakan untuk mengukur turnover intention yaitu alat ukur yang dikembangkan oleh Bothma &amp; Roodt (2013) yang juga diadaptasi sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 51,9% Buruh wanita yang memiliki job insecurity yang tinggi, dan 48.1% buruh wanita yang memiliki turnover intention yang tinggi. job insecurity memberikan kontribusi sebesar 67,9% terhadap turnover intention dalam penelitian ini.</p> 2024-07-15T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Psikologi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRP/article/view/3816 Pengaruh Psychological Capital terhadap Turnover Intention pada Pegawai PT. X 2024-06-15T00:15:45+08:00 Alyasina Hermawan alyasinah@gmail.com Dewi Sartika dsartk@yahoo.com Rizka Hadian Permana rizka.hadian@yahoo.com <p><strong>Abstract. </strong>This research aims to see how closely psychological capital influences turnover intention among PT employees. X. The method used in this research is a quantitative method with data collection through questionnaires and multiple regression data analysis. The population in this study were employees at PT. X. The sampling technique used was random sampling technique and a sample of 334 people was obtained. The measuring instrument used is the Psychological Capital Questionnaire (PCQ) measuring instrument developed by Luthans (2007) and translated by Hafilda (2021). Meanwhile, the turnover intention measuring tool uses the three-item turnover intent questionnaire developed by Mobley et al. (1978) which has been adapted by Abid &amp; Butt (2017) and translated by Farhan (2022). The research results show that 55.99% of PT. X has high psychological capital and 70.66% of PT employees. X has low turnover intention. Simultaneously, psychological capital influences turnover intention by 6.30%. Meanwhile, partially there are two dimensions of psychological capital, namely hope and resilience, which have a significant effect on turnover intention. Meanwhile, the other two dimensions, namely self-efficacy and optimism, do not significantly influence turnover intention.</p> <p><strong>Abstrak. </strong>Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa erat pengaruh <em>psychological capital</em> terhadap <em>turnover intention</em> pada pegawai PT. X. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner serta analisis data regresi berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah para pegawai di PT. X. Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik <em>random sampling</em> dan didapatkan sampel sebanyak 334 orang. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur <em>Psychological Capital Questionare (PCQ)</em> yang dikembangkan oleh Luthans (2007) dan telah diterjemahkan oleh Hafilda (2021). Sementara alat ukur turnover intention menggunakan <em>three-item turnover intent questionnaire</em> yang dikembangkan oleh Mobley et al. (1978) yang telah diadaptasi oleh Abid &amp; Butt (2017) dan diterjemahkan oleh Farhan (2022). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55,99% pegawai PT. X memiliki <em>psychological capital</em> yang tinggi dan 70,66% pegawai PT. X memiliki <em>turnover intention</em> yang rendah. Secara simultan, <em>psychological capital</em> berpengaruh terhadap <em>turnover intention</em> berpengaruh sebesar 6.30%. Sedangkan secara parsial terdapat dua dimensi <em>psychological capital</em> yaitu <em>hope</em> dan <em>resiliecy</em> yang berpengaruh secara signifikan terhadap <em>turnover intention</em>. Sementara dua dimensi lainnya yaitu <em>self-efficacy</em> dan <em>optimism</em> tidak berpengaruh secara signifikan terhadap <em>turnover intention</em>.</p> 2024-07-16T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Psikologi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRP/article/view/3861 Pengaruh Intimate Partner Violence terhadap Suicide Ideation pada Perempuan Korban 2024-06-18T19:05:24+08:00 Athaya Nabilah Irawan athayairawan@gmail.com Suhana hansunisba@gmail.com <p><strong>Abstract.</strong></p> <p>Violence against women in romantic relationships in Indonesia in 2021 reported to Komnas Perempuan was 2,047 cases out of a total of 2,527 cases. This study aims to explain the effect of IPV on suicide ideation in women victims of violence. Intimate partner violence (IPV) is any form of violence that occurs in romantic relationships due to unresolved conflicts in the relationship. Suicide ideation is the thoughts that exist in individuals about death and other people's responses to them when they are no longer in the world. This study is a causal research with a quantitative approach involving 81 women as respondents. This study uses two measuring instruments The Revised Conflict Tactics Scales 2 (CTS2) which has been adapted by Zahra (2017) and the Adult Suicide Ideation Questionnaire (ASIQ) which has been adapted by Astuti (2019). The analysis used is simple linear regression. The regression coefficient value is positive 0.421, which means that if there is an increase in the IPV variable, there will be an increase in suicide ideation. The value of t count&gt; t table or 5.214&gt; 1.667 means that there is a significant influence between IPV and Suicide Ideation.</p> <p><strong>Abstrak.</strong></p> <p class="07StyleBodyAbstrak"><span lang="SV">Kekerasan terhadap perempuan dalam hubungan romantis di Indonesia pada tahun 2021 yang dilaporkan kepada Komnas Perempuan sebanyak 2,047 kasus dari jumlah keseluruhan 2,527 kasus. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan pengaruh IPV terhadap suicide ideation pada perempuan korban kekerasan. Intimate partner violence (IPV) adalah segala bentuk kekerasan yang terjadi dalam hubungan romantis yang disebabkan adanya konflik yang tidak terselesaikan dalam hubungan. Suicide Ideation adalah pikiran yang ada di dalam individu mengenai kematian dan respon orang lain terhadap dirinya ketika tidak ada di dunia lagi. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dengan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 81 perempuan sebagai responden. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur The Revised Conflict Tactics Scales 2 (CTS2) yang sudah diadaptasi oleh Zahra (2017) dan Adult Suicide Ideation Questionnaire (ASIQ) yang sudah diadaptasi oleh Astuti (2019). Analisis yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Nilai koefisiensi regresi sebesar positif 0.421 yang berarti jika terjadi peningkatan variabel IPV maka akan ada terjadi peningkatan suicide ideation. Nilai t hitung &gt; t tabel atau 5.214 &gt; 1.667 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara IPV dan Suicide Ideation.</span></p> 2024-07-17T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Psikologi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRP/article/view/3875 Pengaruh Work Family Enrichment terhadap Work Engagement pada Ibu Bekerja yang Memiliki Anak Disabilitas 2024-06-18T18:47:55+08:00 Tiffany Ibrahim tiffanyibrahim15@gmail.com Dinda Dwarawati dinda.dwarawati@gmail.com <p><strong>Abstract</strong>. Work engagement is a motivational construct, a positive state, and being fully involved in one's work which is characterized by vigor, dedication and absorption (Schaufeli et al., 2002). Work family enrichment is the extent to which an individual's experience in one role can improve the quality of life in another role (Greenhaus &amp; Powell, 2006). The aim of this research is to determine the effect of Work Family Enrichment on Work Engagement in Working Mothers who Have Disabled Children which refers to the Work Family Enrichment theory from Greenhaus &amp; Powell (2006) and the Work Engagement theory from Schaufeli &amp; Bakker (2002). This research uses quantitative causality research methods with a sample of 101 working mothers who have children with disabilities. The data analysis technique uses multiple linear regression tests. To measure Work Engagement using the Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9) by Schaufelli &amp; Bakker (2003). Meanwhile, to measure Work Family Enrichment, we use the measurement scale from Carlson et al., (2006). The research results show that the Work Family Enrichment value has an influence of 16.2% on Work Engagement. The direction of Family-Work Enrichment involvement has the greatest influence, namely 12.26%, on Work Engagement, with the affect dimension being the dimension that has the greatest influence, namely 7.94%.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> <em>Work engagement</em> merupakan suatu konstruk motivasional, keadaan positif, dan secara penuh terlibat pada pekerjaannya yang ditandai dengan adanya <em>vigor</em>, <em>dedication</em> dan <em>absorption</em> (Schaufeli et al., 2002). <em>Work family enrichment</em> merupakan sejauh mana pengalaman individu pada suatu peran dapat meningkatkan kualitas hidup pada satu peran lainnya (Greenhaus &amp; Powell, 2006). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh <em>work family enrichment</em> terhadap <em>work engagement</em> pada ibu bekerja yang memiliki anak disabilitas yang mengacu pada teori work family Enrichment dari Greenhaus &amp; Powell (2006) dan teori <em>work engagement</em> dari Schaufeli &amp; Bakker (2002). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif kausalitas dengan sampel sebanyak 101 orang ibu bekerja yang memiliki anak disabilitas. Teknik analisis data menggunakan uji regresi linear berganda. Untuk mengukur Work Engagement menggunakan Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9) oleh Schaufelli &amp; Bakker (2003). Sedangkan untuk mengukur Work Family Enrichment menggunakan skala pengukuran dari Carlson et al., (2006). Hasil penelitian menunjukkan nilai <em>work family enrichmen</em>t memberikan pengaruh sebesar 16.2% terhadap <em>work Engagement</em>. Arah keterlibatan <em>family-work enrichment</em> memberikan pengaruh terbesar yaitu 12.26% terhadap <em>work engagement</em> dengan dimensi <em>affect</em> sebagai dimensi yang memberikan pengaruh terbesar yaitu 7.94%.</p> 2024-07-17T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Psikologi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRP/article/view/3885 Pengaruh Kesepian terhadap Problematic Internet Use pada Mahasiswa Universitas Islam Bandung 2024-06-18T18:51:50+08:00 Asrie Mirazd Octaviani ashrie.miradz@gmail.com Ilmi Hatta m.ilmi.hatta@gmail.com <p><strong>Abstract.</strong> Nowadays, internet use is something that is difficult to separate from everyday life. The internet can provide benefits, anyone can easily access various information and communicate anytime and anywhere. However, this convenience can have a negative impact if internet use is carried out intensively and excessively because it can lead to Problematic Internet Use (PIU). Individuals who feel lonely tend to access more time on the internet to build friendships and overcome negative feelings of loneliness by interacting online. This study aims to examine how much influence loneliness has on PIU among students at Bandung Islamic University. The measuring tool used is the Generalized Problematic Internet Use Scale 2 (GPIUS2), while to measure loneliness the UCLA Loneliness Scale Version 3 is used which has been adapted into Indonesian. This research uses causality research methods and data analysis using a simple linear regression test. The research results show that the R square (R2) coefficient of determination is 0.276, which means that the loneliness variable influences the PIU variable by 27.6%.</p> <p><strong>Abstrak. </strong><span lang="SV" style="letter-spacing: .2pt;">Penggunaan internet di masa sekarang merupakan hal yang sulit terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Internet dapat memberikan keuntungan, siapa saja dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi dan berkomunikasi kapan pun dan di mana pun. Namun, dengan kemudahan tersebut dapat berdampak buruk jika penggunaan internet dilakukan secara intensif dan berlebihan karena dapat mengarah pada terjadinya <em>Problematic Internet Use</em> (PIU). Individu yang merasa kesepian cenderung mengakses lebih banyak waktu di internet untuk membangun pertemanan dan mengatasi perasaan negatif dari kesepian tersebut dengan berinteraksi secara <em>online</em>. Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh kesepian terhadap PIU pada mahasiswa Universitas Islam Bandung. Alat ukur yang digunakan adalah <em>Generalized Problematic Internet Use Scale</em> 2 (GPIUS2), sedangkan untuk mengukur kesepian digunakan UCLA <em>Loneliness Scale Version</em> 3 yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kausalitas dan analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai R <em>square</em> (R2) koefisien determinasi sebesar 0.276 yang artinya varibel kesepian mempengaruhi variabel PIU sebesar 27.6%.</span></p> 2024-07-18T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Psikologi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRP/article/view/3887 Pengaruh Work Life Balance terhadap Work Engagement pada Perawat Lansia 2024-06-18T18:35:53+08:00 Noli Saraswati Dewi nolisaraswatidewi2000@gmail.com Anna Rozana annadyareza93@gmail.com <p><strong>Abstract.</strong> Work engagement is a positive state of mind and fulfillment related to work that has the characteristics of vigor, dedication, and absorption (Shaufeli et al., 2002). One of the factors that can enhance work engagement is work-life balance. Work-life balance is the effort to balance two or more roles that one engages in (Fisher, 2009). This study aims to determine the influence of work-life balance on work engagement among elderly caregivers at Nursing Homes in the city of Bandung. The measurement tools used are the Work-Life Balance Scale (WLBS), referring to Fisher et al.'s theory (2009), adapted by Gunawan et al. (2019), and the Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9), referring to Schaufeli et al.'s theory (2002), adapted by Kristiana et al. (2018). The sampling technique used is saturation sampling with a total of 37 respondents. The method used in this study is a quantitative causal method, employing multiple linear regression analysis techniques. The results of this study indicate that, simultaneously, work-life balance has a significant effect on work engagement, accounting for 60.4%. Meanwhile, on a partial basis, the dimension of Personal Life Interference with Work (PLIW) contributes to an effect of 34.8%, and the dimension of Personal Life Enhancement of Work (PLEW) contributes to an effect of 18.4%.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Work Engagement merupakan suatu keadaan pikiran yang positif serta pemenuhan yang berkaitan dengan pekerjaan yang memiliki karakteristik vigor, dedication, dan absorption (Shaufeli et al., 2002). Salah satu faktor yang dapat meningkatkan work engagement yaitu work life balance. Work life balance adalah upaya menyeimbangkan dua peran atau lebih yang dijalani (Fisher, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh work life balance terhadap work engagement pada perawat lansia di Panti Jompo Kota Bandung. Alat ukur yang digunakan yaitu Work Life Balance Scale (WLBS) yang mengacu pada teori Fisher et al., (2009) yang diadaptasi oleh Gunawan et al., (2019) dan Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9) yang mengacu pada teori Schaufeli et al., (2002) yang diadaptasi oleh Kristiana et al., (2018). Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dengan responden sebanyak 37 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif kausalitas dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, secara simultan work life balance berpengaruh signifikan terhadap work engagement sebesar 60.4%. Sedangkan secara parsial yang memberikan pengaruh yaitu dimensi Personal Life Interference with Work (PLIW) sebesar 34.8% dan dimensi Personal Life Enhancement of Work (PLEW) sebesar 18.4%.</p> 2024-07-19T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Psikologi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRP/article/view/3979 Self-Compassion dan Spiritualitas sebagai Prediktor Kepuasan Hidup pada Caregiver Kanker 2024-06-18T18:53:12+08:00 Zulfa Megania zmeganianugraha22@gmail.com Farida Coralia coralia_04@yahoo.com <p><strong>Abstract.</strong> The caregiver for cancer patients is a family member providing supportive care for a family member suffering from cancer, due to various external and internal factors that can predict whether their condition will be good or bad. When self-compassion and spirituality are low in cancer caregivers, it is suspected to predict their life satisfaction. This study aims to examine self-compassion and spirituality as predictors of life satisfaction in cancer caregivers at RPKA (Rumah Pejuang Kanker Ambu). The research design uses non-experimental causality. The study subjects are all cancer caregivers at Rumah Pejuang Kanker Ambu (RPKA), totaling 34 individuals. Measurement tools used to assess self-compassion include the Self-Compassion Scale (SCS) by Neff, Spirituality using the Daily Spiritual Experience Scale (DSES) by Underwood &amp; Teresi, and Life Satisfaction using the Satisfaction With Life Scale (SWLS) by Diener. The data analysis technique used is multiple linear regression analysis. The research results indicate that when self-compassion is low, life satisfaction decreases by 0.354. Then, when spirituality is low, life satisfaction decreases by 0.643. Self-compassion and spirituality together obtain an R-Square of 95.1% for life satisfaction in cancer caregivers at RPKA. Thus, it is known that self-compassion and spirituality simultaneously become predictors for the life satisfaction of cancer caregivers at RPKA.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> <em>Caregiver </em>kanker merupakan keluarga yang memberikan perawatan suportif bagi anggota keluarga yang menderita, karena adanya berbagai macam faktor dari luar maupun dalam diri <em>caregiver </em>kanker yang dapat memprediksi kondisinya menjadi baik atau buruk. Ketika <em>self-compassion </em>dan spiritualitas pada <em>caregiver </em>kanker rendah diduga dapat memprediksikan kepuasan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji <em>self-compassion </em>dan spiritualitas sebagai prediktor kepuasan hidup pada <em>caregiver </em>kanker di RPKA. Rancangan penelitian menggunakan kausalitas non-eksperimental. Subjek penelitian ini yaitu seluruh <em>caregiver</em> kanker di Rumah Pejuang Kanker Ambu (RPKA) sebanyak 34 orang. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur <em>Self-Compassion</em> adalah <em>Self-Compassion Scale </em>(SCS) dari Neff, Spiritualitas menggunakan alat ukur <em>Daily Spiritual Experience Scale </em>(DSES) dari Underwood &amp; Teresi, dan Kepuasan Hidup menggunakan alat ukur <em>Satisfaction With Life Scale </em>(SWLS) dari Diener. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bawa ketika <em>self-compassion </em>rendah, maka kepuasan hidup akan menurun sebesar 0.354. Lalu, ketika spiritualitas rendah, maka kepuasan hidup akan menurun sebesar 0.643. <em>Self-compassion </em>dan spiritualitas secara simultan memperolehan R-Square sebesar 95.1% terhadap kepuasan hidup pada <em>caregiver </em>kanker di RPKA. Sehingga diketahui <em>self-compassion</em> dan spiritualitas secara simultan menjadi prekdiktor bagi kepuasan hidup <em>caregiver </em>kanker di RPKA.</p> 2024-07-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Psikologi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRP/article/view/4046 Pengaruh Job Crafting terhadap Work Engagement pada Karyawan Divisi Marketing Falcon Pictures 2024-06-16T23:37:12+08:00 Devri Nugraha Ihsan devrinugrahaihsan@gmail.com Lisa Widawati lisa.widawati@gmail.com Ayu Tuty Utami ayu.utha@gmail.com <p><strong>Abstract.</strong> Job crafting is an effort made actively by individuals to balance job demand and job resources. Through job crafting efforts, work engagement can increase, resulting in good work productivity. This research aims to find out how much influence job crafting has on work engagement among Falcon Pictures marketing division employees. The research method used was quantitative with the number of subjects being 35 employees of the Falcon Pictures marketing division. This research uses the Job Crafting Scale (JCS) measuring instrument from Tims et al., (2012) which has been adapted by Astuti A. (2023) and the Utrecht Work Engagement Scale (UWES) measuring instrument from Schaufeli &amp; Bakker which has been adapted by Aryanti et al. al., (2020). The research results found that 97.1% of Falcon Pictures marketing division employees had high job crafting and 97.1% of Falcon Pictures marketing division employees had high work engagement. In this study, job crafting had a significant influence on work engagement of 71.2%. The results of decreasing hindering job demands have the highest significant influence on work engagement of Falcon Pictures marketing division employees.</p> <p><em><strong>Abstrak.</strong></em></p> <p><em>Job crafting</em> merupakan upaya yang dilakukan secara aktif oleh individu untuk menyeimbangkan <em>job demand</em> dan <em>job resources</em>. Melalui upaya <em>job crafting</em>, <em>work engagement</em> dapat meningkat sehingga menghasilkan produktivitas kerja yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh <em>job crafting</em> terhadap <em>work engagement</em> pada karyawan divisi <em>marketing</em> Falcon <em>Pictures</em>. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan jumlah subjek 35 karyawan divisi <em>marketing</em> Falcon <em>Pictures</em>. Penelitian ini menggunakan alat ukur <em>Job Crafting Scale</em> (JCS) dari Tims et al., (2012) yang telah diadaptasi oleh Astuti A. (2023) dan alat ukur <em>Utrecht Work Engagement Scale</em> (UWES) dari Schaufeli &amp; Bakker yang telah diadaptasi oleh Aryanti et al.,(2020). Hasil penelitian ditemukan 97,1% karyawan divisi marketing Falcon Pictures memiliki <em>job crafting</em> yang tinggi dan 97,1% karyawan divisi marketing Falcon Pictures memiliki <em>work engagement</em> yang tinggi. Pada penelitian ini <em>job crafting</em> memiliki pengaruh signifikan terhadap <em>work engagement</em> sebesar 71,2%. Hasil <em>decreasing hindering job demands</em> memiliki pengaruh signifikan paling tinggi terhadap <em>work engagement </em>karyawan divisi <em>marketing</em> Falcon <em>Pictures</em>.</p> 2024-07-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Psikologi