Jurnal Riset Kedokteran
https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK
<p><a title="JRK" href="https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK" target="_blank" rel="noopener"><strong>Jurnal Riset Kedokteran </strong>(JRK)</a> adalah jurnal <em>peer review</em> dan dilakukan dengan <em>double blind review</em> yang mempublikasikan hasil riset terhadap isu-isu empirik dalam sub kajian kesehatan, masyarakat industri dll. <a title="Jurnal Riset Kedokteran" href="https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK" target="_blank" rel="noopener"><strong>JRK</strong></a> ini dipublikasikan pertamanya 2021 dengan eISSN <a title="EISSN JRK" href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20210714592030929" target="_blank" rel="noopener">2798-6594</a> yang diterbitkan oleh <a title="UPT Publikasi" href="https://publikasi.unisba.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">UPT Publikasi Ilmiah</a>, <a title="unisba" href="https://www.unisba.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Universitas Islam Bandung</a>. Semua artikel diperiksa plagiasinya dengan perangkat lunak anti plagiarisme. Jurnal ini ter-<em>indeks </em> di <a title="GS JRK" href="https://scholar.google.com/citations?hl=id&authuser=5&user=P4nE7uwAAAAJ" target="_blank" rel="noopener">Google Schoolar</a>, <a title="Id Garuda" href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/25634" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a>, <a title="doi" href="https://search.crossref.org/?q=unisba&from_ui=yes" target="_blank" rel="noopener">Crossref</a>, dan <a title="DOAJ" href="https://doaj.org/search/journals?ref=quick-search&source=%7B%22query%22%3A%7B%22filtered%22%3A%7B%22filter%22%3A%7B%22bool%22%3A%7B%22must%22%3A%5B%7B%22terms%22%3A%7B%22bibjson.publisher.name.exact%22%3A%5B%22Universitas%20Islam%20Bandung%22%5D%7D%7D%5D%7D%7D%2C%22query%22%3A%7B%22query_string%22%3A%7B%22query%22%3A%22universitas%20islam%20bandung%22%2C%22default_operator%22%3A%22AND%22%2C%22default_field%22%3A%22bibjson.publisher.name%22%7D%7D%7D%7D%7D" target="_blank" rel="noopener">DOAJ</a>. Terbit setiap <strong>Juli</strong> dan <strong>Desember.</strong></p>UPT Publikasi Ilmiah Unisbaen-USJurnal Riset Kedokteran2808-3040Perspektif, Pemahaman, dan Keterlibatan Suami dalam Program Keluarga Berencana (KB): Studi Kasus Desa Batununggal, Sukabumi 2023
https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5005
<p><strong>Abstract.</strong> Rapid population increases the potential of social, economic and health problems, making it important to address the related challenges. The active involvement of men in family planning (FP) programs is very important to control population growth and improve the quality of family life. The aim of this research is to explore how men in Batununggal Village, Sukabumi view, understand, and participate in family planning programs. This research was conducted on all husbands in Batununggal Village, Sukabumi Regency totaling 60 respondents with a minimum of 55 sample using a descriptive method with a cross-sectional approach, data was collected via questionnaire and analyzed using SPSS version 25.0 for accuracy of results. The results show that the majority of respondents have a negative view of male family planning (81.7%), the majority (48.3%) understand quite well about it, but participation remains low (25%). Factors such as religion, patriarchal culture, gender, costs, and social impacts influence men's participation in family planning. Their negative perception of family planning programs is a key factor that hinders their participation. Therefore, more efforts are needed to increase men's understanding and knowledge about family planning, which is expected to encourage more active participation in this program.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Peningkatan populasi yang cepat berpotensi menimbulkan masalah sosial, ekonomi, dan kesehatan yang serius, sehingga penting untuk mengatasi tantangan yang terkait. Keterlibatan aktif pria dalam program keluarga berencana (KB) sangat penting untuk mengendalikan pertumbuhan populasi dan meningkatkan kualitas hidup keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana pria di Desa Batununggal, Sukabumi memahami, mengetahui, dan berpartisipasi dalam program KB. Penelitian ini dilakukan kepada seluruh suami yang berada di Desa Batununggal, Kabupaten Sukabumi sebanyak 60 responden dengan minimal 55 sampel, menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan SPSS versi 25.0 untuk keakuratan hasil. Hasilnya menunjukkan mayoritas responden memiliki pandangan negatif terhadap KB pria (81,7%), meskipun sebagian besar (48,3%) cukup mengerti tentangnya, namun partisipasi suami tetap rendah (25%). Faktor-faktor seperti agama, budaya patriarki, gender, biaya, dan dampak sosial mempengaruhi partisipasi pria dalam KB. Persepsi negatif mereka terhadap program KB merupakan faktor kunci yang menghambat partisipasi mereka. Oleh karena itu, perlu upaya lebih untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pria tentang keluarga berencana, yang diharapkan dapat mendorong partisipasi lebih aktif dalam program ini.</p>Agnesa SalsabilaCaecielia MakaginsarDony Septriana Rosady
Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteran
2024-12-242024-12-24657210.29313/jrk.v4i2.5005Perbedaan Pola Bakteri pada Rongga Mulut Perokok dan Bukan Perokok
https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5009
<p><strong>Abstract.</strong> Smoking contributes to higher mortality and morbidity worldwide than any other risk factor. Most side effects occur in the oral cavity, in the form of oral diseases that occur more frequently and treatment is less effective in smoking patients. This study aims to see differences in bacterial patterns in the oral cavity of smokers and non-smokers. This research is a comparative analytical observational study with the <em>chi square</em> test and a cross-sectional approach. The characteristics of the research subjects were that most were aged 21-30 years and most had smoked >10 years. The results of this study showed that more gram-negative and gram-positive bacteria were found in the oral cavities of smokers than in the oral cavities of non-smokers. From this study it can be concluded that there are differences in the pattern of Gram-positive rod bacteria between the two groups (p=0.034). The difference in bacterial patterns in smokers and non-smokers can be caused by the content of cigarettes, namely nicotine, which can weaken the immune system and cause narrowing of blood vessels, including those in the tissue around the teeth. From the results of this research, environmental disturbances caused by smoking can contribute to bacterial patterns in the oral cavity, which ultimately creates a favorable environment for the growth of bacteria that cause periodontal disease.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Merokok berkontribusi terhadap mortalitas dan morbiditas yang lebih tinggi di seluruh dunia dibandingkan dengan faktor risiko lainnya. Efek samping paling banyak terjadi di rongga mulut, berupa penyakit mulut yang lebih sering terjadi dan pengobatan menjadi kurang efektif pada pasien perokok. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan pola bakteri di rongga mulut pada perokok dan bukan perokok. Penelitian ini merupakan studi observasional analitik komparatif dengan uji <em>chi square</em> dan pendekatan potong lintang. Karakteristik subjek penelitian adalah sebagian besar berusia 21-30 tahun dan sebagian besar lama merokok >10 tahun. Hasil dari penelitian ini pada rongga mulut perokok lebih banyak ditemukan bakteri batang gram negatif dan batang gram positif dibandingkan pada rongga mulut bukan perokok. Dari penelitian ini dapat disimpulkan terdapat perbedaan pada pola bakteri batang gram positif antara kedua kelompok (p=0,034). Perbedaan pola bakteri pada perokok dan bukan perokok dapat disebabkan karena kandungan rokok yaitu nikotin yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah, termasuk yang berada di jaringan sekitar gigi. Dari hasil penelitian ini gangguan lingkungan yang disebabkan merokok dapat berkontribusi terhadap pola bakteri pada rongga mulut, yang pada akhirnya menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri penyebab penyakit periodontal.</p>Arsyi Alif MuhammadR.Anita IndriyantiJulia Hartati
Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteran
2024-12-312024-12-31737810.29313/jrk.v4i2.5009Pengaruh Penggunaan Video Animasi dalam Meningkatkan Pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun
https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5017
<p><strong>Abstract.</strong> Washing Hands with Soap (CTPS) is a procedure or act of cleaning hands using soap and running water to prevent the spread of disease. Considering that elementary school children are susceptible to disease microorganisms easily because they carry out activities in the environment, eat and drink without paying attention to hand hygiene. This can happen due to a lack of education about CTPS and health promotion about CTPS has never been carried out. Promotion through animated video media is an effort to increase CTPS knowledge in elementary school children. The population chosen in this research were 75 grade 4 students at SDN 042 Gambir. With a <em>probability sampling</em> technique with total sampling. This research method used descriptive analysis, with an experimental one group pre-<em>post test</em> design. The Wilcoxon test was carried out, with significance (α=0.05). The results of the research are that the use of animated video promotional media has an effect on increasing knowledge, with results increasing significantly in terms of general knowledge with a p value of 0.001 and hand washing time with a p value of 0.001<em>.</em></p> <p><strong>Abstrak.</strong> Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan suatu prosedur ataupun tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir untuk mencegah terjangkitnya penyakit. Mengingat anak sekolah dasar yang rentan mudah terkena mikroorganisme penyakit karena melakukan aktivitas di lingkungan, makan dan minum tanpa memerhatian kebersihan tangan. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya edukasi mengenai CTPS dan belum pernah dilakukan promosi kesehatan tentang CTPS. Promosi melalui media video animasi merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan CTPS pada anak SD. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa SDN 042 Gambir kelas 4 yang berjumlah 75 siswa. Dengan teknik pengambilan sampel <em>probability sampling</em> dengan total sampling. Metode penelitian analisis deskriptif, dengan <em>experiment one group pre-post test design</em>. Dilakukan uji wilcoxon, dengan signifikansi (α=0,05). Hasil penelitian adalah penggunaan media promosi video animasi berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan, dengan hasil meningkat secara signifikan dalam hal pengetahuan umum dengan p value 0.001 dan waktu mencuci tangan dengan p value 0.001.</p>Widia Nurul AidahTitik RespatiR Kince Sakinah
Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteran
2024-12-312024-12-31798410.29313/jrk.v4i2.5017Perbandingan Micronucleus dan Karyorrhexis pada Mukosa Lidah Perokok
https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5024
<p><strong>Abstract.</strong> Although awareness of the negative health impacts of smoking is increasing, the prevalence of active smokers in Bandung City, especially in the neighborhood of the Islamic University of Bandung campus, remains high. The study was conducted as an observational study with a cross-sectional design, involving 20 smokers at Islamic University of Bandung. It is done by taking a peel of the mucous membrane and tongue and colored with coloring boardicolaou. Hail's research showed on the examination of the mucous membrane of the tongue revealed significant differences, especially in the number of micronucleus, as indicators of the genotoxic impact of tobacco compounds. Smokers have higher rates of cellular changes, such as micronucleus and cariorexis. The findings underscore the need for more effective interventions to reduce the prevalence of smoking in different groups of society, taking into account factors such as education and the type of work. The results provide a basis for the prevention of smoking-related diseases in the campus and the community in general.</p> <p><strong>Abstrak. </strong>Meskipun kesadaran akan dampak negatif rokok terhadap kesehatan meningkat, prevalensi perokok aktif di Kota Bandung, terutama di lingkungan kampus Universitas Islam Bandung, tetap tinggi. Penelitian ini dilakukan sebagai studi observasional dengan rancangan cross-sectional, melibatkan 20 perokok di Universitas Islam Bandung. Dilakukan dengan mengambil apusan mukosa bukal dan lidah dan diwarnai dengan pewarnaan papanicolaou. Hail penelitian menunjukan pada pemeriksaan mukosa lidah mengungkapkan perbedaan signifikan, terutama pada jumlah micronucleus, sebagai indikator dampak genotoksik senyawa tembakau. Perokok memiliki tingkat perubahan sel yang lebih tinggi, seperti micronucleus dan karyorrhexis. Temuan ini menggarisbawahi perlunya intervensi lebih efektif untuk mengurangi prevalensi merokok di berbagai kelompok masyarakat, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pendidikan dan jenis pekerjaan. Hasil ini memberikan dasar untuk upaya pencegahan penyakit terkait merokok di lingkungan kampus dan masyarakat umumnya.</p>Yolanda YenolinskyYuktiana KharismaIsmet Muchtar Nur
Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteran
2024-12-312024-12-31859210.29313/jrk.v4i2.5024Pengaruh Berat Bayi Lahir Rendah dengan Kejadian Stunting Anak 6–36 Bulan
https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5034
<p><strong>Abstract.</strong> Stunting is a condition of malnutrition in childhood that causes children to grow smaller than their age. The incidence of stunting according to data obtained from the World Health Organization (WHO) 2021 in the world reached 22% or 149.2 million in 2020. Basic Health Research Data (Riskesdas) 2018 stated that the prevalence of Indonesian children experiencing stunting was 30.8% or around 7 million toddlers. The prevalence of children experiencing stunting based on the SSGI in Bandung City reached 19.4%. Low birth weight is one of the factors causing stunting. The aim of the research is to analyze the influence of low birth weight on the incidence of stunting in children aged 6–36 months at the Babakan Ciparay District Health Center in 2023. This research uses a non-probability sampling technique with 105 research subjects at the Babakan Ciparay District Health Center during February–November. 2023. The method in this research uses observational analytics with a case control research design. The results of research conducted on children at the Babakan Ciparay District Health Center showed that 33% of children were stunted and 12% had low birth weight babies.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Stunting merupakan keadaan malnutrisi pada masaa kanak-kanak yang menyebabkan anak tumbuh lebih kecil dari usianya. Kejadian stunting menurut data yang didapatkan dari <em>World Health Organization</em> (WHO) 2021 di dunia mencapai 22% atau 149,2 juta pada tahun 2020. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan prevalensi anak Indonesia mengalami stunting sebesar 30,8% atau sekitar 7 juta balita. Prevalensi anak yang mengalami stunting berdasarkan SSGI di Kota Bandung mencapai 19,4%. Berat bayi lahir rendah menjadi salah satu faktor penyebab kejadian stunting. Tujuan penelitian menganalisis pengaruh berat bayi lahir rendah dengan kejadian stunting pada anak usia 6–36 bulan di Puskesmas Kecamatan Babakan Ciparay pada tahun 2023. Penelitian ini menggunakan teknik pemilihan sampel non probability sampling dengan 105 orang subjek penelitian di Puskesmas Kecamatan Babakan Ciparay selama Februari–November 2023. Metode pada penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan rancangan penelitian <em>case control</em>. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak di Puskesmas Kecamatan Babakan Ciparay terdapat anak stunting sebanyak 33% dan berat bayi lahir rendah 12%.</p>Finda WijayantiHerry GarnaButi Azfiani
Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteran
2024-12-312024-12-319310010.29313/jrk.v4i2.5034Hubungan antara Kebiasaan Olahraga, Pola Makan, dan Stres Kerja dengan Obesitas Pekerja
https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5222
<p><strong>Abstract. </strong>Obesity is an increasing global problem that negatively affects the health and productivity of individuals, especially at work. The main cause of obesity is the imbalance between physical activity and food intake. Work stress can also affect a person's intake. This study aims to determine the relationship between exercise habits, diet, and work stress with obesity in one of the work units of the Ministry of Energy and Mineral Resources in Bandung City. This analytical quantitative study used a cross-sectional approach on 70 workers selected through simple random sampling technique. Univariate data was analysed descriptively and buvariate analysis using Chi-Square test. The results showed that of the 70 respondents, (54%) had regular exercise habits, (90%) often consumed rice, (41.4%) often consumed noodles and sweet drinks, (51.4%) often consumed eggs, (93%) rarely consumed offal, and (77%) did not often consume fast food, (61.4%) often ate vegetables, (77%) often ate fruit, and (44.3%) were in the non-stressed category. Chi-Square test showed that there was no significant association between exercise habits, diet, and work stress with obesity (p-value > 0.05). This indicates that other factors such as genetics, individual metabolism, or other environmental factors may be more dominant in influencing obesity in this population.</p> <p><strong>A</strong><strong>bstrak.</strong> Obesitas merupakan masalah global yang semakin meningkat saat ini dan berdampak negatif pada kesehatan serta produktivitas individu, khususnya dalam pekerjaan. Penyebab utama obesitas adalah ketidakseimbangan antara aktivitas fisik yang dilakukan dengan asupan makanan. Stres kerja juga dapat mempengaruhi asupan seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan olahraga, pola makan, dan stres kerja dengan obesitas di salah satu unit kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Kota Bandung. Penelitian kuantitatif analitik ini menggunakan pendekatan <em>cross-sectional</em> pada 70 orang pekerja yang dipilih melalui teknik simple random sampling. Data univariat dianalisis secara deskriptif dan analisis buvariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 70 responden, (54%) memiliki kebiasaan olahraga rutin, (90%) sering mengonsumsi nasi, (41.4%) sering mengonsumsi mie dan minuman manis, (51.4%) sering mengonsumsi telur, (93%) jarang mengonsumsi jeroan, dan (77%) tidak sering mengonsumsi <em>fast food</em>, (61.4%) sering makan sayur, (77%) sering makan buah, dan (44.3%) berada dalam kategori tidak stres. Uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan berolahraga, pola makan, dan stres kerja dengan obesitas (p-value > 0.05). Hal ini mengindikasikan bahwa faktor lain seperti genetika, metabolisme individu, atau faktor lingkungan lainnya mungkin lebih dominan dalam mempengaruhi obesitas pada populasi ini.</p>Teddy LestadyRizky Suganda PrawiradilagaYudi Feriandi
Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteran
2024-12-312024-12-3110110810.29313/jrk.v4i2.5222Hubungan Acute Coronary Syndrome dengan nilai Low Density Lipoprotein Cholesterol dan Monosit Darah Tepi
https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5229
<p><strong>Abstract.</strong> Heart function decreased on contraction initiate complication evenmore chronic disease that causing sudden death. This study aims to analyze the correlation of Acute Coronary Syndrome (ACS) with the value of Low Denstity <em>Lipoprotein</em> Cholesterol (LDL Cholesterol) and Peripheral Blood Monocytes. Medical record data was obtained based on patient characteristics throught out diganosis criteria and result of complete blood count (CBC) specific in leukocyte differential count qualify hematology test in laboratory examination total of 60 patients as subjects by devide into groups 30 patients of ACS and 30 patients of Non-ACS. Nominal ACS was calculated by comparing ratio of LDL Cholesterol and Peripheral Blood Monocytes in the incidence of Acute Coronary Syndrome (ACS). The dependent variable lead to both of those two independent variable analyzed by statistical independent t-test with confidence interval in 95%. Output of this reasearch guide to characterics of ACS, those represent men in majority with the most common by patients in elderly age >60 years based on subject diagnosed with ACS and Non-ACS. Independent t-test point there is significant (Pvalue = 0.00) correlation between the value of <em>Low Density</em> <em>Lipoprotein</em> Cholesterol (LDL Cholesterol) and Peripheral Blood Monocytes with the prevalence Acute Coronary Syndrome (ACS) in the ICCU of RSUD R. Syamsudin SH Sukabumi.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> ACS terbagi menjadi Non-ST <em>Elevation Myocardial Infarction</em> (NSTEMI), dan <em>Unstable Angina Pectoris</em> (UAP). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan <em>Acute Coronary Syndrome</em> (ACS) dengan nilai <em>Low Density Lipoprotein</em> <em>Cholesterol</em> (LDL <em>Cholesterol</em>) dan Monosit Darah Tepi. Data rekam medis yang diperoleh berdasarkan karakteristik pasien melalui kriteria diagnosis dan hasil pemeriksaan hematologi rutin dari laboratorium dengan jumlah subjek sebanyak 60 pasien 30 pasien ACS dan 30 pasien Non-ACS. Prevalensi ACS dihitung dengan membandingkan antara rasio LDL <em>Cholesterol</em> dan rasio Monosit. Hubungan nilai LDL <em>Cholesterol</em> dan Monosit Darah Tepi dengan kejadian ACS dianalisis dengan menggunakan uji statistik independent t-test pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian didapatkan pasien ACS lebih banyak pada laki- laki dengan usia pasien >60 tahun pada subjek didagnosis ACS dan Non-ACS. Independent t-test menunjukkan terdapat hubungan nilai LDL <em>Cholesterol</em> dan Monosit Darah Tepi dengan kejadian ACS (Pvalue = 0.000).</p>Shifa Khairunnisa Azzahra
Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteran
2024-12-312024-12-3110911410.29313/jrk.v4i2.5229Hubungan antara Lokasi Endometriosis dengan Jumlah Kehamilan di Klinik Obgyn RSHS
https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5230
<p><strong>Abstract.</strong> Endometriosis is the growth of endometrial tissue outside the uterine cavity or located in the uterine cavity. Infertility is a serious problem for married couples, endometriosis is the gynecological disease that most often causes infertility in patients, with an incidence rate 10% of women in the world. Blockage of the fallopian tubes due to adhesions is one of the main mechanisms for infertility in endometriosis patients. This study aims to analyze the relationship between the location of endometriosis and the number of pregnancies at the OBGYN clinic of Hasan Sadikin Hospital in 2022. This study is a cross-sectional study of 40 patients. Data were obtained from medical records in the form of age characteristics, pregnancy history and number of pregnancies. Data were analyzed using the Anova statistical test. Results: this study obtained the characteristics of endometriosis patients, the majority were >40 years old 40%, had never had 1 and 2 pregnancies 37.5% and had endometriosis in the ovary location as many as 30 people 75% and the uterus as many as 8 people 20%. The Chi-Square test obtained a p-value of 0.636, where the value is greater than 0.05, so there is no significant relationship between the location of endometriosis and infertility in OBGYN clinic patients at Hasan Sadikin Hospital in 2022.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Endometriosis adalah pertumbuhan jaringan endometrium yang berada di luar rongga rahim atau kavum uteri. Infertilitas merupakan masalah yang serius bagi pasangan suami istri, endometriosis merupakan kelainan ginekologi yang paling sering menyebabkan infertil pada pasien, dengan angka kejadian 10% pada wanita di dunia. Tersumbatnya tuba Fallopii karena adhesi menjadi salah satu mekanisme utama terjadinya infertilitas pada pasien endometriosis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara lokasi endometriosis dengan jumlah kehamilan di klinik OBGYN RS Hasan Sadikin tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian <em>cross sectional</em> pada 40 pasien. Data diperoleh dari rekam medis berupa karakteristik usia, riwayat kehamilan dan jumlah kehamilan. Data dianalisis dengan uji statistik Anova. Hasil: penelitian ini didapatkan karakteristik pasien endometriosis, mayoritas berusia >40 tahun 40%, tidak pernah mengalami kehamilan sebanyak 1 dan 2 kali 37.5% dan mengalami endometriosis di lokasi ovary sebanyak 30 orang 75% dan uterus sebanyak 8 orang 20%. Uji Chi-Square diperoleh p-value sebesar 0.636 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0.05, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Lokasi endometriosis dengan infertilitas pada pasien klinik OBGYN RS Hasan Sadikin tahun 2022.</p>Shinta PriwardaniHidayat WidjajanegaraJulia Hartati
Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteran
2024-12-312024-12-3111512210.29313/jrk.v4i2.5230Perbandingan Kadar Hemoglobin, Hematokrit, dan Leukosit Pasien Stroke Infark dan Stroke Perdarahan dengan Covid-19
https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5400
<p><strong>Abstract.</strong> The highest number of stroke sufferers in 2018 were patients aged 75 years and over as much as 50.2% and the lowest was in the 15-24 year age range, which was equivalent to 0.6%. On the other hand, the Coronavirus disease-19 (COVID-19) pandemic has also recently attracted world attention. This study aims to determine the relationship between hemoglobin, hematocrit, and leukocytes with the incidence of stroke in Covid-19 patients at the Sumedang District Hospital in 2020-2022. The results of hemoglobin, hematocrit and leukocyte examinations are obtained through laboratory examination and are classified into normal or abnormal levels, while the diagnosis of Covid-19 is based on antigen examination. From the research results, it was found that of the 68 samples, the majority of stroke patients with Covid-19 at Sumedang District Hospital in 2020-2022 having an age range of 50-74 years were 47 people (69%). The majority of stroke patients with Covid-19 at Sumedang District Hospital in 2020-2022 were men as much as 37 people (54%). The majority of stroke patients among Covid-19 patients at the Sumedang District Hospital in 2020-2022 had hemoglobin in the range of 12.3-15.3 g/dl, hematocrit levels between 35-47%, and leukocyte levels >10,000 mm3. There is no relationship between hemoglobin, hematocrit and leukocyte levels with the incidence of stroke in Covid-19 patients at Sumedang District Hospital in 2020-2022.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Jumlah penderita <em>stroke</em> terbanyak pada tahun 2018 adalah pasien berusia 75 tahun keatas yaitu sebanyak 50,2% dan terendah pada rentang umur 15-24 tahun yaitu setara dengan 0,6%. Di sisi lain, pandemi <em>Coronavirus disease</em>- 19 (COVID-19) juga baru-baru ini menarik perhatian dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hemoglobin, hematokrit, dan leukosit dengan kejadian <em>stroke</em> pada pasien Covid-19 di RSUD Kabupaten Sumedang tahun 2020-2022. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain <em>cross sectional</em>. Jumlah sample yang diambil sebanyak 68 orang. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 68 sampel, pasien <em>stroke</em> dengan Covid-19 di RSUD Sumedang pada tahun 2020-2022 memiliki rentang usia 50-74 tahun yaitu sebanyak 47 orang (69%). Sebagian besar pasien pasien <em>stroke</em> dengan Covid-19 di RSUD Sumedang pada tahun 2020-2022 adalah laki-laki yaitu sebanyak 37 orang (54%). Sebagian besar pasien <em>stroke</em> pada pasien Covid-19 di RSUD Kabupaten Sumedang tahun 2020-2022 memiliki hemoglobin di rentang 12.3-15.3 g/dl, kadar hematokrit antara 35-47%, dan kadar leukosit >10.000 mm3. Tidak terdapat perbandingan yang signifikan pada kadar hemoglobin, hematokrit, maupun leukosit dengan kejadian <em>stroke</em> pada pasien Covid-19 di RSUD Sumedang pada tahun 2020-2022.</p>Daffa KhairanAlya TursinaMochammad Faisal Afif Mochyadin
Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteran
2024-12-312024-12-3112312810.29313/jrk.v4i2.5400Scoping Review: Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Terjadinya Leukoplakia pada Usia Dewasa
https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5401
<p><strong>Abstract.</strong> Long exposure to cigarette smoke can cause the risk of leukoplakia. This scoping review aims to determine the relationship between smoking habits and the occurrence of leukoplakia based on the last 10 years of research. This method is done by scoping review articles published by Pubmed database, EBSCO, and, saince direct, published from 2014 to 2024. Of the 2472 articles filtered based on the inclusion criteria there were 670 articles, then continued with the exclusion criteria obtained 677 articles, and obtained 3 articles that met the eligibility based on PICOS. The results of the analysis of all articles show that individuals with smoking habits have a higher risk of suffering from leukoplakia compared to individuals who do not smoke which is characterized by weak sub-epithelial changes. This is because exposure to cigarette smoke can cause immunological changes that work in irritating the mucosa, When irritation continues, the epithelium shows cellular degeneration features and adaptation features in the form of atrophy. If the cell cannot adapt, there will be an irreversible stage of damage. Thus encouraging the development of pre-cancerous cells that can cause leukoplakia.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Paparan asap rokok yang lama dapat menyebabkan risiko terjadi <em>leukoplakia</em>. <em>Scoping review</em> ini bertujuan mengetahui hubungan kebiasaan merokok dengan terjadinya <em>leukoplakia</em> berdasarkan penelitian 10 tahun terakhir. Metode ini dilakukan dengan cara <em>scoping review</em> dari artikel yang dipublikasikan oleh <em>database</em> Pubmed, EBSCO dan, Science Direct, diterbitkan pada tahun 2014 sampai 2024. Dari 2472 artikel dilakukan filtrasi berdasarkan kriteria inklusi terdapat 670 artikel, kemudian dilanjutkan dengan kriteria ekslusi didapat 667 artikel, dan didapat 3 artikel yang memenuhi kelayakan berdasarkan PICOS. Hasil analisis semua artikel menunjukan bahwa individu dengan kebiasaan merokok mempunyai risiko lebih tinggi menderita <em>leukoplakia</em> dibandingkan dengan individu yang tidak merokok yang ditandai oleh perubahan sub ephitelia yang lemah. Hal ini disebabkan karena paparan asap rokok dapat menyebabkan perubahan imunologi yang memyebabkan iritasi di mukosa. Ketika iritasi berlanjut, maka epitel menunjukkan fitur degenerasi seluler fitur adaptasi berupa atropi. Apabila sel tidak dapat melakukan apdaptasi, maka akan terjadi tahap kerusakan yang bersifat ireversibel, sehingga mendorong pekembangan sel-sel pre-kanker yang bisa menyebabkan <em>leukoplakia.</em></p>Munir Alip Ubaidilah
Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteran
2024-12-312024-12-3112913610.29313/jrk.v4i2.5401