https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/issue/feedJurnal Riset Kedokteran2024-07-31T23:32:42+08:00Santun Bhekti Rahimahuptpublikasi@unisba.ac.idOpen Journal Systems<p><a title="JRK" href="https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK" target="_blank" rel="noopener"><strong>Jurnal Riset Kedokteran </strong>(JRK)</a> adalah jurnal <em>peer review</em> dan dilakukan dengan <em>double blind review</em> yang mempublikasikan hasil riset terhadap isu-isu empirik dalam sub kajian kesehatan, masyarakat industri dll. <a title="Jurnal Riset Kedokteran" href="https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK" target="_blank" rel="noopener"><strong>JRK</strong></a> ini dipublikasikan pertamanya 2021 dengan eISSN <a title="EISSN JRK" href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20210714592030929" target="_blank" rel="noopener">2798-6594</a> yang diterbitkan oleh <a title="UPT Publikasi" href="https://publikasi.unisba.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">UPT Publikasi Ilmiah</a>, <a title="unisba" href="https://www.unisba.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Universitas Islam Bandung</a>. Semua artikel diperiksa plagiasinya dengan perangkat lunak anti plagiarisme. Jurnal ini ter-<em>indeks </em> di <a title="GS JRK" href="https://scholar.google.com/citations?hl=id&authuser=5&user=P4nE7uwAAAAJ" target="_blank" rel="noopener">Google Schoolar</a>, <a title="Id Garuda" href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/25634" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a>, <a title="doi" href="https://search.crossref.org/?q=unisba&from_ui=yes" target="_blank" rel="noopener">Crossref</a>, dan <a title="DOAJ" href="https://doaj.org/search/journals?ref=quick-search&source=%7B%22query%22%3A%7B%22filtered%22%3A%7B%22filter%22%3A%7B%22bool%22%3A%7B%22must%22%3A%5B%7B%22terms%22%3A%7B%22bibjson.publisher.name.exact%22%3A%5B%22Universitas%20Islam%20Bandung%22%5D%7D%7D%5D%7D%7D%2C%22query%22%3A%7B%22query_string%22%3A%7B%22query%22%3A%22universitas%20islam%20bandung%22%2C%22default_operator%22%3A%22AND%22%2C%22default_field%22%3A%22bibjson.publisher.name%22%7D%7D%7D%7D%7D" target="_blank" rel="noopener">DOAJ</a>. Terbit setiap <strong>Juli</strong> dan <strong>Desember.</strong></p>https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/3687Gambaran Karakteristik Pasien Dan Jenis Dermatitis Kontak Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rsud Majalengka2024-07-11T15:50:42+08:00Aghata Shaumafitri Azzahraaghatashaumafitria@gmail.comMaya Tejasarimayatejasari4981@gmail.comDeis Hikmawatidrdeishh@yahoo.com<p><strong>Abstract.</strong> Contact dermatitis is a skin disease caused by exposure to substances that are both irritants and allergens, divided into Irritant Contact Dermatitis (ICD) and Allergic Contact Dermatitis (ACD). Contact dermatitis is influenced by endogenous factors such as age, gender, lesion location, history of atopy, genetics and exogenous factors such as work. This study aims to determine the characteristics of patients and types of contact dermatitis at the Skin and Venereology Polyclinic at Majalengka Regional Hospital. This research is a descriptive study with a cross sectional design. The sampling technique was carried out by total sampling with a total of 399 patients. Data was obtained from medical records in the form of patient characteristics, namely age, gender, occupation, lesion location and diagnosis of ACD or ICD. The research results showed that contact dermatitis was mostly found in the early adolescent age group (17-25) (10.8%). The majority were female (63.4%). The job most often found in Housewives (IRT) (27.6%). The most common lesion locations occurred in the hand area (35.1%). There were 284 (71.2%) cases of patients diagnosed with ACD and 115 (28.8%) cases of ICD.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Dermatitis kontak adalah penyakit pada kulit yang disebabkan oleh paparan zat baik yang bersifat iritan dan alergen, terbagi menjadi Dermatitis Kontak Iritan (DKI) dan Dermatitis Kontak Alergi (DKA). Dermatitis kontak dipengaruhi oleh faktor endogen seperti usia, jenis kelamin, lokasi lesi, riwayat atopi, genetik dan faktor eksogen seperti pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien dan jenis dermatitis kontak di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Majalengka. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain <em>cross sectional</em>. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara <em>total sampling</em> dengan jumlah 399 pasien. Data diperoleh dari rekam medis berupa karakteristik pasien yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, lokasi lesi dan didiagnosis DKA atau DKI. Hasil Penelitian menunjukan dermatitis kontak terbanyak ditemukan pada kelompok usia Remaja awal (17-25) (10,8%). Mayoritas jenis kelamin perempuan (63,4%). Pekerjaan yang paling sering ditemukan pada Ibu Rumah Tangga (IRT) (27,6%). Lokasi lesi paling banyak terjadi di daerah tangan (35,1%). Ditemukan kasus pasien yang diagnosis DKA sebanyak 284 (71,2%) dan kasus DKI sebanyak 115 (28,8%).</p>2024-07-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/3708Perbandingan Waktu Bebas Penyakit (Disease Free Time) Influenza Like Illness (ILI) berdasarkan Jumlah Booster Vaksinasi Covid-192024-07-12T10:34:54+08:00Muhammad Kenjy Syarifuddinkenjisyarif1mei@gmail.comFajar Awaliafajar@unisba.ac.idRio Dananjayario.dananjaya@unisba.ac.id<p><strong>Abstract.</strong> The Covid-19 pandemic that has occurred since 2020 is a catastrophic outbreak experienced by all people in the world, including in Indonesia. One effort to break the chain of spread is by vaccinating. This study aims to determine the comparison of disease free time for Influenza Like Illness based on the number of Covid-19 vaccine boosters. The research subjects were 64 people who were obtained using simple random sampling techniques. This research uses an analytical observational method with a retrospective cohort study approach with survival analysis. The results of this study found that there was a difference in disease free time (P 0.04) between the 1st booster group and the 2nd booster group, where the mean disease free time for the 1st booster group was shorter than the 2nd booster group, the disease free time for the one-time booster group was shorter than the 2nd booster group. booster twice. The group that had never experienced ILI had a median interval between vaccines of 422.4 days while the group that had experienced ILI was 362.5 days. The short time span of the Covid-19 vaccine means that the effectiveness of the vaccine is still high so that it can increase a person's immunity, so that when there is exposure to a virus that attacks a person's body, the frequency and duration of Influenza Like Syndrome is short.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 merupakan wabah bencana yang dialami olelh seluruh penduduk di dunia termasuk di Indonesia. Salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebarannya, dengan melakukan vaksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan <em>disease free time</em> <em>Influenza Like Ilness </em>berdasar pada jumlah <em>booster </em>vaksin Covid-19. Subjek penelitian sebanyak 64 orang yang didapat dengan teknik pemilihan <em>simple random sampling</em>. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan <em>cohort study retrospective</em> dengan uji kesintasan ( survival analysis). Hasil dari penelitian ini mendapati bahwa Terdapat perbedaan disease free time (P 0.04) antara kelompok booster 1 dan booster 2 kali dimana nilai tengah disease free time kelompok booster 1 lebih pendek dibanding kelompok booster 2, disease free time kelompok booster satu kali lebih pendek dibanding kelompok booster dua kali. Kelompok yang tidak pernah mengalami ILI memiliki median jarak antara vaksin 422,4 hari sedangkan kelompok yang pernah mengalami ILI adalah 362,5 hari. Rentang waktu vaksin Covid-19 yang singkat mengarah kepada efektivitas vaksin yang masih tinggi sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh seseorang, sehingga ketika adanya paparan virus yang menyerang tubuh seseorang maka frekuensi dan durasi <em>Influenza Like Syndrome </em>yang singkat.</p>2024-07-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/3709Pola Fungsi Kognitif pada Anak Stunting Usia di bawah 3 Tahun di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat2024-07-12T11:34:16+08:00Tria Agustia Rahmahagustiatria0@gmail.comAlya Tursinaalya.fkunisba@gmail.comHarvi Puspa Wardaniharvipuspawardani@gmail.com<p><strong>Abstract.</strong> The purpose of this study was to determine the correlation between the degree of stunting and the cognitive function of children under 3 years old. This research is an observational analytic study with a cross sectional approach. Sample selection was done through total sampling with 75 stunting children under 3 years old. Data collection used the Capute Scales questionare. The data were analyzed using the chi-square test and the result of the analysis of the correlation between the degree of stunting and cognitive function in children under 3 years old showed a p value=0.00002 and a strong correlation level (R 0.626). There is a significant correlation between the degree of stunting and cognitive function. The impact of stunting can lead to suboptimal child development, resulting in decreased cognitive performance and educational achievement compared to well-nourished children, potentially causing permanent physical and cognitive damage.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara derajat <em>stunting</em> dengan fungsi kognitif anak usia di bawah 3 tahun. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan sampel secara <em>total sampling</em> dengan jumlah subjek 75 anak <em>stunting </em>usia di bawah 3 tahun. Pengambilan data menggunakan kuesioner Capute Scales. Data dianalisis menggunakan uji <em>chi-square</em>, hasil analisis hubungan antara derajat <em>stunting</em> dengan fungsi kognitif pada anak usia dibawah 3 tahun menunjukan p value=0,00002 dan tingkat hubungan yang kuat (R 0,626). Terdapat hubungan yang bermakna antara derajat <em>stunting</em> dengan fungsi kognitif. Pengaruh <em>stunting</em> dapat menyebabkan tumbuh kembang pada anak menjadi tidak optimal, sehingga kinerja kognitif dan prestasi pendidikan menjadi menurun dibandingkan dengan anak-anak yang bergizi baik dan dapat berpotensi menyebabkan kerusakan pada fisik dan kognitif secara permanen.</p>2024-07-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/3736Analisis Kejadian Paritas dengan Perdarahan Postpartum Pada Ibu Hamil Anemia di RSUD Al-Ihsan Tahun 2021-20222024-07-15T12:14:22+08:00Fayza Amelina Fitriyanifayzaamelina@gmail.comJusuf Sulaeman Effendijusufse@yahoo.comSadeli Masriasadelimasria1945@gmail.com<p><strong>Abstract.</strong> Based on the 2020 Indonesian Health Profile, maternal deaths are generally caused by bleeding, namely more than 1,330 cases. WHO states that 25% of the 100,000 maternal deaths overall are caused by postpartum hemorrhage every year. In West Java Province, around 2.54% of pregnant women experience birth canal bleeding. The level of parity in Indonesia is still relatively high. High parity is a risk factor for postpartum hemorrhage. The aim of this research is to determine the relationship between parity and postpartum hemorrhage in anemic pregnant women at Al-Ihsan Regional Hospital in 2021-2022. This type of research is analytical observational with a cross sectional approach. The population in this study was all birthing patients who experienced anemia at the Al-Ihsan Hospital in Bandung in 2021-2022, totaling 106 mothers who gave birth who experienced anemia and who did not experience anemia. The relsults of thel study baseld on unilvarilatel analysils showeld that 96 mothelrs who gavel bilrth elxpelrilelnceld anelmila, most of whom welrel ageld 25-35 yelars (66.7%), had thel parilty of 2 chilldreln (38.5%) and elxpelrilelnceld postpartum helmorrhagel (51%). Thel relsults of thel bilvarilatel analysils obtailneld a probabillilty valuel of 0.196 (p=0.196>0.05) that statilstilcally thelrel ils no silgnilfilcant rellatilonshilp beltweleln parilty and anelmila iln mothelrs who elxpelrilelncel postpartum helmorrhagel at Al-Ilhsan Relgilonal Hospiltal, Bandung. Thel conclusilon of thils study ils that thelrel ils no rellatilonshilp beltweleln parilty and postpartum helmorrhagel iln prelgnant womeln who elxpelrilelncel anelmila at Al-Ilhsan Relgilonal Hospiltal, Bandung.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Belrdasarkan Profill Kelselhatan Ilndonelsila 2020, umumnya kelmatilan ilbu dilselbabkan karelna pelrdarahan, yaknil lelbilh daril 1.330 kasus. <em>WHO </em>melnyelbutkan bahwa 25% daril 100.000 kelmatilan ilbu selcara kelselluruhan dilakilbatkan olelh pelrdarahan<em> postpartum</em> seltilap tahun. Dil Provilnsil Jawa Barat ilbu hamill yang melngalamil pelndarahan jalan lahilr selkiltar 2,54%. Tilngkat pariltas dil willayah Ilndonelsila masilh telrbillang tilnggil. Pariltas tilnggil melrupakan faktor rilsilko telrjadilnya pelrdarahan <em>postpartum</em>. Tujuan pelnelliltilan ilnil melngeltahuil hubungan pariltas delngan pelrdarahan <em>postpartum</em> pada ilbu hamill anelmila dil RSUD Al-Ilhsan tahun 2021-2022. Jelnils pelnelliltilan ilnil adalah analiltilk obselrvasilonal delngan pelndelkatan <em>cross se</em><em>lctilonal. </em>Populasil pada pelnelliltilan ilnil adalah selluruh pasileln mellahilrkan yang melngalamil anelmila dil RSUD Al-Ilhsan Bandung Tahun 2021-2022, belrjumlah 106 ilbu belrsaliln yang melngalamil anelmila dan tildak anelmila. Hasill pelnelliltilan belrdasarkan analilsils unilvarilat dilkeltahuil daril 96 ilbu belrsaliln yang melngalamil anelmila, selbagilan belsar belrusila 25-35 tahun (66,7%), pariltas 2 anak (38,5%) dan melngalamil pelrdarahan <em>postpartum</em> (51%). Hasill analilsils bilvarilat dilpelrolelh nillail probabilliltas selbelsar 0,196 (p=0,196>0,05) bahwa selcara statilstilk tildak telrdapat hubungan yang belrmakna antara Pariltas delngan anelmila pada ilbu belrsaliln yang melngalamil Pelrdarahan <em>Postpartum </em>dil RSUD Al-Ilhsan Bandung. Kelsilmpulan daril pelnelliltilan ilnil adalah tildak telrdapat hubungan antara Pariltas delngan Pelrdarahan <em>postpartum </em>pada ilbu hamill yang melngalamil anelmila dil RSUD Al-Ilhsan Bandung.</p>2024-07-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/3755Tingkat Pengetahuan Talasemia Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung2024-07-15T12:18:16+08:00Intan Purnamasariintannprnmsr2@gmail.comYani Triyaniytriyani87@gmail.comSara Puspitasarapuspita@unisba.ac.id<p><strong>Abstract.</strong> Thalassemia is a congenital blood disorder caused by failure to form hemoglobin which damages red blood cells and results in anemia or lack of blood in sufferers. As the number of thalassemia sufferers increases, awareness of the importance of knowledge of thalassemia must be raised among the public, especially among students at the Faculty of Medicine, Bandung Islamic University as medical personnel in the future must be able to educate the public well. This research aims to determine the level of knowledge of students at the Faculty of Medicine, Islamic University of Bandung about thalassemia. The research subjects were 204 people. This research uses an analytical observational method with a cross-sectional approach. The results of this research show that the majority of students at the Faculty of Medicine, Bandung Islamic University for the 2022/2023 academic year have a good level of knowledge regarding thalassemia (85.3%). A good level of knowledge among students, especially students at the Faculty of Medicine, Bandung Islamic University, is influenced by several things. Students can get information from various sources, starting from formal education and information available on social media. The sources of information obtained by students can increase understanding and knowledge regarding the definition, diagnosis, management and prevention of thalassemia. </p> <p><strong>Abstrak</strong>. Talasemia adalah kelainan darah bawaan yang disebabkan oleh kegagalan pembentukan hemoglobin yang merusak sel darah merah dan mengakibatkan anemia atau kekurangan darah pada penderita. Seiring bertambahnya jumlah penderita talasemia, kesadaran akan pentingnya pengetahuan talasemia harus ditumbuhkan di kalangan masyarakat khususnya pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung sebagai tenaga medis di masa yang akan datang sehingga harus mampu mengedukasi masyarakat dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung tentang talasemi. Subjek penelitian sebanyak 204 responden. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung tahun akademik 2022/2023 memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai talasemia (85.3%). Tingkat pengetahuan yang baik pada mahasiswa khususnya pada mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Islam Bandung dipengaruhi oleh beberapa hal. Mahasiswa dapat mendapatkan informasi dari berbagai sumber, mulai dari pendidikan formal maupun informasi yang tersedia di media sosial. Sumber informasi yang didapat oleh mahasiswa dapat meningkatkan pemahaman serta pengetahuan terhadapa pengertian, diagnosis, tatalaksana, serta pencegahan talasemia.</p>2024-07-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/3768Karakteristik Klinis Dermatitis Atopik di RS Muhammadiyah Bandung Tahun 2020-20222024-07-12T11:28:51+08:00Natasya Artha Putriarthaputri99@gmail.comMia Yasmina Andrarinimiayasminaandarini@unisba.ac.idLisa Adhia Garinalisa.adhia@gmail.com<p><strong>Abstract.</strong> The incidence of Atopic Dermatitis (AD) is a big problem, especially in developing countries. Data on the incidence of AD in Indonesia is still not clearly recorded. Dermatitis is skin inflammation in response to the influence of exogenous and endogenous factors which causes clinical symptoms in the form of efflorescence and complaints of itching. This study aims to determine the number of patients and clinical characteristics of AD at Muhammadiyah Hospital Bandung in 2020-2022. The aim of this study was to determine the clinical characteristics of atopic dermatitis in RSMB in 2020-2022. This method uses descriptive observational with a cross-sectional retrospective approach. The study population consisted of all AD sufferers, with a total of 146 patients taken from medical records, 88 patients with confirmed AD. The research results showed a decrease in the incidence of DA in 2020-2022. DA increased in children aged 2-16 years (43.2%). The female gender is more numerous (55.6%). The most common occupation is students (40.9%). The most common lesion location in children was in the flexural folds of the lower extremities (44.8%). The most common accompanying diagnosis was non-specific dermatitis (4.54%). The most common treatment was topical corticosteroids (57.9%). The conclusion is that the incidence of DA will decrease in 2020-2022. DA increases in the pediatric age group. There are more women. Most students work. The most common lesion locations are in the flexural folds of the lower extremities. The most common concomitant diagnosis is non-specific dermatitis. The most common treatment is topical corticosteroids.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Kejadian Dermatitis Atopik (DA) merupakan masalah besar khususnya di negara berkembang. Data kejadian DA di indonesia masih belum terdata jelas. Dermatitis merupakan peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan faktor endogen yang menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi dan keluhan gatal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pasien dan karakteristik klinis DA di RS Muhammadiyah Bandung tahun 2020-2022<em>. </em>Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik klinis dermatitis atopik di RSMB tahun 2020-2022. Metode ini menggunakan deskriptif observasional dengan pendekatan retrospektif <em>cross</em><em>-s</em><em>ectional</em>. Populasi penelitian seluruh penderita DA dengan jumlah 146 pasien diambil dari rekam medis didapatkan 88 pasien terkonfirmasi DA. Hasil penelitian terjadi penurunan angka kejadian DA tahun 2020-2022. DA meningkat pada anak 2-16 tahun (43.2%). Jenis kelamin perempuan lebih banyak (55.6%). Pekerjaan paling banyak yaitu pelajar (40.9%). Lokasi lesi paling banyak pada anak di lipatan fleksural ekstremitas inferior (44.8%). Diagnosis penyerta paling banyak yaitu dermatitis non-spesifik (4.54%). Pengobatan yang paling banyak yaitu kortikosteroid topikal (57.9%)<em>. </em>Kesimpulan in bahwa kejadian DA mengalami penurunan pada tahun 2020-2022. DA meningkat pada kelompok usia anak-anak. Jenis kelamin perempuan lebih banyak. Pekerjaan paling banyak pelajar. Lokasi lesi terbanyak di daerah lipatan fleksural ekstremitas inferior. Diagnosis penyerta paling banyak dermatitis non-spesifik. Pengobatan paling banyak kortikosteroid topikal.</p>2024-07-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/3769Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kejadian Insomnia Menjelang Ujian Sooca Pada Mahasiswa Tingkat I Fk Unisba Tahun 20222024-07-15T12:27:28+08:00Audia Rizky Pratamaaudiar13@gmail.comSiska Nia Irasantisiska_drg@rocketmail.comRika Nilapsaririka.nilapsari@yahoo.com<p><strong>Abstract.</strong> Anxiety, an emotional response to uncertainty, often involves feelings of fear and physical symptoms. Insomnia, difficulty sleeping linked to mental health issues. SOOCA exam, an oral case analysis for medical students, tends to increase anxiety and sleep problems. This research aims to determine the anxiety levels and incidence of insomnia among FK UNISBA 2022 students and analyze the relationship between them. The study used an analytical observational method with a cross-sectional design. The research subjects were students of the Medical Education study program at FK UNISBA, class of 2022, selected through simple random sampling. Data were collected using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire for anxiety levels and the Insomnia Severity Index (ISI) for measuring insomnia incidence. Data analysis involved univariate and bivariate tests. Out of 35 respondents, 28.7% of students experienced anxiety before the SOOCA exam. Out of 95 respondents, 77.9% experienced insomnia. Statistical analysis showed a significant relationship between anxiety levels and insomnia incidence in FK UNISBA students in the first year of 2022 (p = 0.044 <0.05). This finding illustrates that the SOOCA exam can cause anxiety and insomnia among medical students. The SOOCA exam at FK Unisba triggers anxiety among medical students. This oral exam situation increases anxiety and sleep problems. The experience of a new role and the Problem-Based Learning (PBL) system also contribute to the anxiety of first-year students. Recommendations for future research include expanding the sample, a longitudinal research approach, and exploring additional factors influencing the relationship between anxiety and insomnia in students. It is also suggested to consider implementing student welfare programs focusing on stress management, counseling, and holistic support in the academic environment.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Kecemasan, respons emosional terhadap ketidakpastian, seringkali melibatkan perasaan ketakutan dan gejala fisik. Insomnia, kesulitan tidur yang terkait dengan masalah kejiwaan. Ujian SOOCA, ujian lisan menganalisis kasus pada mahasiswa kedokteran, cenderung meningkatkan kecemasan dan masalah tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan dan kejadian insomnia Mahasiswa FK UNISBA 2022 serta menganalisis hubungan antara keduanya. Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan desain cross-sectional. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi Pendidikan Kedokteran FK UNISBA angkatan 2022, dipilih melalui simple random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner Hamilton Anxiety rating Scale (HARS) untuk mengukur tingkat kecemasan dan Insomnia Severity Index (ISI) untuk mengukur kejadian insomnia. Analisis data melibatkan uji univariat dan bivariat. Dari 35 orang responden, didapatkan 28,7% mahasiswa mengalami kecemasan menjelang ujian SOOCA. Dari 95 orang responden, didapatkan 77,9% mengalami insomnia. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingkat kecemasan dan kejadian insomnia pada mahasiswa FK UNISBA tingkat I tahun 2022 <br>(p = 0,0440<05). Temuan ini memberikan gambaran bahwa ujian SOOCA dapat menyebabkan kecemasan dan kejadian insomnia pada mahasiswa kedokteran. Ujian SOOCA di FK Unisba, menjadi pemicu kecemasan pada mahasiswa kedokteran. Situasi ujian lisan ini meningkatkan kecemasan dan masalah tidur. Pengalaman peran baru dan sistem PBL juga berkontribusi pada kecemasan mahasiswa tingkat satu. Saran untuk penelitian berikutnya melibatkan perluasan sampel, pendekatan penelitian longitudinal, dan eksplorasi faktor tambahan yang memengaruhi hubungan antara kecemasan dan insomnia pada mahasiswa. Disarankan juga mempertimbangkan implementasi program kesejahteraan mahasiswa dengan fokus pada manajemen stres, konseling, dan dukungan holistik di lingkungan akademik.</p>2024-07-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/4104Gambaran Karakteristik Usia, Riwayat Hipertensi Sebelum Hamil dan Status Gravida Pada Penderita Preeklampsia di RSUD AL - Ihsan Kabupaten Bandung Tahun 2021-20222024-07-12T11:35:53+08:00Triya Mustika Sukendarmustikatriya@gmail.comMia Kusmiatidr.mia74@gmail.comAriko Rahmat Putraarikorp@gmail.com<p><strong>Abstract.</strong> The aim of this research is to determine the characteristics of age, gravida status and history of hypertension in preeclampsia sufferers at Al-Ihsan Hospital, Bandung Regency in 2021 - 2022. The research is descriptive with a cross-sectional method, using secondary data from medical records at Al-Ihsan Hospital, Bandung Regency. The sample selection technique using total sampling obtained a research population of 262 respondents. The conclusion of this study is that the age of preeclampsia sufferers is more common at the age of 20-35 years, the gravida status of preeclampsia sufferers is more common in multigravidas and the majority of preeclampsia sufferers do not have a history of hypertension. The results of this study stated that 163 respondents were aged 20-35 years, 174 respondents had multigravida status and 190 respondents had no history of hypertension. These results are not in line with the theory that the risk of pregnancy complications is low at reproductive age, namely between the ages of 20-35 years, but is high at ages under 20 years and over 35 years. Primigravidas are at risk of experiencing preeclampsia than multigravidas because preeclampsia usually occurs in women who are first exposed to vulus. chorion due to immunological mechanisms and pregnant women who have a history of hypertension have a greater risk of preeclampsia.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran karakteristik usia, status gravida dan riwayat hipertensi pada penderita preeklampsia di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung tahun 2021 – 2022. Penelitian bersifat deskriptif dengan metode cross sectional, menggunakan data sekunder rekam medik di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung. Teknik pemilihan sampel dengan total sampling diperoleh populasi penelitian berjumlah 262 responden. Simpulan dari penelitian ini adalah usia penderita preeklampsia lebih banyak terjadi pada usia 20-35 tahun, status gravida penderita preeklampsia lebih banyak terjadi pada multigravida dan Sebagian besar penderita preeklampsia tidak memiliki riwayat hipertensi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa 163 responden berada pada usia 20-35 tahun, 174 responden berstatus multigravida dan 190 responden tidak memiliki riwayat hipertensi. Hasil ini tidak sejalan dengan teori bahwa risiko komplikasi kehamilan rendah pada usia reproduktif yaitu antara usia 20-35 tahun namun tinggi pada usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun, primigravida berisiko mengalami preeklamsia daripada multigravida karena preeklamsia biasanya timbul pada wanita yang pertama kali terpapar vulus korion akibat mekanisme imunologik dan Ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi memiliki resiko lebih besar terhadap kejadian preeklampsia.</p>2024-07-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/4398Studi Literatur: Peran Status Gizi pada Hasil Akhir Pengobatan Tuberkulosis Paru Anak2024-07-15T12:30:32+08:00Clarisa Alfatihah Ermanclarisaalfatihaherman03@gmail.comHeni Muflihahhenimuflihah@unisba.ac.idIsmawatiisma.fkunisba@gmail.com<p><strong>Abstract.</strong> This literature study was conducted to collect literature on the role of nutritional status in the final outcome of childhood tuberculosis (TB) treatment. The method used is a literature study that collects several previous studies to determine the role of nutritional status in the final outcome of childhood tuberculosis treatment. The results of this study show that nutritional status plays a role in bacterial sterilization through immune system function and absorption of anti-tuberculosis drugs (OAT). Thus, poor nutritional status can lead to failure of pediatric TB treatment due to decreased immunity and inhibition of OAT absorption.</p> <p><strong>Abstrak. </strong>Studi literatur ini dilakukan untuk mengumpulkan literatur mengenai peranan status gizi pada hasil akhir pengobatan Tuberkulosis (TB) anak. Metode yang digunakan adalah dengan studi literatur yang mengumpulkan beberapa penelitian terdahulu untuk mengetahui peranan status gizi pada hasil akhir pengobatan Tuberkulosis anak. Hasil dari studi ini menunjukkan status gizi berperan pada sterilisasi bakteri melalui fungsi sistem kekebalan tubuh dan penyerapan obat anti tuberkulosis (OAT). Dengan demikian, status gizi kurang dapat menyebabkan kegagalan pengobatan TB anak karena penurunan kekebalan tubuh dan terhambatnya penyerapan OAT.</p>2024-07-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteranhttps://journals.unisba.ac.id/index.php/JRK/article/view/4564Gambaran Osteoporosis Lanjut Usia di RS Al-Islam Bandung2024-07-31T23:32:42+08:00Indah Galuh Mulyadigaluhmulyadiindah@gmail.comYuniarti Yuniarticandytone26@gmail.comFebriana Kurniasarifebriana.kurniasari@unisba.ac.id<p>Osteoporosis adalah kondisi yang tidak normal pada tulang yang ditandai dengan turunnya densitas atau kepadatan massa tulang. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyakit osteoporosis terdiri dari banyak hal, beberapa faktor risikonya yaitu indeks massa tubuh (IMT), usia, jenis kelamin, merokok, dan penyakit sistemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan osteoporosis pada pasien usia lanjut di Poli Ortopedi Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Teknik pemilihan sampel penelitian ini menggunakan <em>purposive sampling</em>, dengan subjek penelitian sebanyak 60 orang. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. Pengambilan data dilakukan dengan mendata tinggi badan, berat badan, IMT, usia, serta diagnosis dari rekam medis pasien. Uji statistik menggunakan <em>chi square test</em>. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah kejadian osteoporosis lanjut usia di Rumah Sakit Al-Islam sebanyak 55 orang (91,7%) dan jumlah kejadian osteoporosis tidak lanjut usia si Rumah Sakit Al-Islam sebanyak 5 orang (8,3%). Hasil analisis hubungan indeks massa tubuh dengan osteoporosis lanjut usia di Poli Ortopedi Rumah Sakit Al-Islam menunjukkan hasil yang tidak signifikan dengan nilai p=0,638 (p<0,05). Hal ini dapat terjadi karena kejadian osteoporosis lanjut usia tidak hanya berhubungan dengan indeks massa tubuh, namun banyak faktor lain yang mempengaruhi.</p>2024-07-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Kedokteran