Kampanye Budaya Beberes di Media Sosial Instagram

Authors

  • Refi Maulana Yusuf Jurnalistik, Universitas Islam Bandung
  • Dadi Ahmadi Jurnalistik, Universitas Islam Bandung

DOI:

https://doi.org/10.29313/jrjmd.v2i2.1530

Keywords:

Kampanye, Media Sosial, Self Service

Abstract

Abstract. This study discusses the culture of beberes campaign in Kentucky Fried Chicken in introducing self service facilities. The lack of concern for cleanliness is still a big problem in Indonesia, because of the lack of awareness of the importance of cleanliness which is not owned by everyone. Therefore, KFC as a fairly large fast food restaurant began to introduce self service through a campaign called Beberes Culture. The campaign which contains responsibility for the used food containers to be disposed of in its place, wants to restore an independent Indonesian culture and care for the cleanliness of the surrounding environment. There needs to be a campaign media that is capable of carrying out this activity, one of the media chosen by KFC is through Instagram @kfcindonesia. Don't forget to put a hash mark on each upload that says "culture is fine," both in the writing column and also in some image uploads. This study uses a qualitative research method with a descriptive approach. Data collection techniques in this study were in the form of observation, interviews with 2 informants and literature study. By using analysis techniques and source triangulation. The results of this study found that the cultural campaign was wrong which was carried out by KFC through several stages such as planning, implementation, obstacles and evaluation. Planning is done by compiling the goals to be achieved, how to convey and the content of the message to be conveyed. The campaign is carried out through social media, KFC outlets and environmental care activities. The obstacles that occur are the pros and cons of the community regarding the cultural campaign. Evaluation is done by asking directly to consumers about the assessment of the culture campaign beberes.

Abstrak. Penelitian ini membahas mengenai kampanye budaya beberes di Kentucky Fried Chicken dalam memperkenalkan fasilitas self service. Masih kurangnya kepedulian terhadap kebersihan masih menjadi sebuah permasalahan yang cukup besar di Indonesia, karena minimnya kesadaran akan pentingnya kebersihan yang belum di miliki oleh semua orang. Oleh karena itu KFC sebagai restoran cepat saji yang cukup besar mulai memperkenalkan self service (pelayanan sendiri) melalui kampanye yang bernama Budaya Beberes. Kampanye yang berisi tentang tanggungjawab terhadap bekas makan yang telah digunakan untuk dibuang pada tempatnya, ingin mengembalikan budaya Indonesia yang mandiri dan peduli terhadap kebersihan di lingkungan sekitarnya. Perlu adanya media kampanye yang mempuni untuk melakukan kegiatan ini, salah satu media yang dipilih oleh pihak KFC adalah melalui instagram @kfcindonesia. Disetiap unggahannya tidak lupa diberikan tanda pagar yang bertuliskan budayabeberes, baik di kolom tulisan dan juga di beberapa unggahan gambar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualtatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa observasi, wawancara terhadap 2 informan dan studi pustaka. Dengan menggunakan teknik analisis dan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa kampanye budaya beberes yang dilakukan oleh KFC melalui beberapa tahapan seperti perencanaan, pelaksanaan, hambatan dan evaluasi. Perencanaan dilakukan dengan menyusun tujuan yang ingin dicapai, cara menyampaikan dan isi pesan yang ingind disampaikan. Pelaksanaan kampanye dilakukan melalui media sosial, gerai KFC dan kegiatan peduli lingkungan. Hambatan yang terjadi adanya pro-kontra masyarakat mengenai kampanye budaya beberes. Evaluasi dilakukan dengan menanyakan  langsung kepada konsumen mengenai penilaian terhadap kampanye budaya beberes.

 

References

Anggito, Albi, and Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: Jejak Publisher.

Ardianto, Elvinaro. 2014. Handbook of Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Armstrong, Philip Kotler dan Gery. 1997. Prinsip-Prinsip Pemasaran. 8th ed. Jakarta: erlangga.

Cutlip, Scott. M., Center Allen H. &. Broom. Glen. M. 2009. Effective Public Relations. 9th ed. Jakarta: Kencana.

Dewantara, Ki Hadjar. 2011. “Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode Dalam Penelitian Pertunjukan.” Harmonia: Journal of Arts Research and Education 11(2):173–79. doi: 10.15294/harmonia.v11i2.2210.

Dr. Rulli Nasrullah, M. S. 2019. “Teori Dan Riset Khalayak Media.” 144 pages.

Hariyanti, Novi Tri, and Alexander Wirapraja. 2018. “Pengaruh Influencer Marketing Sebagai Strategi Pemasaran Digital Era Moderen (Sebuah Studi Literatur).” Jurnal Eksekutif 15(1):133–46.

Littlejohn, Stephen, and Karen A. Foss. 2014. Teori Komunikasi. 9th ed. 2014: Salemba Humanika.

Rahardjo, Adisasmita. 2011. “Manajemen Pemerintah Daerah.” 164.

Sugiyono. 2016. Metode Peneltian Dan Pengembangan (R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim Stiletto Book dan Ranny Afandi. 2019. “How to Win Instagram.”

Widoyoko, Eko Putro. 2012. “Teknik Penyusunan Instrumen Penulisan.” 254.

Yulianita, Neni. 2007. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Pusat Penerbitan Universitas.

Downloads

Published

2022-12-21