https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRF/issue/feed Jurnal Riset Farmasi 2024-07-18T00:00:00+08:00 Taufik Muhammad Fakih uptpublikasi@unisba.ac.id Open Journal Systems <p><a title="JRF" href="https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRF" target="_blank" rel="noopener"><strong>Jurnal Riset Farmasi</strong> (JRF)</a> adalah jurnal <em>peer review</em> dan dilakukan dengan <em>double blind review</em> yang mempublikasikan hasil riset dan kajian teoritik terhadap isu empirik dalam sub kajian farmasi. <strong><a title="Jurnal Riset Farmasi" href="https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRF" target="_blank" rel="noopener">JRF</a> </strong>ini dipublikasikan pertama pada tahun 2021 dengan eISSN <a title="eISSN JRF" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210714122058345" target="_blank" rel="noopener">2798-6292</a> yang diterbitkan oleh <a title="UPT Publikasi" href="https://portal-publikasi.unisba.ac.id/" target="_blank" rel="noopener"><strong>UPT Publikasi Ilmiah</strong></a>, <a title="unisba" href="https://www.unisba.ac.id/" target="_blank" rel="noopener">Universitas Islam Bandung</a>. Semua artikel diperiksa plagiasinya dengan perangkat lunak anti plagiarisme. Jurnal ini akan ter-<em>indeks</em> di <a title="GS JRF" href="https://scholar.google.com/citations?hl=id&amp;authuser=9&amp;user=1a5gtawAAAAJ" target="_blank" rel="noopener">Google Schoolar</a>, <a title="Id Garuda" href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/25666" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a>, <a title="doi" href="https://search.crossref.org/?q=unisba&amp;from_ui=yes" target="_blank" rel="noopener">Crossref</a>, dan <a title="DOAJ" href="https://doaj.org/search/journals?ref=quick-search&amp;source=%7B%22query%22%3A%7B%22filtered%22%3A%7B%22filter%22%3A%7B%22bool%22%3A%7B%22must%22%3A%5B%7B%22terms%22%3A%7B%22bibjson.publisher.name.exact%22%3A%5B%22Universitas%20Islam%20Bandung%22%5D%7D%7D%5D%7D%7D%2C%22query%22%3A%7B%22query_string%22%3A%7B%22query%22%3A%22universitas%20islam%20bandung%22%2C%22default_operator%22%3A%22AND%22%2C%22default_field%22%3A%22bibjson.publisher.name%22%7D%7D%7D%7D%7D" target="_blank" rel="noopener">DOAJ.</a> Terbit setiap <strong>Juli</strong> dan <strong>Desember.</strong></p> https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRF/article/view/3756 Sediaan Serum Mikroemulsi dan Aplikasinya sebagai Antioksidan Kulit 2024-07-06T08:43:26+08:00 Shannie Megaliane Shannie1906@gmail.com Ratih Aryani ratih.aryani@unisba.ac.id Fitrianti Darusman efit.bien@gmail.com <p><strong>Abstract. </strong>The main problem with the skin, especially facial skin, which tends to be uncovered and is directly exposed to free radicals, which can harm the skin, such as UV rays, causing dry skin, aging and dark spots to appear on the skin. Therefore, antioxidant preparations are needed to reduce these free radicals. Microemulsion serum is a cosmetic preparation that contains high concentrations ands effective in treating skin problems with a clear and thermodynamically stable appearance. Based on this phenomenon, the problems in this study are formulated as follows: What is the rate of penetration of microemulsion preparations on the skin? What is the antioxidant activity of microemulsion preparations? Researchers use the literature study method, by searching for literature in the form of journals using online media such as Google Scholar, Pubmed, and other journal sites with the technique of collecting various scientific literature both primary and secondary. The results of this study were antioxidant compounds in microemulsion serum preparations that had a better penetration rate than non-microemulsion preparations and the antioxidant activity of microemulsion preparations was stronger than without microemulsion due to modification of the particle size to be smaller.</p> <p><strong>Abstrak. </strong>Permasalahan utama pada kulit terutama pada kulit wajah yang cenderung tidak tertutupi dan langsung terpapar faktor radikal bebas yang dapat membahayakan kulit seperti sinar UV sehingga menimbulkan kulit kering, penuaan dan muncul bintik-bintik hitam pada kulit. Oleh karena itu, diperlukan sediaan antioksidan untuk meredam radikal bebas tersebut. Serum mikroemulsi merupakan sediaan kosmetika yang mengandung zat aktif dan efektif dalam mengatasi permasalahan kulit dengan tampilan yang jernih dan stabil secara termodinamika. Berdasarkan fenomena tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana laju penetrasi sediaan mikroemulsi pada kulit? Bagaimana aktivitas antioksidan pada sediaan mikroemulsi? Peneliti menggunakan metode studi pustaka, dengan mencari literatur berupa jurnal menggunakan media <em>online </em>seperti <em>Google Scholar, Pubmed</em>, dan situs jurnal lainnya dengan Teknik pengumpulan berbagai literatur ilmiah baik primer maupun sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah senyawa antioksidan dalam sediaan serum mikroemulsi memiliki tingkat laju penetrasi yang lebih baik dibandingkan sediaan tanpa mikroemulsi dan aktivitas antioksidan yang dimiliki sediaan mikroemulsi lebih kuat dibandingkan tanpa mikroemulsi akibat adanya modifikasi ukuran partikel menjadi lebih kecil.</p> 2024-07-18T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Farmasi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRF/article/view/3757 Perawatan Kulit dengan Masker Alami Antioksidan untuk Peremajaan Wajah 2024-07-05T00:01:06+08:00 Novisya Nur Fadlillah novisyanurfadillah@gmail.com Mentari Luthfika Dewi mentariluthfikadewi19@gmail.com <p><strong>Abstract.</strong> Several daily activities can cause happening damage to the skin, and free radicals can raise negative impacts like aging early because that needs something innovative to prevent it. An antioxidant is something compound with characteristics that hinder the formation of free radicals inside the body using neutralization. Cosmetic preparations can be used to deliver antioxidant compounds to the skin. Face masks are the cosmetic product that applies the Occlusive Dressing Treatment (ODT) principle so that combinations can penetrate well into the skin. This study aims to determine the activity of mask preparations containing natural ingredients with antioxidant potential in skin care and rejuvenation. Research results know that prepared masks with material content and natural potential as antioxidants can be used for the maintenance and regeneration of skin so that spared from early aging as well as negative manifestations such as hyperpigmentation, wrinkles, black blemishes, and sagging of the skin.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Beberapa aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada kulit seperti radikal bebas yang dapat menimbulkan dampak negatif seperti penuaan dini, oleh karena itu diperlukan suatu inovasi untuk dapat mencegahnya. Antioksidan merupakan suatu senyawa yang memiliki sifat menghambat terjadinya pembentukan radikal bebas di dalam tubuh dengan cara netralisasi. Untuk menghantarkan senyawa antioksidan pada kulit dapat digunakan sediaan kosmetik, masker wajah adalah salah satu produk kosmetik yang menerapkan prinsip <em>Occlusive Dressing Treatment </em>(ODT) sehingga dapat membawa senyawa berpenetrasi dengan baik pada kulit. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas sediaan masker yang mengandung bahan alam dengan potensi antioksidan dalam perawatan dan peremajaan kulit. Hasil penelitian diketahui bahwa sediaan masker dengan kandungan bahan alami yang berpotensi sebagai antioksidan dapat digunakan untuk perawatan dan peremajaan kulit sehingga terhindar dari penuaan dini dan juga manifestasi negatifnya seperti hiperpigmentasi, kerutan, noda hitam, dan kekenduran pada kulit.</p> 2024-07-19T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Farmasi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRF/article/view/3759 Penetapan Kadar Fenol Total dan Flavonoid Ekstrak Kulit Pisang 'Kepok' Mentah 2024-07-05T00:06:04+08:00 Devi Zulfitriyana Devi Zulfitriyana devizulfitriyana@gmail.com Yani Lukmayani lukmayani@gmail.com Lanny Mulqie lannymulqie26@gmail.com <p><strong>Abstact.</strong> One of the bananas produced in Indonesia is banana kepok (Musa acuminata × Musa balbisiana (ABB Group) 'Kepok'. It is known that kepok banana peel has potential as an antibacterial. Compounds that have antibacterial potential include flavonoids, tannins and saponins. Based on this background, this study aims to determine how much total phenol and flavonoid levels are owned by kepok banana peel. In determining total phenol and flavonoid levels using the Uv-Vis spectrophotometer method. The results showed that total phenol levels were 135.3 mgGAE/g and flavonoids were 88.8 mgQE/g in kepok banana peel extract.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Salah satu pisang yang diproduksi di Indonesia yaitu pisang kepok (Musa acuminata × Musa balbisiana (ABB Group) ‘Kepok’. Diketahui kulit pisang kepok memiliki potensi sebagai antibakteri. Senyawa yang memiliki potensi sebagai antibakteri diantaranya flavonoid, tannin dan saponin. Berdasarakan latar berlakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak kadar fenol total dan flavonoid yang dimiliki oleh kulit pisang kepok. Pada penentuan kadar fenol total dan flavonoid menggunakan metode spektrofotometer Uv-Vis. Hasil penelitian menunjukkan kadar fenol total terdapat 135,3 mgGAE/g dan flavonoid terdapat 88,8 mgQE/g pada ekstrak kulit pisang kepok.</p> 2024-07-19T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Farmasi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRF/article/view/3767 Peresepan obat ISPA dan kepatuhan pasien pediatri di Puskesmas Riung Bandung 2024-07-05T00:08:09+08:00 Anindhita Nur Firdausya anindhitanf@gmail.com Suwendar suwendarsuwendar48@gmail.com Umi Yuniarni uyuniarni@gmail.com <p class="07StyleBodyAbstrak" style="line-height: normal;"><strong><span lang="SV" style="letter-spacing: .2pt;">Abstract. </span></strong>URTI is often defined as a respiratory infection that can be transmitted from human to human caused by an infectious agent. In URTI therapy, antibiotics are used in the treatment to kill or inhibit the growth of bacteria. The purpose of this study was to determine the prescribing pattern of drug use in pediatric patients suffering from URTI at UPT Puskesmas Riung Bandung and to determine the compliance of pediatric patients in using antibiotic drugs. The study used prospective method with sampling techniques used total sampling. The sample collection technique was carried out with the use of patient prescriptions and the scoring results of the MMAS-8. Based on the research conducted, it was found that the pattern of prescribing URTI drugs given to pediatric patients at UPT Puskesmas Riung Bandung using antibiotic and non-antibiotic drug, where the antibiotic drug used was amoxicillin and the non-antibiotic used was analgesic-antipyretic paracetamol. The most widely administered dosage forms were tablets (41.1%), and the most frequently used combination therapy was a combination of four drugs (49%). The level of compliance of pediatric patients in using antibiotics is at a low level of compliance.</p> <p class="07StyleBodyAbstrak" style="line-height: normal;"><strong>Abstrak. </strong><span lang="SV" style="letter-spacing: .2pt;">ISPA sering didefinisikan sebagai infeksi saluran pernapasan yang dapat menular dari manusia ke manusia yang diakibatkan oleh agen infeksi. Pada terapi ISPA digunakan obat antibiotik dalam pengobatannya untuk dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan dari bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola peresepan penggunaan obat pada pasien pediatri yang menderita ISPA di UPT Puskesmas Riung Bandung dan untuk mengetahui kepatuhan pasien pediatri dalam menggunakan obat antibiotik. Penelitian menggunakan metode prospektif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Teknik pengumpulan sampel dilakukan dengan menggunakan resep pasien dan hasil skoring kuesioner MMAS-8. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa Pola peresepan obat ISPA yang diberikan pada pasien pediatri di UPT Puskesmas Riung Bandung dengan menggunakan golongan obat antibiotik dan non antibiotik, yang mana golongan obat antibiotik yang digunakan adalah amoksisilin dan obat golongan non antibiotik yang digunakan adalah analgesik-antipiretik adalah parasetamol. Bentuk sediaan obat yang digunakan adalah tablet (41,1%), dan kombinasi terapi obat yang digunakan dalam menangani ISPA adalah kombinasi empat obat (49%). Tingkat kepatuhan pasien pediatri dalam menggunakan antibiotik berada dalam tingkat kepatuhan yang rendah.</span></p> 2024-07-19T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Farmasi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRF/article/view/3852 Potensi Aktivitas Antioksidan dari Daun Tin 2024-07-07T18:29:23+08:00 Balqis Hira balqishira@gmail.com <p><strong>Abstract. </strong>The fig plant (Ficus carica L.) is from West Asia. Fig leaf extract has secondary metabolites flavonoids, tannins, saponins, and triterpenoids. These compounds make fig leaves have antioxidant activity. This research aims to compare the antioxidant activity of fig leaf extract. The method used is a literature study with inclusion criteria research journals that have been published in international and national journals that are related to the antioxidant activity of fig leaves and contain the IC50 value as a parameter of the antioxidant activity, journals published in 2013-2023, and journals in the form of full text and exclusion criteria including journals that do not have an IC50 value as a parameter of the antioxidant activity of fig leaves, journals that are literature reviews and journals that only include abstract. The results of literature searches from various research journals can be seen that the 70% ethanol extract of green Jordan fig leaves shown an IC50 value of 39.03 µg/mL, the 70% ethanol extract of purple Jordan fig leaves 31.50 µg/mL, the 50% ethanol extract of Iraqi fig leaves 22.86 µg /mL, the 70% ethanol extract of Iraqi fig leaves 120.80 µg /mL the 96% ethanol extract of Iraqi fig leaves 135.84 µg /mL, fig leaf methanol extract of fig leaves 3.30 µg/mL, water extract of fig leaves 3.70 µg/mL and methanol: water extract of fig leaves 13.61 µg/mL.</p> <p><strong>Abstrak. </strong>Tanaman tin (Ficus carica L.) merupakan tumbuhan yang berasal dari Asia Barat. Ekstrak daun tin memiliki metabolit sekunder flavonoid, tanin, saponin dan triterpenoid. Senyawa tersebut yang memiliki aktivitas antioksidan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui perbandingan aktivitas antioksidan pada ekstrak daun tin. Metode yang digunakan yaitu studi literatur dengan kriteria inklusi meliputi jurnal hasil penelitian yang telah dipublikasi pada jurnal internasional maupun nasional yang berkaitan dengan aktivitas antioksidan daun tin dan memuat nilai IC50 sebagai parameter aktivitas antioksidan daun tin, jurnal yang dipublikasi pada tahun 2013-2023 dan jurnal penelitian dalam bentuk full text, serta kriteria eksklusi meliputi jurnal yang tidak terdapat nilai IC50 sebagai parameter aktivitas antioksidan dari daun tin, jurnal yang merupakan literatur review dan jurnal yang hanya mencantumkan abstrak. Hasil penelusuran pustaka dari berbagai jurnal penelitian dapat diketahui bahwa ekstrak etanol 70% daun tin green jordan memiliki nilai IC50 39,03 µg/mL, ekstrak etanol 70% daun tin purple jordan 31,50 µg/mL, ekstrak etanol 50% daun tin Iraqi 22,86 µg/mL, ekstrak etanol 70% daun tin Iraqi 120,80 µg/mL, ekstrak etanol 96% daun tin Iraqi 135,84 µg/mL, ekstrak metanol daun tin 3,30 µg/mL, ekstrak air daun tin 3,70 µg/mL dan ekstrak methanol: air daun tin 13,61 µg/mL.</p> 2024-07-19T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Farmasi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRF/article/view/3858 Penelusuran Pustaka Potensi Antioksidan Keluarga Cucurbitaceae dan Kaitannya dalam Pemanfaatan sebagai Antiinflamasi 2024-07-05T00:16:21+08:00 Delvinie Angelia Kusdianty dkusdianty@gmail.com Kiki Mulkiya qqmulkiya@gmail.com Livia Syafnir livia.syafnir@gmail.com <p><strong>Abstrak.</strong> Tanaman keluarga Cucurbitaceae adalah salah satu keluarga tanaman dengan spesies yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis serta memiliki berbagai manfaat yakni aktivitasnya sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Antioksidan dapat membantu mengurangi peradangan dengan menghambat produksi radikal bebas yang dapat memicu reaksi inflamasi dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan sel dan jaringan tubuh. Penelusuran pustaka ini bertujuan untuk mengetahui dan mengumpulkan data mengenai keterkaitan jenis tanaman-tanaman yang memiliki potensi aktivitas antioksidan dan antiinflamasi dari keluarga Cucurbitaceae. Metode yang dilakukan pada penelusuran ini adalah dengan menggunakan <em>Systematic Literatur Review </em>(SLR). Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah <em>Citrullus lanatus</em> memiliki nilai sebesar 14,729 μg/mL dengan aktivitas antiinflamasinya yang dapat meningkatkan ketebalan epitel duodenum mencit sebesar 19,03±4,47 μm setelah diinduksi ovalbumin, pada ekstrak n-heksana buah <em>Cucurbita moschata</em> nilai sebesar 30,75 μg/mL dengan aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol buah Cucurbita moschata konsentrasi 5% dapat mengurangi pembengkakan edema akibat diinduksi putih telur 5% pada kaki tikus, dan pada ekstrak etanol bunga <em>Ecballium elaterium</em> nilai sebesar 46,01 μg/mL dengan aktivitas antiinflamasi yang dapat mengurangi pembengkakan edema sebesar 82,93% yang diakibatkan induksi karaginan pada kaki mencit.</p> <p><strong>Abstract.</strong> The plant family Cucurbitaceae is one of the families of plants with species that are found in tropical and subtropical areas and have various benefits from their activities as antioxidants and anti-inflammatory agents. Antioxidants can help reduce inflammation by inhibiting the production of free radicals that trigger inflammatory reactions in the body and damage the cells and body tissues. The systematic literature review is to find out and collect data on the types of plants that have potential antioxidant and anti-inflammatory activity in the Cucurbitaceae family. The method used in this search is to use a Systematic Literature Review (SLR). The results showed that the antioxidant activity of the ethanol extract of <em>Citrullus lanatus</em> rind had an value of 14,729 μg/mL with its anti-inflammatory activity, which increased the thickness of the duodenal epithelium of mice by 19,03 ± 4,47 μm after being induced by ovalbumin. In the n-hexane extract of <em>Cucurbita moschata</em> fruit, the value was 30,75 μg/mL with the anti-inflammatory activity of the ethanol extract of <em>Cucurbita moschata </em>fruit. <em>Cucurbita moschata</em> concentration of 5% can reduce oedema swelling due to 5% egg white-induced oedema in rat feet, and in the ethanol extract of <em>Ecballium elaterium</em> flower, the value is 46,01 μg/mL with anti-inflammatory activity, which can reduce edoema swelling by 82,93%, which is caused by carrageenan induction in mice's feet.</p> 2024-07-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Farmasi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRF/article/view/3888 Potensi Aktivitas Antidepresan pada Tumbuhan Suku Malvaceae 2024-07-01T16:22:07+08:00 Yuliyani Nur Putri yulianinp28@gmail.com Siti Hazar sitihazar1009@gmail.com Sri Peni Fitrianingsih spfitrianingsih@gmail.com <p><strong>Abstrak.</strong> Depresi merupakan salah satu masalah kejiwaan yang banyak terjadi saat ini. Penggunaan antidepresan untuk mengatasi gangguan depresi memiliki efek samping yang serius bagi penggunanya. Alternatif pengobatan gangguan depresi dapat dilakukan dengan pemanfaatan bahan alam. Beberapa tanaman dari suku Malvaceae diketahui berpotensi sebagai antidepresan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi, golongan senyawa aktif serta mekanisme kerjanya sebagai antidepresan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah <em>Study Literature Review</em>. Penelusuran pustaka dilakukan dengan menggunakan kata kunci “antidepresan”, “<em>antidepressant</em>”, “famili Malvaeae” dan <em>“in vivo</em>”. Berdasarkan hasil penelusuran pustaka yang diperoleh, didapatkan sebanyak 6 tanaman dari suku Malvaceae yang telah terbukti memiliki aktivitas antidepresan. Tanaman-tanaman tersebut adalah <em>Abelmoschus manihot </em>(L.) Medik, <em>Adansonia digitata</em> L., <em>Ceiba aesculifolia</em> (Kunth) Britten &amp; Baker fill, <em>Hibiscus rosa-sinensis</em> L., <em>Hibiscus sabdariffa</em> Linn. dan <em>Hibiscus syriacus</em> L. Golongan senyawa yang berperan sebagai antidepresan adalah golongan flavonoid dengan mekanisme kerja penghambatan monoamina oksidase (MAO) dan <em>reuptake</em> neurotransmiter serotonin, penurunan kadar kortikosteron dan peningkatan kadar <em>brain-derived neurothrophic factor </em>(BDNF).</p> 2024-07-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Farmasi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRF/article/view/3889 Aktivitas Antibakteri Daun Beluntas (Pluchea indica L.) terhadap Bakteri Penyebab Jerawat Staphylococcus epidermidis 2024-07-05T00:27:40+08:00 Wini Dwiyunianti winidwiyunianti@gmail.com Yani Lukmayani Lukmayani@gmail.com Livia Syafnir LiviaSyafnir@gmail.com <p><strong>Abstract.</strong> Indonesia is a tropical country that has various types of plants. One of the plants that can grow in Indonesia is beluntas. Beluntas are plants that belong to the Asteraceae tribe which can grow wild. Beluntas are generally used as hedges or as additional food such as vegetables and fresh vegetables. One of the benefits of beluntas is as an antibacterial. This study uses the Systematic Literature Review (SLR) method. This study aims to find, collect, and conclude the literature on the antibacterial potential of beluntas leaves (Pluchea indica L) against Staphylococcus epidermidis. . Based on a literature search, beluntas leaf extract has antibacterial activity against the acne-causing bacteria Staphylococcus epidermidis.</p> <p><strong>Abstrak. </strong>Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki berbagai jenis tanaman. Salah satu tanaman yang dapat tumbuh di Indonesia adalah beluntas. Beluntas merupakan tanaman yang termasuk kedalam suku Asteraceae yang dapat tumbuh secara liar. Beluntas pada umumnya digunakan sebagai tanaman pagar ataupun sebagai makanan tambahan seperti sayur dan lalapan. Salah satu manfaat dari beluntas adalah sebagai antibakteri. Penelitian ini menggunakan metode Systematik Literatur Review (SLR). Penelitian ini bertujuan untuk mencari, mengumpulkan, dan menyimpulkan literatur tentang potensi antibakteri daun beluntas (Pluchea indica L) terhadap Staphylococcus epidermidis. . Berdasarkan penelusuran pustaka ekstrak daun beluntas memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat Staphylococcus epidermidis.</p> 2024-07-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Farmasi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRF/article/view/3890 Metode Pengolahan Limbah Cair Puskesmas Menggunakan Tahapan Elektrokoagulasi Filtrasi dan Plasma 2024-07-05T00:28:50+08:00 Fahmi Legawa fahmilegawa12@gmail.com Gita Cahya Eka Darma g.c.ekadarma@gmail.com Valentinus Galih Vidia Putra valentinus@kemenperin.go.id <p><strong>Abstract.</strong> The high level of water pollution has become a serious problem in various regions, and health centers are one of the main sources of wastewater. Treating the liquid waste from health centers is crucial to reduce its negative impact on the environment and public health. This research aims to evaluate the influence of three treatment methods, namely electrocoagulation, filtration, and plasma, on the effluent quality standards. The results of the study show that the electrocoagulation process effectively reduces the values of BOD, COD, TSS, and pH in the health center's wastewater. Additionally, the filtration process proves to be effective in reducing BOD and COD values in the wastewater. Filtration successfully removes dissolved and bound organic matter in the wastewater, thereby decreasing the BOD and COD load in the treated water. Meanwhile, the plasma process also has a positive impact by reducing COD and pH values in the wastewater. The combined use of these methods is expected to meet the effluent quality standards set by environmental regulations and contribute to maintaining the environmental and public health. Treating health center wastewater with these methods proves to be an effective solution in reducing water pollution and safeguarding valuable water resources.</p> <p><strong>Abstrak.</strong> Tingginya tingkat pencemaran air menjadi masalah serius di berbagai daerah, dan puskesmas merupakan salah satu sumber utama limbah. Pengolahan limbah cair dari puskesmas menjadi penting untuk mengurangi dampak negatifnya pada lingkungan dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh tiga tahapan metode pengolahan yaitu elektrokoagulasi, filtrasi, dan plasma terhadap standar baku mutu limbah cair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses elektrokoagulasi dapat menurunkan nilai BOD, COD, TSS, dan pH dalam limbah cair puskesmas. Selanjutnya, proses filtrasi juga terbukti efektif dalam menurunkan nilai BOD dan COD dalam limbah cair. Filtrasi berhasil menyaring dan menghilangkan materi organik terlarut dan terikat dalam air limbah, sehingga mengurangi beban BOD dan COD dalam air limbah yang diolah. Sementara itu, proses plasma juga memberikan pengaruh positif dalam mengurangi nilai COD dan pH dalam limbah cair. Penggunaan kombinasi metode ini diharapkan dapat memenuhi standar baku mutu limbah cair yang ditetapkan oleh regulasi lingkungan dan berkontribusi pada menjaga kesehatan lingkungan dan masyarakat. Pengolahan limbah cair puskesmas dengan metode-metode ini menjadi solusi efektif untuk mengurangi pencemaran air dan melindungi sumber daya air yang berharga.</p> <p>Kata Kunci: <em>Elektrokoagulasi, Filtrasi, Plasma</em></p> 2024-07-20T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Farmasi https://journals.unisba.ac.id/index.php/JRF/article/view/3891 Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Alkesa terhadap S. aureus dan E. coli 2024-05-12T21:30:19+08:00 Fakhrul Akbar Arrahim fakhrulak66@gmail.com Vinda Maharani Patricia vinda.maharani@unisba.ac.id Livia Syafnir livia.syafnir@gmail.com <p><strong>Abstract</strong>. Alkesa fruit (Pouteria campechiana (Kunth) Baehni) has many benefits, one of which is suspected to possess pharmacological activity as an antibacterial agent. Staphylococcus aureus and Escherichia coli are pathogenic bacteria that commonly cause diseases in humans, such as diarrhea. The aims of this study was to determine the antibacterial activity of the ethanol extract of alkesa fruit against Staphylococcus aureus and Escherichia coli, as well as to determine the Minimum Inhibitory Concentration (MIC). The antibacterial activity test was conducted using the agar diffusion method with ethanol extract of alkesa fruit at concentrations ranging from 35% to 100% (w/v). The results showed that the ethanol extract of alkesa fruit exhibited the same level of activity against both bacteria, with the same minimum inhibitory concentration, which is 36%.</p> <p><strong>Abstrak</strong>. Buah alkesa (Pouteria campechiana (Kunth) Baehni) memiliki banyak manfaat yang salah satunya diduga memiliki aktivitas farmakologi sebagai antibakteri. Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli merupakan bakteri patogen yang biasanya menimbulkan penyakit pada manusia contohnya yaitu penyakit diare. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah alkesa terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli serta menentukan Konsentrasi Hambat Minimum. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar sumuran menggunakan ekstrak etanol buah alkesa dengan rentang konsentrasi 35% - 100% (b/v). Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah alkesa memiliki aktivitas yang sama terhadap kedua bakteri dengan konsentrasi hambat minimum yang sama yaitu 36%.</p> 2024-07-22T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Jurnal Riset Farmasi