https://aboutmusicschools.com https://slotmgc.com https://300thcombatengineersinwwii.com https://mobilephonesource.co.uk https://discord-servers.io https://esmark.net https://slotmgc.com https://nikeshoesinc.us https://ellisislandimmigrants.org https://holidaysanthology.com https://southaventownecenter.net https://jimgodfreydesign.com https://mckinneypaintingpros.com https://enchantedmansion.org https://mckinneypaintingpros.com https://laurabrodieauthor.com https://holidaysanthology.com https://ardictionary.com https://113.30.151.116 https://103.252.118.20 https://206.189.83.174 https://157.230.39.109 https://128.199.85.208 https://172.104.51.149 https://174.138.21.250 https://157.245.50.183 https://152.42.239.189 https://188.166.210.125 https://152.42.178.155 https://192.53.172.202 https://172.104.188.91 https://103.252.118.157 https://63.250.61.107 https://165.22.104.74

Pekerjaan Ibu sebagai Faktor Dominan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24 –59 Bulan

Authors

  • Asty Sabrina Utami Universitas Islam Bandung
  • Zulmansyah
  • Ismet Muchtar Nur

DOI:

https://doi.org/10.29313/jrk.vi.2300

Keywords:

Balita, Pekerjaan Ibu, Stunting

Abstract

Abstract. Stunting is a condition of failure to grow in toddlers due to chronic malnutrition thus it is too short for their age. Data from BKKBN 2017 showed that in Garut Regency is the highest in West Java with a stunting prevalence rate that exceeds the national prevalence rate. Data from the Garut Regency Health Office indicated that Mulyasari Village, Bayongbong District, is one of the districts in the Garut Regency with a significant stunting rate. This study aims to determine the frequency and description of the characteristic description of stunted children in children aged 24-59 months, maternal characteristics, environmental characteristics, and behavioral characteristics in Mulyasari Village, Bayongbong District, Garut Regency in 2021.This type of research is descriptive observational research that is retrospective. The data were analyzed using univariate analysis. The results of this study showed that the most of the toddlers were stunted (87%) which the dominant factor in the incidence of stunting among children aged between 24 and 59 months in Mulyasari Village, Bayongbong District, Garut Regency in 2021 is unemployed mothers, representing 87% of cases.

Abstrak. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat adanya kekurangan gizi kronis sehingga terlalu pendek untuk usianya. Data BKKBN 2017 menunjukkan bahwa Kabupaten Garut menjadi urutan tertinggi di Jawa Barat dengan angka prevalensi stunting yang melebihi angka prevalensi nasional. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut menunjukkan bahwa Desa Mulyasari Kecamatan Bayongbong menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Garut yang menjadi fokus utama daerah stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi dan gambaran karakteristik anak stunting pada anak usia 24 – 59 bulan, karakteristik ibu, karakteristik lingkungan dan karakteristik perilaku di Desa Mulyasari Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut Tahun 2021. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif yang bersifat retrospektif. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar balita stunting dengan kategori stunted (87%) dengan faktor yang mendominasi pada kejadian stunting di Desa Mulyasari Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut tahun 2021 adalah ibu yang tidak bekerja yaitu sebesar 87%.

References

[1] Rahayu A, Yulidasari F, Putri AO, Anggraini L. Study Guide - Stunting dan Upaya Pencegahannya. Hadianor, editor. Buku stunting dan upaya pencegahannya. Yogyakarta: Penerbit CV Mine; 2018.
[2] 13 Kabupaten di Jabar Kasus Stunting Tinggi [Internet]. Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2018 [cited 2021 Nov 14]. Available from: https://jabarprov.go.id/index.php/news/30750/2018/11/18/13-Kabupaten-di-Jabar-Kasus-Stunting-Tinggi
[3] Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Semester I. Sakti ES, editor. Vol. 301, Pusat Data dan Informasi. Jakarta; 2018.
[4] Putri RM, H WR, Maemunah N. Kaitan Pendidikan,Pekerjaan Orang Tua Dengan Status Gizi Anak Pra Sekolah. J Care. 2017;5(2):231–45.
[5] Imani N. Stunting Pada Anak: Kenali dan Cegah Sejak Dini. In Hijaz Pustaka Mandiri; 2020. p. 121.
[6] World Health Organization. Childhood Stunting: Challenges and opportunities. Report of a Promoting Healthy Growth and Preventing Childhood Stunting colloquium. WHO Geneva. 2014;34.
[7] World Health Organization. No Title [Internet]. WHO. 2015. Available from: https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell
[8] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. In 2012. p. 1–42.
[9] Sampe A, Toban R, Madi M. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Anak Balita. Matern Neonatal Heal J. 2022;3(1):7–11.
[10] Rahayu A, Yulidasari F, Putri AO, Rahman F. Riwayat Berat Badan Lahir dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia Bawah Dua Tahun. Kesmas Natl Public Heal J. 2015;10(2):67.
[11] Nurhidayati T, Rosiana H, Rozikhan. Usia Ibu Saat Hamil dan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 1-3 Tahun. Midwifery Care J. 2020;1.
[12] Sani M, Solehati T, Hendarwati S. Hubungan Usia Ibu saat Hamil dengan Stunted pada balita 24-59 bulan. Holistik J Kesehat. 2019;13(4).
[13] Nasution D, Nurdiati DS, Huriyati E. Berat badan lahir rendah (BBLR) dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan. J Gizi Klin Indones. 2014;11(1):31–7.
[14] Savitra R, Amelia F. Hubungan Pekerjaan Ibu, Jenis Kelamin, dan Pemberian Asi Eklusif Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita 6-59 Bulan di Bangka Selatan. J Kesehat Poltekkes Kemenkes Ri Pangkalpinang. 2020;8(1).
[15] Noorhasanah E, Isna Tauhidah N, Chalida Putri M, Studi PS, Ners Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin K. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tatah Makmur Kabupaten Banjar. J Midwifery Reprod. 2020;Vol. 4(No. 1):13–20.
[16] Tim Indonesiabaik.id. Bersama Perangi Stunting [Internet]. Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik. 2019. 71 p. Available from: http://indonesiabaik.id/public/uploads/post/3444/Booklet-Stunting-09092019.pdf
[17] Agustin L, Rahmawati D. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting. Indones J Midwifery. 2021;4(1):30.
[18] Supariasa DN, Purwaningsih H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Balita di Kabupaten Malang. Karta Rahardja [Internet]. 2019;1(2):55–64. Available from: http://ejurnal.malangkab.go.id/index.php/kr
[19] Apriluana G, Fikawati S. Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara. Media Penelit dan Pengemb Kesehat. 2018;28(4):247–56.
[20] Husnaniyah D, Yulyanti D, Rudiansyah R. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kejadian Stunting. Indones J Heal Sci. 2020;12(1):57–64.
[21] Olo A, Mediani HS, Rakhmawati W. Hubungan Faktor Air dan Sanitasi dengan Kejadian Stunting pada Balita di Indonesia. J Obs J Pendidik Anak Usia Dini. 2021;5(2):1113–26.
[22] Nisa SK, Lustiyati ED, Fitriani A. Sanitasi Penyediaan Air Bersih dengan Kejadian Stunting pada Balita. J Penelit dan Pengemb Kesehat Masy Indones. 2021;2(1):17–25.
[23] Sukoco NEW, Pambudi J, Herawati MH. Relationship Between Nutritional Status of Children Under Five with Parents Who Work. Bul Penelit Sist Kesehat. 2015;18(4):387–97.
[24] Samiyati M, Suhartono, Dharminto. Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar Kabupaten Pekalongan. J Kesehat Masy. 2019;7(1):388–95.
[25] Syam DM, Sunuh HS. Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan, Mengelola Air Minum dan Makanan dengan Stunting di Sulawesi Tengah. Gorontalo J Public Heal. 2020;3(1):15.

Downloads

Published

2023-07-29