Nyaman dan Aman ketika Bermain di Ruang Digital
DOI:
https://doi.org/10.29313/jrjmd.v2i2.1365Keywords:
Berdaya Internet, Perlindungan Data Pribadi, Berpikir KritisAbstract
Abstract. The digital space promises a lot of "toys" for human life today, especially since 2020 when the Covid 19 pandemic hit the country because many activities have shifted to the virtual world, which relies on the internet network. The development of internet penetration in the country figures shows a significant number to prove the current high internet users. The We Are Social Hootsuite data released last January 2021 revealed that currently there are around 274.9 million internet users in Indonesia, and 170 million people are media users, social. However, not all internet users behave well in the digital world and do not even have the critical power to choose what to share in the public sphere. This lack of awareness has led to many crimes in the digital world, in some cases due to uploading personal data in public spaces such as social media. Therefore, it is necessary to protect personal data and other digital, because it is part of the concept of Empowering the Internet that is one of the themes of the Contagious Reason Program. With a descriptive method that emphasizes the process of data exposure and observation, this paper can be part of the knowledge of internet users, especially regarding the protection of personal data.
Abstrak. Ruang digital menjanjikan banyak “mainan” untuk kehidupan manusia saat ini, terutama semenjak tahun 2020 lalu saat pandemic Covid 19 melanda negeri, karena banyak aktivitas yang berpindah ke dunia virtual, yang mengandalkan jaringan internet. Perkembangan angka penetrasi internet di tanah airpun menunjukkan angka yang signifikan untuk membuktikan tingginya pengguna internet saat ini setidaknya data hotsuit we are social yang dirilis Januari 2021 lalu mengungkap bahwa saat ini ada sekitar 274,9 juta pengguna internet di Indonesia dan 170 juta jiwa merupakan pengguna media sosial. Namun tidak semua pengguna internet berperilaku baik di dunia digital, bahkan tidak mempunyai daya kritis untuk memilih apa saja yang harus dibagikan di ruang publik. Kurangnya kesadaran ini memicubanyaknya tindak kejahatan di dunia digital, beberapa kasus karena unggahan data pribadi di ruang publik seperti media sosial. Karena itu, melindungi data pribadi dan data digital lainnya menjadi perlu dilakukan, karena bagian dari konsep Berdaya Internet yang menjadi salah satu tema dari Program Tular Nalar. Dengan metode deskriptif yang menekankan pada proses paparan data dan pengamatan, maka tulisan ini bisa menjadi bagian pengetahuan dari pengguna internet, khususnya terkait perlindungan data pribadi.
References
Akbar, Caesar. 2021. “6 Kasus Kebocoran Data Pribadi Di Indonesia.” Tempo.Co. Retrieved (https://nasional.tempo.co/read/1501790/6-kasus-kebocoran-data-pribadi-di-indonesia).
Allen, M. 2004. Smart Thinking: Skills for Critical Understanding & Writing. Australia: Oxford University Press.
APJII. 2020. Laporan Survei Internet APJII 2019-2020 (Q2).
Astuti, S. .., H. Mulyati, and G. Lumakto. 2020. “In Search of Indonesian-Based Digital Literacy Curriculum through TULAR NALAR [Paper Presentation]. ‘Islam, Media and Education in the Digital Era.’”
Donny, B. U. 2020. “Kerangka Literasi Digital Indonesia.” Retrieved (www.literasidigital.id).
Isbah, F. M. 2021. Perspektif Ilmu-Ilmu Sosial Di Era Digital: Disrupsi, Emansipasi Dan Rekognisi. Yogyakarta: UGM Press.
Masyhuri, and M. Zainuddin. 2008. Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi, Teori Dan Aplikasi. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Monggilo, Kurnia, and Banyumurti. 2020. Cakap Bermedia Digital. Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika.
Pramadi, Y. 2020. “Indonesia Di Tengah Belantara Digital: Merdeka Atau Tidak Berdaya?” Jurnal Masyarakat Dan Budaya 22(2):243–55.
Setiawan, A., and E. Yulianto. 2020. Pengantar Keamanan Media Digital, Informatika. Bandung.