https://aboutmusicschools.com https://slotmgc.com https://300thcombatengineersinwwii.com https://mobilephonesource.co.uk https://discord-servers.io https://esmark.net https://slotmgc.com https://nikeshoesinc.us https://ellisislandimmigrants.org https://holidaysanthology.com https://southaventownecenter.net https://jimgodfreydesign.com https://mckinneypaintingpros.com https://enchantedmansion.org https://mckinneypaintingpros.com https://laurabrodieauthor.com https://holidaysanthology.com https://ardictionary.com https://113.30.151.116 https://103.252.118.20 https://206.189.83.174 https://157.230.39.109 https://128.199.85.208 https://172.104.51.149 https://174.138.21.250 https://157.245.50.183 https://152.42.239.189 https://188.166.210.125 https://152.42.178.155 https://192.53.172.202 https://172.104.188.91 https://103.252.118.157 https://63.250.61.107 https://165.22.104.74

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Lengkuas Merah terhadap Bakteri Penyebab Jerawat

Authors

  • Zulfa Azmalah Farmasi, Universitas Islam Bandung

DOI:

https://doi.org/10.29313/jrf.v3i1.1808

Keywords:

antibakteri, ekstraks etanol, daun lengkuas merah

Abstract

Abstract. The skin is the outermost organ of the body that functions as a body protector against the environment. Facial skin is one that is prone to skin health problems such as acne which can be caused by oil glands, skin problems such as aging and enlarged skin pores. Acne is a skin disease that often appears in humans, especially on the face. Acne is inflammation accompanied by blockage of the ducts of the skin and hair (polysebaceous) oil glands. In Indonesia, the prevalence rate for acne sufferers is 80-85% for adolescents aged 15-18 years, 12% for women aged <25 years and 3% for those aged 35-44 years (Madelina W, 2018). Acne is more common in women than men. The causes of acne can be caused by genetic factors, endorphins, psychology, weather, stress, food, cosmetics and bacterial infections. This research was conducted by agar diffusion method using wells with Propionibacterium acnes and Staphylococus epidermidis bacteria. Bacteria were treated with ethanol extract of red galangal leaves 2%, 4%, 6%, 8% and 10%. The test parameters can be seen from the formation of clear zones around the wells. As a result, the ethanol extract of red galangal leaves was proven to have antibacterial activity against the tested bacteria. The minimum concentration on Propionibacterium acnes is 2% and on Staphylococus epidermidis is 6%.

Abstrak. Kulit adalah organ terluar tubuh yang berfungsi sebagai pelindung tubuh terhadap lingkungan. Kulit wajah merupakan salah satu yang rentan terkena masalah kesehatan kulit seperti timbulnya jerawat yang dapat disebabkan karena adanya kelenjar minyak, masalah kulit seperti penuaan dan pori kulit yang membesar. Jerawat merupakan salah satu penyakit kulit yang sering muncul pada manusia, terutama pada bagian wajah. Jerawat merupakan peradangan yang disertai dengan penyumbatan saluran kelenjar minyak kulit dan rambut (polisebasea). Di Indonesia tercatat tingkat prevalensi penderita jerawat adalah 80-85% pada remaja dengan rentan usia 15-18 tahun, 12% pada wanita usia <25 tahun dan 3% pada usia 35-44 tahun (Madelina W, 2018). Jerawat sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Penyebab timbulnya jerawat dapat disebabkan karena faktor genetik, endorfin, psikis, cuaca, stress, makanan, kosmetika dan infeksi bakteri. Penelitian ini dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan sumuran dengan bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococus epidermidis. Bakteri diberikan perlakuan dengan ekstrak etanol daun lengkuas merah 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%. Parameter pengujian dilihat dari terbentuknya zona bening di sekitar sumuran. Hasilnya, ekstrak etanol daun lengkuas merah terbukti memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji. Konsentrasi terkecil ekstrak yg membentuk zona bening pada bakteri Propionibacterium acnes adalah 2% dengan rata-rata diameter zona hambat 15,25 mm & +- SD 2,15 sedangkan pada bakteri Staphylococus epidermidis konsentrasi terkecil ekstrak yg membentuk zona bening  yaitu 6% dengan rata-rata diameter zona hambat 17,33 & +-SD 2,05

References

Afifi, R., Erlin, E., & Rachmawati, J. (2018). Uji anti bakteri ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap zona hambat bakteri jerawat Propionibacterium acnes secara in vitro. Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi, 10(01), 10-17.
Departemen Kesehataan RI. (2008). Farmakope Herbal Indonesia, 113-115, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI.(2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,
Cetakan Pertama, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Tradisional. Hal 13, 16, 31, dan 32.
Djajadisastra, J., Mun’im, A. and NP, D., 2009, Formulasi Gel Topikal Dari Ekstrak Nerii Folium Dalam Sediaan Anti Jerawat, Jurnal Farmasi Indonesia, 4 (4), 210–216.
Jawetz; Melnick, and Adelberg. (2005). Mikrobiologi Medis, Ed ke- 23, Huriwati H. (Alih Bahasa), Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
Madelina, W., & Sulistiyaningsih, S. (2018). Resistensi Antibiotik pada terapi Pengobatan Jerawat, 16(2), 105-117.
Ulaen, S. P., Banne, Y., & Suatan, R. A. (2012). Pembuatan salep anti jerawat dari ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Jurnal Ilmiah Farmasi (JIF), 3(2), 45-49.
Yanti, Y. (2020). Uji Farmakologi dan Identifikasi Senyawa pada Beberapa Tingkatan Fraksi Ekstrak Etanol Daun Lengkuas (Alpinia galanga).

Downloads

Published

2023-07-22