Dampak Pemisahan Kelas Berbasis Gender terhadap Komunikasi Antarpribadi dengan Lawan Jenis
Studi Kasus pada Ikatan Alumni PPI 76 Tarogong Garut
DOI:
https://doi.org/10.29313/jrkpi.vi.1431Keywords:
Pemisahan, Kelas, KomunikasiAbstract
Abstract. The phenomenon of class separation is one of the rules that are often found in educational institutions in the form of Islamic boarding schools, the process is carried out by distinguishing learning spaces for men and women because of special restrictions that refer to Islamic teachings. This study aims to determine the impact of class separation on interpersonal communication skills. This study uses qualitative research using descriptive-analytical methods, as well as using interpersonal communication theory. This class separation is carried out based on the teachings of Islam, namely the Koran and the sunnah which stipulates that men and women are not allowed to be in the same environment. The learning process in accordance with Islamic teachings is not to provide space for students to ikhtilath. The impacts include the growing awareness within oneself that there are limits that must be maintained in establishing communication between men and women, while the negative impact is giving awkwardness when in the end you have to communicate with the opposite sex, and even causing excessive curiosity about the opposite sex.
Abstrak. Fenomena pemisahan kelas adalah salah satu aturan yang sering dijumpai di lembaga pendidikan berupa pesantren, prosesnya dilakukan dengan membedakan ruang pembelajaran santri laki-laki dan perempuan sebab adanya pembatasan khusus yang mengacu pada ajaran Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pemisahan kelas terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif-analitis, serta menggunakan teori komunikasi antarpribadi. Pemisahan kelas ini dilakukan dengan berlandaskan ajaran Islam yakni al-Quran dan sunah yang mensyari'atkan bahwa laki-laki dan perempuan tidak dibenarkan untuk berada dalam satu lingkungan. Proses pembelajaran yang sesuai dengan ajaran Islam ialah tidak memberikan ruang bagi peserta didiknya untuk berikhtilath. Dampak yang ditimbulkan diantaranya adalah tumbuhnya kesadaran dalam diri pribadi bahwa ada batasan yang harus dijaga dalam menjalin komunikasi antara laki-laki dan perempuan, sedangkan dampak negatifnya adalah memberikan kecanggungan ketika pada akhirnya harus melakukan komunikasi dengan lawan jenis, dan bahkan menimbulkan penasaran berlebih terhadap lawan jenis.
References
Abdullah, M. Q. (2019). Pengantar Ilmu Dakwah (Q. Media (ed.); 1st ed.). CV. Penerbit Qiara Media.
Arifin, M. (2007). Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama. Bulan Bintang.
Faridl, M. (2000). Dakwah Kontemporer : Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi (A. S. Muhtadi & S. Handjani (eds.)). Pusdai Press.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Mubasyaroh. (2015). Film Sebagai Media Dakwah (Sebuah Tawaran Alternatif Media Dakwah Kontemporer). AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 2(2), 1–16.
Sendjaja, D. (2005). Teori Komunikasi. Universitas Terbuka.
Sobur, A. (2013). Semiotika Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya.
Sugihartono, R. A., Prilosadoso, B. H., Nurhadi, A., & Panindias. (2010). Animasi Kartun: Dari Analog Sampai Digital. PT Indeks.
Suhandang, K., & Kuswandi, E. (2012). Ilmu dakwah (Perspektif Komunikasi).
Syukir, A. (1983). Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Al-Ikhlas.