https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/issue/feedJurnal Riset Kedokteran2024-12-28T15:37:27+08:00Santun Bhekti Rahimahuptpublikasi@unisba.ac.idOpen Journal Systems<p><a title="JRK" href="https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK" target="_blank" rel="noopener"><strong>Jurnal Riset Kedokteran </strong>(JRK)</a> adalah jurnal <em>peer review</em> dan dilakukan dengan <em>double blind review</em> yang mempublikasikan hasil riset terhadap isu-isu empirik dalam sub kajian kesehatan, masyarakat industri dll. <a title="Jurnal Riset Kedokteran" href="https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK" target="_blank" rel="noopener"><strong>JRK</strong></a> ini dipublikasikan pertamanya 2021 dengan eISSN <a title="EISSN JRK" href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20210714592030929" target="_blank" rel="noopener">2798-6594</a> yang diterbitkan oleh <a title="UPT Publikasi" href="https://publikasi.unisba.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">UPT Publikasi Ilmiah</a>, <a title="unisba" href="https://www.unisba.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Universitas Islam Bandung</a>. Semua artikel diperiksa plagiasinya dengan perangkat lunak anti plagiarisme. Jurnal ini ter-<em>indeks </em> di <a title="GS JRK" href="https://scholar.google.com/citations?hl=id&authuser=5&user=P4nE7uwAAAAJ" target="_blank" rel="noopener">Google Schoolar</a>, <a title="Id Garuda" href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/25634" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a>, <a title="doi" href="https://search.crossref.org/?q=unisba&from_ui=yes" target="_blank" rel="noopener">Crossref</a>, dan <a title="DOAJ" href="https://doaj.org/search/journals?ref=quick-search&source=%7B%22query%22%3A%7B%22filtered%22%3A%7B%22filter%22%3A%7B%22bool%22%3A%7B%22must%22%3A%5B%7B%22terms%22%3A%7B%22bibjson.publisher.name.exact%22%3A%5B%22Universitas%20Islam%20Bandung%22%5D%7D%7D%5D%7D%7D%2C%22query%22%3A%7B%22query_string%22%3A%7B%22query%22%3A%22universitas%20islam%20bandung%22%2C%22default_operator%22%3A%22AND%22%2C%22default_field%22%3A%22bibjson.publisher.name%22%7D%7D%7D%7D%7D" target="_blank" rel="noopener">DOAJ</a>. Terbit setiap <strong>Juli</strong> dan <strong>Desember.</strong></p>https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5005Perspektif, Pemahaman, dan Keterlibatan Suami dalam Program Keluarga Berencana (KB): Studi Kasus Desa Batununggal, Sukabumi 20232024-12-08T23:33:57+08:00Agnesa Salsabilaagnesabila084@gmail.comCaecielia Makaginsarcaecielia@gmail.comDony Septriana Rosadydony.septriana@unisba.ac.id<p><strong>Abstract.</strong> Rapid population increases the potential of social, economic and health problems, making it important to address the related challenges. The active involvement of men in family planning (FP) programs is very important to control population growth and improve the quality of family life. The aim of this research is to explore how men in Batununggal Village, Sukabumi view, understand, and participate in family planning programs. This research was conducted on all husbands in Batununggal Village, Sukabumi Regency totaling 60 respondents with a minimum of 55 sample using a descriptive method with a cross-sectional approach, data was collected via questionnaire and analyzed using SPSS version 25.0 for accuracy of results. The results show that the majority of respondents have a negative view of male family planning (81.7%), the majority (48.3%) understand quite well about it, but participation remains low (25%). Factors such as religion, patriarchal culture, gender, costs, and social impacts influence men's participation in family planning. Their negative perception of family planning programs is a key factor that hinders their participation. Therefore, more efforts are needed to increase men's understanding and knowledge about family planning, which is expected to encourage more active participation in this program.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Peningkatan populasi yang cepat berpotensi menimbulkan masalah sosial, ekonomi, dan kesehatan yang serius, sehingga penting untuk mengatasi tantangan yang terkait. Keterlibatan aktif pria dalam program keluarga berencana (KB) sangat penting untuk mengendalikan pertumbuhan populasi dan meningkatkan kualitas hidup keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana pria di Desa Batununggal, Sukabumi memahami, mengetahui, dan berpartisipasi dalam program KB. Penelitian ini dilakukan kepada seluruh suami yang berada di Desa Batununggal, Kabupaten Sukabumi sebanyak 60 responden dengan minimal 55 sampel, menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan SPSS versi 25.0 untuk keakuratan hasil. Hasilnya menunjukkan mayoritas responden memiliki pandangan negatif terhadap KB pria (81,7%), meskipun sebagian besar (48,3%) cukup mengerti tentangnya, namun partisipasi suami tetap rendah (25%). Faktor-faktor seperti agama, budaya patriarki, gender, biaya, dan dampak sosial mempengaruhi partisipasi pria dalam KB. Persepsi negatif mereka terhadap program KB merupakan faktor kunci yang menghambat partisipasi mereka. Oleh karena itu, perlu upaya lebih untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pria tentang keluarga berencana, yang diharapkan dapat mendorong partisipasi lebih aktif dalam program ini.</p>2024-12-24T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5034Pengaruh Berat Bayi Lahir Rendah dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6–36 Bulan2024-12-09T22:27:05+08:00Finda Wijayantifindawjyt28@gmail.comHerry Garnaherry.garna@unisba.ac.idButi Azfianibutiazhali@gmail.com<p><strong>Abstract.</strong> Stunting is a condition of malnutrition in childhood that causes children to grow smaller than their age. The incidence of stunting according to data obtained from the World Health Organization (WHO) 2021 in the world reached 22% or 149.2 million in 2020. Basic Health Research Data (Riskesdas) 2018 stated that the prevalence of Indonesian children experiencing stunting was 30.8% or around 7 million toddlers. The prevalence of children experiencing stunting based on the SSGI in Bandung City reached 19.4%. Low birth weight is one of the factors causing stunting. The aim of the research is to analyze the influence of low birth weight on the incidence of stunting in children aged 6–36 months at the Babakan Ciparay District Health Center in 2023. This research uses a non-probability sampling technique with 105 research subjects at the Babakan Ciparay District Health Center during February–November. 2023. The method in this research uses observational analytics with a case control research design. The results of research conducted on children at the Babakan Ciparay District Health Center showed that 33% of children were stunted and 12% had low birth weight babies.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> <em>Stunting</em> merupakan keadaan malnutrisi pada masaa kanak-kanak yang menyebabkan anak tumbuh lebih kecil dari usianya. Kejadian <em>stunting</em> menurut data yang didapatkan dari <em>World Health Organization</em> (WHO) 2021 di dunia mencapai 22% atau 149,2 juta pada tahun 2020. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan prevalensi anak Indonesia mengalami <em>stunting</em> sebesar 30,8% atau sekitar 7 juta balita. Prevalensi anak yang mengalami <em>stunting</em> berdasarkan SSGI di Kota Bandung mencapai 19,4%. Berat bayi lahir rendah menjadi salah satu faktor penyebab kejadian <em>stunting</em>. Tujuan penelitian menganalisis pengaruh berat bayi lahir rendah dengan kejadian stunting pada anak usia 6–36 bulan di Puskesmas Kecamatan Babakan Ciparay pada tahun 2023. Penelitian ini menggunakan teknik pemilihan sampel <em>non probability sampling</em> dengan 105 orang subjek penelitian di Puskesmas Kecamatan Babakan Ciparay selama Februari–November 2023. Metode pada penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan rancangan penelitian <em>case control. </em>Hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak di Puskesmas Kecamatan Babakan Ciparay terdapat anak <em>stunting</em> sebanyak 33% dan berat bayi lahir rendah 12%.</p>2024-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5222HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN OLAHRAGA, POLA MAKAN, DAN STRES KERJA DENGAN OBESITAS PADA PEKERJA DI UNIT KERJA KEMENTERIAN ESDM DI KOTA BANDUNG2024-12-09T22:23:40+08:00Teddy Lestadyteddylestady23@gmail.comRizky Suganda Prawiradilagarizkysuganda@gmail.comYudi Feriandiyudiferiandi@gmail.com<p><strong>Abstract. </strong>Obesity is an increasing global problem that negatively affects the health and productivity of individuals, especially at work. The main cause of obesity is the imbalance between physical activity and food intake. Work stress can also affect a person's intake. This study aims to determine the relationship between exercise habits, diet, and work stress with obesity in one of the work units of the Ministry of Energy and Mineral Resources in Bandung City. This analytical quantitative study used a cross-sectional approach on 70 workers selected through simple random sampling technique. Univariate data was analysed descriptively and buvariate analysis using Chi-Square test. The results showed that of the 70 respondents, (54%) had regular exercise habits, (90%) often consumed rice, (41.4%) often consumed noodles and sweet drinks, (51.4%) often consumed eggs, (93%) rarely consumed offal, and (77%) did not often consume fast food, (61.4%) often ate vegetables, (77%) often ate fruit, and (44.3%) were in the non-stressed category. Chi-Square test showed that there was no significant association between exercise habits, diet, and work stress with obesity (p-value > 0.05). This indicates that other factors such as genetics, individual metabolism, or other environmental factors may be more dominant in influencing obesity in this population.</p> <p><a name="_Toc156280471"></a><a name="_Toc156281097"></a><a name="_Toc156281195"></a><a name="_Toc156281371"></a><strong>A</strong><strong>bstrak.</strong> Obesitas merupakan masalah global yang semakin meningkat saat ini dan berdampak negatif pada kesehatan serta produktivitas individu, khususnya dalam pekerjaan. Penyebab utama obesitas adalah ketidakseimbangan antara aktivitas fisik yang dilakukan dengan asupan makanan. Stres kerja juga dapat mempengaruhi asupan seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan olahraga, pola makan, dan stres kerja dengan obesitas di salah satu unit kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Kota Bandung. Penelitian kuantitatif analitik ini menggunakan pendekatan cross-sectional pada 70 orang pekerja yang dipilih melalui teknik <em>simple random sampling</em>. Data univariat dianalisis secara deskriptif dan analisis buvariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 70 responden, (54%) memiliki kebiasaan olahraga rutin, (90%) sering mengonsumsi nasi, (41.4%) sering mengonsumsi mie dan minuman manis, (51.4%) sering mengonsumsi telur, (93%) jarang mengonsumsi jeroan, dan (77%) tidak sering mengonsumsi <em>fast food, </em>(61.4%) sering makan sayur, (77%) sering makan buah, dan (44.3%) berada dalam kategori tidak stres. Uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan berolahraga, pola makan, dan stres kerja dengan obesitas (p-value > 0.05). Hal ini mengindikasikan bahwa faktor lain seperti genetika, metabolisme individu, atau faktor lingkungan lainnya mungkin lebih dominan dalam mempengaruhi obesitas pada populasi ini.</p>2024-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5229Hubungan Acute Coronary Syndrome dengan nilai Low Density Lipoprotein Cholesterol dan Monosit Darah Tepi2024-12-18T23:31:58+08:00Shifa Khairunnisa Azzahrashifakhairunnisaa@gmail.com<p><strong>Abstract.</strong> Acute Coronary Syndrome (ACS) was a pathological process characterized in the accumulation of atherosclerotic plaque initiating forms of thrombus in the coronary arthery that causing vascular total or partial occlusion those giving impact blood flow in cardiac output (CO). Heart function decreased on contraction initiate complication evenmore chronic disease that causing sudden death. This study aims to analyze the correlation of Acute Coronary Syndrome (ACS) with the value of Low Denstity Lipoprotein Cholesterol (LDL Cholesterol) and Peripheral Blood Monocytes. This research based on analytic observational with the design of cross sectional study using secondary data of retrospective medical records in the ICCU of RSUD R. Syamsudin SH Sukabumi. Medical record data was obtained based on patient characteristics throught out diganosis criteria and result of complete blood count (CBC) specific in leukocyte differential count qualify hematology test in laboratory examination total of 60 patients as subjects by devide into groups 30 patients of ACS and 30 patients of Non-ACS. Nominal ACS was calculated by comparing ratio of LDL Cholesterol and Peripheral Blood Monocytes in the incidence of Acute Coronary Syndrome (ACS). The dependent variable lead to both of those two independent variable analyzed by statistical independent t-test with confidence interval in 95%. Output of this reasearch guide to characterics of ACS, those represent men in majority with the most common by patients in elderly age >60 years based on subject diagnosed with ACS and Non-ACS.. Independent t-test point there is significant (Pvalue = 0.00) correlation between the value of Low Density Lipoprotein Cholesterol (LDL Cholesterol) and Peripheral Blood Monocytes with the prevalence Acute Coronary Syndrome (ACS) in the ICCU of RSUD R. Syamsudin SH Sukabumi.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah proses patologis yang ditandai akumulasi plak aterosklerosis yang membentuk thrombus pada arteri koroner sehingga menyebabkan oklusi total atau parsial pada pembuluh darah, akibatnya jantung mengalami penurunan fungsional dalam melakukan kontraksi kemudian dapat menyebabkan kematian secara mendadak (sudden death). ACS terbagi menjadi Non-ST Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI), dan Unstable Angina Pectoris (UAP). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan Acute Coronary Syndrome (ACS) dengan nilai Low Density Lipoprotein Cholesterol (LDL Cholesterol) dan Monosit Darah Tepi. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan desain observasional analitik melalui data sekunder berupa rekam medis di ruang ICCU RSUD R. Syamsudin SH Sukabumi. Data rekam medis yang diperoleh berdasarkan karakteristik pasien melalui kriteria diagnosis dan hasil pemeriksaan hematologi rutin dari laboratorium dengan jumlah subjek sebanyak 60 pasien 30 pasien ACS dan 30 pasien Non-ACS. Prevalensi ACS dihitung dengan membandingkan antara rasio LDL Cholesterol dan rasio Monosit. Hubungan nilai LDL Cholesterol dan Monosit Darah Tepi dengan kejadian ACS dianalisis dengan menggunakan uji statistik independent t-test pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian didapatkan pasien ACS lebih banyak pada laki- laki dengan usia pasien >60 tahun pada subjek didagnosis ACS dan Non-ACS. Independent t-test menunjukkan terdapat hubungan nilai LDL Cholesterol dan Monosit Darah Tepi dengan kejadian ACS (Pvalue = 0.000).</p>2024-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5230Hubungan Antara Lokasi Endometriosis Dengan Jumlah Kehamilan Di Klinik Obgyn Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Tahun 20222024-12-18T23:27:31+08:00Shinta Priwardanishintappw2@gmail.com<p><strong>Abstract.</strong> Endometriosis is the growth of endometrial tissue outside the uterine cavity or located in the uterine cavity. Infertility is a serious problem for married couples, endometriosis is the gynecological disease that most often causes infertility in patients, with an incidence rate 10% of women in the world. Blockage of the fallopian tubes due to adhesions is one of the main mechanisms for infertility in endometriosis patients. This study aims to analyze the relationship between the location of endometriosis and the number of pregnancies at the OBGYN clinic of Hasan Sadikin Hospital in 2022. This study is a cross-sectional study of 40 patients. Data were obtained from medical records in the form of age characteristics, pregnancy history and number of pregnancies. Data were analyzed using the Anova statistical test. Results: this study obtained the characteristics of endometriosis patients, the majority were >40 years old 40%, had never had 1 and 2 pregnancies 37.5% and had endometriosis in the ovary location as many as 30 people 75% and the uterus as many as 8 people 20%. The Chi-Square test obtained a p-value of 0.636, where the value is greater than 0.05, so there is no significant relationship between the location of endometriosis and infertility in OBGYN clinic patients at Hasan Sadikin Hospital in 2022.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Endometriosis adalah pertumbuhan jaringan endometrium yang berada di luar rongga rahim atau kavum uteri. Infertilitas merupakan masalah yang serius bagi pasangan suami istri, endometriosis merupakan kelainan ginekologi yang paling sering menyebabkan infertil pada pasien, dengan angka kejadian 10% pada wanita di dunia. Tersumbatnya tuba Fallopii karena adhesi menjadi salah satu mekanisme utama terjadinya infertilitas pada pasien endometriosis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara lokasi endometriosis dengan jumlah kehamilan di klinik OBGYN RS Hasan Sadikin tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian <em>cross sectional</em> pada 40 pasien. Data diperoleh dari rekam medis berupa karakteristik usia, riwayat kehamilan dan jumlah kehamilan. Data dianalisis dengan uji statistik <em>Anova</em>. Hasil: penelitian ini didapatkan karakteristik pasien endometriosis, mayoritas berusia >40 tahun 40%, tidak pernah mengalami kehamilan sebanyak 1 dan 2 kali 37.5% dan mengalami endometriosis di lokasi ovary sebanyak 30 orang 75% dan uterus sebanyak 8 orang 20%. Uji <em>Chi-Square </em>diperoleh p-value sebesar 0.636 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0.05, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Lokasi endometriosis dengan infertilitas pada pasien klinik OBGYN RS Hasan Sadikin tahun 2022.</p>2024-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5400Perbandingan Kadar Hemoglobin, Hematokrit, dan Leukosit Pasien Stroke Infark dan Stroke Perdarahan dengan Covid-19 di RSUD Kabupaten Sumedang Tahun 2020-20222024-12-28T15:35:35+08:00Daffa Khairandaffa.khairan02@gmail.comAlya Tursinaalyanuryadin@gmail.comMochammad Faisal Afif Mochyadinaa_fyf@yahoo.co.id<p><strong>Abstract.</strong> Stroke is one of the main causes of morbidity, disability and mortality worldwide. Most of these strokes occur in developing countries. According to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in the RISKESDAS 2018, West Java Province has a stroke prevalence of 11.4%, or an estimated 131,846 people. The highest number of stroke sufferers in 2018 were patients aged 75 years and over as much as 50.2% and the lowest was in the 15-24 year age range, which was equivalent to 0.6%. On the other hand, the Coronavirus disease-19 (COVID-19) pandemic has also recently attracted world attention. This study aims to determine the relationship between hemoglobin, hematocrit, and leukocytes with the incidence of stroke in Covid-19 patients at the Sumedang District Hospital in 2020-2022. This research uses an observational analytical method with a cross sectional design. The number of samples taken was 68 people. The results of hemoglobin, hematocrit and leukocyte examinations are obtained through laboratory examination and are classified into normal or abnormal levels, while the diagnosis of Covid-19 is based on antigen examination. From the research results, it was found that of the 68 samples, the majority of stroke patients with Covid-19 at Sumedang District Hospital in 2020-2022 having an age range of 50-74 years were 47 people (69%). The majority of stroke patients with Covid-19 at Sumedang District Hospital in 2020-2022 were men as much as 37 people (54%). The majority of stroke patients among Covid-19 patients at the Sumedang District Hospital in 2020-2022 had hemoglobin in the range of 12.3-15.3 g/dl, hematocrit levels between 35-47%, and leukocyte levels >10,000 mm3. There is no relationship between hemoglobin, hematocrit and leukocyte levels with the incidence of stroke in Covid-19 patients at Sumedang District Hospital in 2020-2022.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Stroke merupakan salah satu penyebab utama morbiditas, kecacatan dan mortalitas di seluruh dunia. Sebagian besar stroke terjadi di negara berkembang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada Riskesdas tahun 2018, Provinsi Jawa Barat memiliki prevalensi stroke sebesar 11,4%, atau diperkirakan sebanyak 131.846 orang. Jumlah penderita stroke terbanyak pada tahun 2018 adalah pasien berusia 75 tahun keatas yaitu sebanyak 50,2% dan terendah pada rentang umur 15-24 tahun yaitu setara dengan 0,6%. Di sisi lain, pandemi Coronavirus disease- 19 (COVID-19) juga baru-baru ini menarik perhatian dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hemoglobin, hematokrit, dan leukosit dengan kejadian stroke pada pasien Covid-19 di RSUD Kabupaten Sumedang tahun 2020-2022. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain cross sectional. Jumlah sample yang diambil sebanyak 68 orang. Hasil pemeriksaan hemoglobin, hematokrit dan leukosit didapatkan melalui pemeriksaan laboratorium dan diklasifikasikan menjadi kadar normal atau tidak normal, sedangkan diagnosis Covid-19 berdasarkan pemeriksaan antigen. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 68 sampel, pasien stroke dengan Covid-19 di RSUD Sumedang pada tahun 2020-2022 memiliki rentang usia 50-74 tahun yaitu sebanyak 47 orang (69%). Sebagian besar pasien pasien stroke dengan Covid-19 di RSUD Sumedang pada tahun 2020-2022 adalah laki-laki yaitu sebanyak 37 orang (54%). Sebagian besar pasien stroke pada pasien Covid-19 di RSUD Kabupaten Sumedang tahun 2020-2022 memiliki hemoglobin di rentang 12.3-15.3 g/dl, kadar hematokrit antara 35-47%, dan kadar leukosit >10.000 mm3. Tidak terdapat perbandingan yang signifikan pada kadar hemoglobin, hematokrit, maupun leukosit dengan kejadian stroke pada pasien Covid-19 di RSUD Sumedang pada tahun 2020-2022.</p>2024-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/5401Scoping Review: Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Terjadinya Leukoplakia pada Usia Dewasa2024-12-28T15:37:27+08:00Munir Alip UbaidilahMunirubaidilah0@gmail.com<p><strong>Abstract.</strong> Leukoplakia is a pre-cancerous lesion caused by exposure to carcinogens. Smoking habit is the highest risk factor for leukoplakia. Smoking can irritate the mucosa and cause the mucosa to become weak. Long exposure to cigarette smoke can cause the risk of leukoplakia. This scoping review aims to determine the relationship between smoking habits and the occurrence of leukoplakia based on the last 10 years of research. This method is done by scoping review articles published by Pubmed database, EBSCO, and, saince direct, published from 2014 to 2024. Of the 2472 articles filtered based on the inclusion criteria there were 670 articles, then continued with the exclusion criteria obtained 677 articles, and obtained 3 articles that met the eligibility based on PICOS. The results of the analysis of all articles show that individuals with smoking habits have a higher risk of suffering from leukoplakia compared to individuals who do not smoke which is characterized by weak sub-epithelial changes. This is because exposure to cigarette smoke can cause immunological changes that work in irritating the mucosa, When irritation continues, the epithelium shows cellular degeneration features and adaptation features in the form of atrophy. If the cell cannot adapt, there will be an irreversible stage of damage. Thus encouraging the development of pre-cancerous cells that can cause leukoplakia.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Leukoplakia merupakan merupakan lesi pre kanker yang disebabkan oleh paparan karsinogen. Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko yang paling tinggi yang bisa menyebabkan leukoplakia. Merokok dapat menyebabkan iritasi pada mukosa mulut dan menyebabkan mukosa bisa menjadi lemah. Paparan asap rokok yang lama dapat menyebabkan risiko terjadi leukoplakia. <em>Scoping review</em> ini bertujuan mengetahui hubungan kebiasaan merokok dengan terjadinya leukoplakia berdasarkan penelitian 10 tahun terakhir. Metode ini dilakukan dengan cara <em>scoping review</em> dari artikel yang dipublikasikan oleh database Pubmed, EBSCO dan, Science Direct, diterbitkan pada tahun 2014 sampai 2024. Dari 2472 artikel dilakukan filtrasi berdasarkan kriteria inklusi terdapat 670 artikel, kemudian dilanjutkan dengan kriteria ekslusi didapat 667 artikel, dan didapat 3 artikel yang memenuhi kelayakan berdasarkan PICOS. Hasil analisis semua artikel menunjukan bahwa individu dengan kebiasaan merokok mempunyai risiko lebih tinggi menderita leukoplakia dibandingkan dengan individu yang tidak merokok yang ditandai oleh perubahan sub ephitelia yang lemah. Hal ini disebabkan karena paparan asap rokok dapat menyebabkan perubahan imunologi yang memyebabkan iritasi di mukosa. Ketika iritasi berlanjut, maka epitel menunjukkan fitur degenerasi seluler fitur adaptasi berupa atropi. Apabila sel tidak dapat melakukan apdaptasi, maka akan terjadi tahap kerusakan yang bersifat ireversibel, sehingga mendorong pekembangan sel-sel <em>pre</em>-kanker yang bisa menyebabkan leukoplakia.</p>2024-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteran