Pengaruh Metode Plasma dalam Peningkatan Penyerapan Minyak Kayu Manis (Cinnamon oil) pada Kaos Kaki dan Uji Aktivitas Antibakterinya terhadap Staphylococcus epidermidis Penyebab Bau Kaki
DOI:
https://doi.org/10.29313/jrf.v1i2.567Keywords:
Bau kaki, plasma, minyak kayu manis, Staphylococcus epidermidisAbstract
Abstract. This research aims to determine of the effect of plasma corona discharge method on the surface on socks made of Chief Value Cotton which is then soaked in cinnamon oil. This study also compare the differences between socks using and without using plasma method. After being given the treatment, the sample are testing for evaluation including physical evaluation using SEM (Scanning Electron Microscope) to see the morphological differences of the surface CVC fabric microscopically after being given plasma treatment and without plasma treatment. Chemical evaluation was carry out using FTIR (Fourier Transform Infrared) to identify the chemical groups contained in the CVC fabric after cinnamon oil was implanted in plasma treated and non plasma treated fabric. Furthermore, evaluation of antibacterial activity was carry out to compare the inhibition zones on the fabric with plasma treatment and without plasma treatment. Finally the stability test was carried out by washing the sample for twelve washes. Where in the 6th and 12th washing are testing the antibacterial activity of the sample of Staphylococcus epidermidis. From the results of research and evaluation, shown that the plasma method is a more effective technique than just immersion process.
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode plasma pijar korona pada permukaan kaos kaki berbahan Chief Value Cotton yang selanjutnya dilakukan perendaman terhadap minyak kayu manis (Cinnamon oil). Pada penelitian ini juga membandingkan perbedaan dari kaos kaki yang menggunakan dan tanpa menggunakan metode plasma. Setelah diberi perlakuan tersebut, sampel dilakukan uji evaluasi meliputi evaluasi fisik dengan menggunakan alat SEM (Scanning Electron Microscope) guna melihat perbedaan morfologi dari permukaan kain CVC secara mikroskopis setelah diberikan perlakuan plasma dan tanpa perlakuan plasma. Evaluasi kimia dilakukan dengan menggunakan FTIR (Fourier Transform Infrared) guna mengidentifikasi gugus kimia yang terdapat pada kain CVC setelah ditanamkan minyak kayu manis baik pada kain dengan perlakuan plasma dan yang tidak diberi perlakuan plasma. Selanjutnya dilakukan evaluasi antibakteri guna membandingkan diameter zona hambat pada kain dengan perlakuan plasma dan tanpa perlakuan plasma. Terakhir, dilakukan uji stabilitas dengan mencuci sampel sebanyak dua belas kali pencucian. Dimana pada pencucian ke-6 dan ke-12 dilihat aktivitas antibakteri sampel terhadap Staphylococcus epidermidis. Dari hasil penelitian dan evaluasi yang dilakukan menunjukkan bahwa metode plasma merupakan teknik yang lebih efektif dibandingkan hanya dilakukan proses perendaman saja.